Kerusakan struktur bangunan dapat terjadi tanpa membedakan jenis material yang digunakan. Apakah beton bertulang, baja profil atau kayu. Dan akibatnya sangat serius. Maka dari itu, harus diantisipasi sebaik mungkin. Supaya jangan sampai terjadi. Bilamana sudah terjadi, sangat sulit untuk menanganinya.
Pengertian kerusakan struktur bangunan dan penyebabnya
Kerusakan atau kegagalan struktur bangunan adalah suatu keadaan dimana hasil pekerjaan penyedia jasa konstruksi (kontraktor), tidak sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan yang telah disepakati dalam gambar, maupun dokumen proyek. Baik secara keseluruhan, atau hanya sebagian saja. Sehingga mengakibatkan orang lain mengalami kerugian. Serta bangunan tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan.
a. Dampak rusaknya struktur bangunan dan jenis kerugian
Dari segi materi, pihak yang paling dirugikan akibat kerusakan struktur bangunan adalah pemilik dan pengguna bangunan. Karena bangunan tidak dapat berfungsi sebagaimana yang diharapkan. Maka segala kegiatan dalam bangunan harus terhenti. Sambil menunggu proses perbaikan. Kalau masih mungkin dilakukan.
Selain dari segi materi. Kerugian yang dialami adalah secara psikis. Tidak hanya pemilik/pengguna bangunan. Tapi masyarakat yang berdomisili sekitar bangunan juga akan merasa was-was. Manakala terjadi hal-hal yang tidak inginkan. Misal ambruk.
b. Penyebab gagalnya konstruksi bangunan dan pihak yang bertanggungjawab
Kerusakan struktur bangunan disebabkan oleh 3 hal. Kami singkat dengan MAB, yaitu: Manusia, Alam dan Bencana.
1. Kesalahan manusia
Atau sering disebut human error. Yaitu proses pelaksanaan pembangunan yang tidak berjalan dengan benar. Seperti penggunaan bahan yang tidak berkualitas, metode kerja yang salah, alat kerja yang tidak lengkap, SDM yang kurang, serta manajemen yang buruk.
Semua hal tersebut merupakan tanggungjawab kontraktor. Namun, karena dalam pelaksanaan proyek konstruksi. Ada pihak yang mengawasi jalanya proyek. Maka pihak pengawas pun wajib turut bertanggungjawab. Karena tidak menjalankan tugas pengawasan secara benar.
2. Faktor alam
Yakni terkait dengan kondisi cuaca atau iklim. Serta kondisi lingkungan sekitar yang berdampak secara langsung dan mengakibatkan kerusakan struktur bangunan. Misalnya bangunan berada pada daerah yang rawan banjir, mengadung bahan kimia, atau zat asam yang tinggi.
Dalam hal ini, pihak yang bertanggungjawab belum tentu kontraktor. Sebelum dilakukan penyelidikan oleh pihak yang berkompeten. Bilamana proses konstruksi telah dilakukan sesuai dengan RKS bangunan. Jelas pihak kontraktor sudah melaksanakan tugas secara profesional.
Selanjutnya yang perlu diselidiki, adalah desain konstruksi bangunan. Apakah sudah tepat atau belum. Jikalau ternyata belum. Maka pihak yang sepantasnya bertanggungjawab adalah perencana bangunan.
3. Bencana alam
Seperti yang selalu dicantumkan dalam kontrak/perjanjian borongan pekerjaan. Bencana alam adalah termasuk kejadian diluar dugaan, atau Force Majeure. Maka dari itu, tidak ada yang bertanggungjawab atas kerusakan bangunan oleh bencana alam. Sehingga pemilik bangunan harus legowo soal itu.
Namun demikian, tidak menutup kemungkinan ada kesalahan manusia di dalamnya. Misalnya bangunan sudah dirancang tahan gempa. Tapi tetap saja mengalami kerusakan yang parah. Untuk itu perlu dilakukan penyelidikan. Apakah ada kemungkinan terjadi kesalahan saat pembangunan.
