Pemasangan baja ringan teras dan atap rumah. Serta bangunan lain. Harus dilaksanakan secara benar. Supaya tidak menimbulkan kekecewaan bagi pemberi pekerjaan. Dan kesan negatif kepada jasa konstruksi yang melaksanakan pekerjaan. Untuk mencegah hal tersebut agar tidak terjadi. Banyak persyaratan yang harus dipatuhi.
Pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan baja ringan
Supaya kualitas pekerjaan bagus. Semua pihak yang terlibat secara langsung, maupun tidak langsung dalam pelaksanaan pekerjaan baja ringan. Harus bisa bekerja sama dengan baik. Bentuk kerjasama yang dimaksud adalah dalam hal komunikasi dan koordinasi. 2 hal ini menjadi kunci keberhasilan untuk semua pekerjaan konstruksi. Termasuk pada saat pemasangan baja ringan teras.
Secara umum, untuk proyek bangunan berskala besar. Pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan adalah:
- Pemberi pekerjaan (pemilik bangunan/owner)
- Pengawas proyek (manajemen konstruksi/MK)
- Pemborong/kontraktor (jasa kontruksi)
- dan Tenaga kerja (engineer dan tukang).
Namun, khusus pekerjaan yang berskala kecil. Sering tidak melibatkan pengawas. Parahnya, sering pula tidak melalui jasa konstruksi. Melainkan (pemilik bangunan) langsung memberi tugas kepada tukang untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Akhirnya kualitas bangunan sangat jelek. Dan mengecewakan pemilik bangunan. Kalau sudah begitu, yang salah siapa?. Bukankah pemberi pekerjaan itu sendiri?.
20 hal yang wajib Anda hindari saat melaksanakan pekerjaan baja ringan atap
Beberapa artikel sebelumnya, telah menyinggung cara melaksanakan pekerjaan baja ringan yang benar. Kemungkinan besar, oleh penulis-penulis lain pun telah mengulas lebih dalam mengenai hal tersebut. Oleh sebab itu, untuk menambah wawasan teman-teman sekalian. Mengenai pemasangan baja ringan teras dan atap rumah, kami buat dari perspektif yang berbeda. Hal-hal yang harus Anda hindari ada 20 macam, yaitu:
1. Mengukur bangunan pada saat ring balok belum jadi
Cek ukuran bangunan untuk keperluan rangka atap. Seharusnya dilakukan setelah ring balok selesai terpasang. Atau setidaknya sebelum pengecoran. Supaya akurat. Kalau dilakukan sebelum itu, kemungkinan besar bentangan kuda-kuda akan meleset.
2. Desain rangka atap tidak sesuai dengan kebutuhan bangunan
Kebutuhan, dan kinerja bangunan dapat terpenuhi dengan baik. Salah satunya adalah dengan adanya pemasangan rangka atap. Namun, hal tersebut tidak bisa tercapai begitu saja. Melainkan harus campur tangan ahli. Yakni mulai dari perencanaan konstruksi atap. Terkait dengan kebutuhan bangunan, syarat yang harus dipenuhi adalah:
- Sudut kemiringan atap sesuai dengan gambar desain dan jenis atap
- Kekuatan rangka atap sesuai dengan standar yang berlaku.
3. Bentang kuda-kuda terlalu lebar
Memaksakan kuda-kuda baja ringan pada bentangan 12 meter, atau lebih. Merupakan kesalahan terbesar para pemborong. Maka dari itu, guna memastikan lebar bangunan, harus dilakukan survei/cek lapangan. Walau sekedar untuk pemasangan baja ringan teras.
4. Pemasangan rangka atap pada ketinggian >10 meter
Beban angin pada ketinggian >10 meter dapat menimbulkan deformasi pada konstruksi atap. Oleh sebab itu, tidak di ijinkan untuk rangka atap baja ringan. Sekalipun menggunakan material baja ringan yang berukuran besar/tebal. Karena sistem sambungan baja ringan adalah baut screw. Bukan baut mur. Baut skrup mudah lepas, kalau mengalami gerakan secara terus-menerus.
5. Mengabaikan aspek estetika
Walau baja ringan merupakan sub pekerjaan konstruksi. dan tidak berkaitan langsung dengan tampilan bangunan. Namun, dalam pelaksanaan pekerjaan tidak boleh mengabaikan estetika. Sebab, sedikit saja terjadi kesalahan pada pemasangan baja ringan. Dapat merubah tampilan bangunan keseluruhan.
Misalnya ketika memasang kanopi. Awalnya sudut kemiringan atap menghadap ke Timur. Namun dalam pelaksanannya Anda rubah ke Barat. Maka berdampak pada elemen bangunan yang terkait dengannya. Misalnya talang, lisplang, konsol dan sebagainya. Akhirnya bangunan kurang menarik. Karena tidak sesuai dengan gambar desain.