Jenis kegagalan struktur dan cara mencegahnya
Penting mencegah supaya kerusakan struktur bangunan jangan sampai terjadi. Mengingat dampak yang harus diterima sangat besar. Pencegahan tersebut harus dilakukan pada saat perencanaan/perancangan bangunan. Serta ketika pelaksanaan pembangunan. Pihak-pihak yang terlibat dalam upaya tersebut adalah:
- Jasa arsitek (perencana bangunan),
- Kontraktor (jasa pelaksana), serta
- Konsultan pengawas (Manajemen konstruksi).
Kegagalan konstruksi berakibat fatal, bila terjadi pada: talud, pondasi, tiang kolom. balok beton, dinding, lantai keramik, langit-langit dan penutup atap.
A. Talud penahan tanah longsor
Terjadi karena tidak mampu menahan beban vertikal dan horizontal. Ditambah lagi adanya tekanan air dari dalam tanah. Dan mengakibatkan benda-benda yang ada dibawahnya tertimbun. Guna mencegah hal itu supaya tidak terjadi, caranya mudah yaitu:
- Membuat talud sekokoh mungkin,
- Mengurangi beban di atasnya. Seperti bangunan gedung, atau benda-benda yang bergerak.
- Menanam tanaman yang dapat mencegah erosi. Misalnya pohon bambu.
B. Pondasi bangunan amblas
Kerusakan struktur bangunan seperti ini kerap terjadi pada daerah pesisir pantai, pinggir sungai/tebing, dan bekas tanah urug. Umumnya terjadi karena ukuran pondasi terlalu kecil, sehingga tidak mampu menahan beban yang bekerja pada bangunan. Atau karena jenis pondasi yang digunakan tidak sesuai dengan bangunan.
Dampak pondasi amblas adalah bangunan tidak stabil. Serta mengakibatkan dinding retak, lantai bergelombang, dan lain sebagainya. Maka dari itu, sebelum menerapkan sebuah pondasi lebih dulu melalui perhitungan struktur. Agar diketahui jenis dan ukuran Pondasi yang tepat untuk bangunan tersebut.
C. Tiang kolom miring
Kolom struktur bisa terjadi miring secara bersama, atau hanya sebagian. Penyebabnya adalah:
- Struktur pondasi tidak stabil,
- Beban melebihi batas kemampuan,
- Cara pemasangan salah
- Gempa
Sedangkan efeknya adalah mengakibatkan dinding bangunan juga turut miring. Nah, bilamana dinding sudah miring, berarti pintu dan jendela pun terdampak. Karena ketiga elemen tersebut (tiang kolom, dinding dan pintu/jendela) adalah satu kesatuan.
Penting mencegah hal tersebut supaya jangan sampai terjadi. Sebab, bila sampai terjadi, Sangat sulit untuk diperbaiki. Jalan satu-satunya adalah membongkar, dan memasang/mengganti dengan tiang kolom yang baru. Nah, ketika hal tersebut harus Anda lakukan. Berarti seluruh komponen yang terkait dengan tiang kolom juga turut Anda bongkar. Kerusakan struktur bangunan seperti ini fatal bukan?
D. Balok beton patah
Adanya gaya tekan yang melebihi kemampuan balok, sering mengakibatkan sebuah balok retak dan patah. Hal ini kerap terjadi pada balok sloof. Gaya tekan yang terjadi pada sebuah balok sloof, tidak hanya berasal dari berat bangunan. Tapi, bisa juga diakibatkan oleh kegagalan struktur yang ada diatasnya, maupun dibawahnya.
Contoh, pada saat sebuah tiang kolom rubuh. Secara tiba-tiba terjadi gaya yang besar. Akibatnya balok beton yang terhubung dengannya otomatis patah. Jangan-jangan, seketika itu pula turut rubuh.
E. Dinding ambruk
Selain karena faktor nomor 2-4. Dinding bangunan ambruk disebabkan oleh tidak memiliki penguat. Yakni berupa kolom dan balok praktis (ring balok). Pemasangan dua elemen ini harus secara bersama-sama pada sebuah dinding. Kolom praktis berguna sebagai pengaku dinding secara vertikal. Sedangkan ring balok adalah penguat bagian atas dinding.