6. Sistem borongan lump sum
Sub pekerjaan konstruksi cocoknya adalah sistem unit price. Seperti pemasangan baja ringan teras, atap rumah, kanopi dan lain-lain. Bukan Lum Sum. Alasannya adalah:
- Nilai borongan relatif kecil. Sehingga, kalau sampai terjadi salah hitung. Pasti pemborong akan mengalami kerugian.
- Pekerjaan baja ringan sudah umum dimata masyarakat. Sehingga sulit untuk mendapatkan harga yang bagus. Justru cenderung bersaing dengan cara yang tidak sehat.
- Bilamana terjadi penambahan/pengurangan volume. Pemberi pekerjaan, dan yang melaksanakan pekerjaan (pemborong) tidak bakal rugi. Karena volume pekerjaan dihitung setelah pekerjaan selesai. Kemudian di kali dengan harga satuan yang disepakati.
7. Harga borongan terlalu mepet
Pada saat pengajuan penawaran harga. Terjadi pesaingan yang tidak wajar antara sesama pemborong. Sebaiknya jangan ambisi untuk mendapatkan pekerjaan tersebut. Supaya harga borongan Anda jangan terlalu mepet. Dengan demikian, Anda terhindar dari kerugian.
8. Tidak pakai DP (Down Payment)
Walau hanya pemasangan baja ringan teras. Dengan sistem unit price. Nilai borongan sangat kecil. dan Anda memiliki modal kerja yang besar. Sangat penting untuk meminta Uang Muka (DP/Down Payment) dari pemilik bangunan. Yaitu sebagai tanda jadi, atau pengikat perjanjian. Sekaligus untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan kemudian hari. Misalnya owner ingkar terhadap perjanjian. Dan tidak bersedia melakukan pembayaran. Padahal pekerjaan telah rampung.
Namun sebaliknya, pihak pemborong pun harus konsekuen. Segera melaksanakan pekerjaan setalah menerima DP. Serta menggunakan DP tersebut untuk kepentingan pekerjaan. Bukan untuk hal-hal lain, yang dapat mengakibatkan proses pelaksanaan pekerjaan terganggu.
9. Proses pelaksanaan pekerjaan asal-asalan
Indikasi pekerjaan baja ringan yang dilakukan secara asal-asalan, mungkin tidak semua orang tahu. Umumnya diketahui setelah pemasangan atap. Ternyata tidak lurus. Hal itu disebabkan oleh rangka atap yang tidak level. Mengapa tidak level?. Karena pemasangan plat landas tidak rata. Antara kuda-kuda yang satu dengan yang lain. Beda tinggi.
10. Spek material baja ringan tidak sesuai kesepakatan
Kalau spek material sesuai dengan kesepakatan, maka pemasangan baja ringan teras akan berjalan lancar. Demikian pula sebaliknya. Oleh sebab itu, penting membiasakan diri untuk memegang komitmen. Bukan melakukan manufer. Atau tipu-tipu. Demi mendapatkan keuntungan yang besar. Itu tidak benar!.
11. Kebutuhan material di press
Press adalah istilah untuk pembelian material yang dilakukan secara pas-pasan. Hal ini umumnya disebabkan oleh 2 hal, yakni:
- Karena harga borongan nge-press
- Dan tidak memiliki modal kerja yang cukup.
Dampaknya adalah harus menyambung material, agar bisa digunakan untuk membuat suatu rangka konstruksi. Padahal cara tersebut tidak benar. Apalagi sambungan dilakukan lebih dari 1x, untuk 1 batang baja ringan.
Pelaksanaan sambungan diperbolehkan pada pekerjaan baja ringan, bilamana panjang batang melebihi standar ukuran pabrik. Misal, untuk membuat batang atas kuda-kuda. Jika lebih dari 6 meter. Maka boleh disambung. Tapi, kurang dari 6 meter. Tidak di benarkan.
12. Menggunakan material bekas
Modusnya, pemasangan baja ringan teras atau atap rumah, tidak sepenuhnya menggunakan material bekas. Melainkan dengan cara mencampur. Tujuannya adalah baik. Yakni untuk menghindari sambungan. Namun hal tersebut jelas mengurangi kualitas bangunan. Karena spek material bekas belum tentu sama dengan material utama (baru). Belum lagi kondisi material. Apakah sudah berkarat, bengkok dan lain sebagainya. Namanya juga bekas!.
13. Kualitas material tidak bagus
Hal ini terjadi karena spek bahan tidak disebutkan secara spesifik dalam perjanjian borongan pekerjaan. Akhirnya membuka peluang bagi pemborong untuk menggunakan material yang tidak berkualitas. Yang benar adalah menyebutkan spek material dengan jelas. Bila perlu, membuat sample bahan sebelum pekerjaan mulai.