Sementara itu, bidang pemasangan dinding sebaiknya ≤ 12 m². Atau dengan ketentuan, tinggi (T) maksimal 3 meter. Dan lebar (L) 4 meter. Kalau lebih dari itu. Maka harus menambah penguat. Dengan menggunakan kolom praktis, atau ring balok.
F. Lantai keramik lepas
Kerap terjadi karena daya rekat yang kurang bagus, pemadatan tanah tidak sempurna, serta adanya aktivitas yang berlebihan diatas lantai. Kerusakan struktur bangunan ini memang terlihat sepele, namun cukup merepotkan. Yaitu mengakibatkan ruangan tidak berfungsi secara maksimal.
Selain itu, penggantian keramik tidaklah mudah. Belum tentu produk yang sama masih tersedia. Misalnya pabrik sudah tidak produksi lagi. Oleh sebab itu, secara terpaksa harus menggunakan keramik yang berbeda. Dampaknya, tidak serasi dengan lantai keramik yang lama.
G. Plafon rusak dan rubuh
Penyebabnya antara lain faktor umur, dimakan rayap, kena air, serta pemasangan yang asal-asalan. Sementara dampaknya adalah menimpa orang dan barang-barang. Dan mengakibatkan kerugian materi. Oleh sebab itu harus dicegah. Langkah-langkanya adalah:
- Melakukan pemeriksaan pada rangka plafon secara berkala. Misal 1x setahun, atau kurang.
- Menambah penguat dan gantungan rangka. Supaya lebih kokoh dan kaku.
- Mengganti material yang rusak.
- Menggunakan material yang tahan air dan serangga (rayap).
H. Atap bangunan bocor
Hal ini sering terjadi pada talang dan atap jurai. Terutama jurai dalam. Penyebabnya antara lain:
- Material yang digunakan tidak tepat,
- Dimensi talang terlalu kecil,
- Sudut kemiringan atap kurang,
- Proses pemasangan tidak benar.
Contoh tindakan perbaikan (maintenance) atap dapat Anda perhatikan pada gambar ini. Kira-kira ada yang salah gak teman-teman, dengan cara yang mereka lakukan?. Apakah hal itu tidak mengakibatkan kerusakan pada atap?.
[Kesimpulan] Tindakan antisipasi untuk mencegah kerusakan konstruksi
Berdasarkan penjelasan diatas. Dapat kesimpulan bahwa kerusakan struktur bangunan sangat mudah. Dan berlaku secara umum, yaitu:
- Menggunakan material yang sesuai dengan kebutuhan konstruksi. Hal ini dengan mudah diketahui, jikalau sudah melakukan analisa perhitungan struktur.
- Dimensi struktur bangunan harus tepat. Jangan terlaku kecil, atau besar. Sehingga mempu menahan segala jenis beban yang bekerja pada bangunan.
- Pelaksanaan konstruksi harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Mengenai hal umumnya sudah tercantum dalam RKS bangunan. sehingga mudah untuk diterapkan.
- Selama proses pembangunan harus melakukan pengawasan secara ketat. Dan setiap pekerjaan wajib mendapat persetujuan dari pihak pengawas proyek. Sebelum dimulai, serta sesudah pengerjaan.
- Tenaga kerja yang terlibat dalam pembangunan harus terampil, dan berpengalaman.
Dalam hal melakukan perbaikan struktur yang rusak. Sebaiknya jangan dilakukan sendiri. Atau dengan cara kira-kira. Sebab kegagalan konstruksi bisa semakin fatal. Melainkan harus melibatkan ahli bangunan. Terjun langsung ke lapangan, serta melakukan pengawasan selama perbaikan konstruksi.
Demikian penjelasan mengenai jenis-jenis kerusakan struktur bangunan. Serta dampak, dan cara mencegah supaya jangan sampai terjadi. Semoga bermanfaat.