14. Komponen rangka baja ringan tidak komplit
Dengan alasan apapun, tidak dibenarkan memasang rangka baja ringan, kalau komponennya tidak lengkap. Karena kekuatan baja ringan terletak pada komponen-komponen tersebut. Bukan pada material baja ringan. Dengan kata lain, material baja ringan tidak bisa berfungsi dengan baik, tanpa menggunakan komponen tambahan.
15. Jumlah baut skrup tidak sesuai ketentuan
Misalnya untuk memasang reng. Minimal menggunakan 2 buah baut skrup. Untuk 1 titik sambungan. Tapi, karena ingin cepat selesai. Hanya menggunakan 1 buah skrup. Demikian juga ketika memasang rangka kuda-kuda. Jumlah baut skrup minimal 3 buah. Praktiknya, kerap dikurangi menjadi 2 buah.
2 contoh kasus tersebut jelas merugikan pemilik bangunan. Rugi secara materi. Karena tidak sesuai dengan perjanjian kerja, ketentuan yang berlaku dan syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan. Serta kerugian secara materil. Yaitu mengurangi kekuatan konstruksi.
16. Baut skrup tidak kencang
Umumnya disebabkan oleh faktor kesengajaan. Terlihat sepele. Namun dapat mengakibatkan konstruksi rubuh. Padahal proses pemasangan baut skrup sangat mudah. Yaitu dengan menggunakan bor tangan. Dengan alat tersebut, skrup sangat mudah di kencangkan. Karena dilaksanakan bersamaan dengan proses pengeboran.
17. Baut skrup dan angkur terlalu pendek
Untuk pekerjaan pemasangan baja ringan teras dan kuda-kuda atap rumah. Panjang baut skrup dan angkur harus sesuai ketentuan. Yaitu minimal 20 mm dan 75 mm. Namun karena kurangnya pengalaman, pemborong sering mengabaikan ketentuan tersebut. Ditambah lagi, adanya ambisi untuk memperoleh keuntungan yang besar. Akhirnya menggunakan baut skrup dan angkur yang lebih pendek.
18. Batang jurai tidak double
Dari segi keuatan, pemasangan rangka jurai baja ringan dengan material single mungkin sudah memenuhi syarat. Namun untuk memasang reng pada jurai, pasti akan mengalami kendala. Selain tidak sempurna, salah satu reng tidak bisa menggunakan skrup. Oleh sebab itu, batang jurai harus double. Bukan karena pertimbangan kekuatan jurai. Tapi, untuk memudahkan pemasangan reng. Contoh pemasangan jurai yang benar, sepeti gambar berikut.
19. Elevasi kuda-kuda tidak rata
Merupakan kesalahan terbesar pada saat pemasangan baja ringan teras dan kuda-kuda. Dan harus di perbaiki sebelum fatal. Penyebabnya ada 3 macam, yaitu:
- Tidak memiliki alat kerja yang memadai. Khususnya waterpass, dan selang air.
- Melaksanakan pekerjaan secara buru-buru.
- Tukang tidak berpengalaman.
20. Pekerja tidak terampil
19 macam kesalahan di atas makin parah, kalau tukang yang melaksanakan pekerjaan ternyata tidak terampil. Ditambah dengan pengawasan yang lemah. Dan akhirnya kualitas pekerjaan tidak sesuai dengan harapan.
Penting menggunakan tenaga kerja yang terampil, karena terbukti mampu mengatasi segala macam kendala selama melaksanakan suatu pekerjaan. Dengan cara yang profesional, dan tidak merugikan salah satu pihak (pemborong atau pemilik bangunan). Sebab bagi tukang yang profesional, kualitas pekerjaan menjadi prioritas utama.
Pentingnya kerjasama dari berbagai pihak untuk melaksanakan pekerjaan baja ringan
Begitu banyak bukan hal-hal yang harus Anda cegah. Agar pemasangan baja ringan teras dan atap bangunan berkualitas bagus?. Maka dari itu, perlu kerjasama yang baik dari semua pihak. Khususnya yang terkait langsung dengan pelaksanaan pekerjaan. Misalnya dalam hal pengawasan. Tentu tidak bisa di-handle pemilik bangunan. Melainkan harus menggunakan jasa MK. Atau, setidaknya seorang ahli di bidang baja ringan.
Begitu pula pihak pemborong. Wujud kerjasama yang baik harus di tunjukkan. Yaitu dengan cara mematuhi perjanjian borongan kerja. Serta syarat-syarat yang tercantum di dalamnya. Dengan demikian, dipastikan kualitas pekerjaan bagus.