Kerusakan Rumah Dan Cara Identifikasi Terkini

Kerusakan rumah tinggal dan bangunan gedung secara umum disebakan oleh 2 faktor, yaitu faktor teknis dan non teknis.

Contoh desain rumah tinggal split level 5 lantai

Pengertian, kondisi dan penyebab

1. Faktor teknis

Kerusakan akibat faktor teknis artinya sebuah kondisi yang tidak seharusnya terjadi pada bangunan akibat dari kesalahan: 1]. Desain/perancangan, 2]. Pemakaian bahan, dan 3]. Pengerjaan.

Jadi dalam hal ini orang yang bertanggungjawab sepenuhnya adalah jasa arsitek yang merancang bangunan, dan jasa konstruksi (kontraktor) yang menyediakan serta mengerjakan bangunan.

Namun demikian pula terdapat pihak yang secara tidak langsung akan dimintai pertanggungjawaban yaitu konsultan pengawas, atau sering disebut MK (Manajemen Konstruksi). Karena selama proses konstruksi tidak melaksanakan tugas dengan baik.

Bagimana kalau pembangunan dilakukan tanpa menggunakan arsitek dan kontraktor?. Melainkan dengan cara memanggil tukang dan sistem harian. Berarti yang bertanggungjawab sepenuhnya pada kerusakan rumah tersebut adalah pemilik.

Mengapa demikian?. Karena sekalipun banyak masukan yang diberikan oleh tukang, namun sesungguhnya semua keputusan ada pada pemilik rumah. Jadi, tukang tidak pantas dimintai pertanggungjawaban. Atas kerusakan akibat faktot teknis.

Walau terlihat skeptis karena membela profesi tukang. Dan mungkin bertolak belakang dengan pandangan beberapa orang awam. Memang demikian seharusnya. Karena profesi tukang adalah pelaksana pekerjaan, bukan orang yang memustuskan hal-hal yang berkaitan dengan teknis.

Orang yang berwenang mengenai hal-hal teknis adalah arsitek dan insyiniur. Nah, karena dalam konteks ini tidak melibatkan kedua profesional tersebut berarti yang bertanggungjawab sepenuhnya adalah pemilik bangunan. Sebab pemilik bangunan yang memutuskan tidak menggunakan jasa arsitek/insyiniur.

A. Contoh kerusakan rumah tinggal akibat pemakaian material yang salah

Indikasinya dapat kita ketahui jikalau tidak berfungsi dengan benar. Misal pemasangan pipa dan kran air ukuran 3/4″. Padahal sumber air bersih hanya mengandalkan PDAM. Maka dipastikan air tidak lancar.

Contoh kedua menggunakan cat tidak sesuai aturan pakai. Misal cat tembok interior digunakan di luar (eksterior), dipastikan tembok cepat berjamur dan mengelupas.

Mengenai pemakaian material selalu berdampak langsung pada tampilan sebuah bangunan. Oleh sebab itu kerusakan pada bangunan boleh diartikan tidak hanya bersifat fisik, namun termasuk psikis. Yaitu pandangan orang terhadap estetika bangunan menimbulkan beragam pertanyaan. Termasuk kurang nyaman.

B. Contoh kerusakan rumah ibadah akibat pengerjaan yang tidak benar

Proses pengerjaan rumah ibadah gereja yang sering terjadi adalah membuat trap tangga terlalu tinggi. Akibatnya anak-anak dan lansia sulit untuk menggunakan utilitas pejalan kaki tersebut.

Sering pula tidak disertai dengan ramp untuk disabilitas. Sehingga untuk masuk ke ruang ibadah para penyadang cacat harus dibopong oleh keluarga yang bersangkutan.

2 contoh diatas termasuk kerusakan bangunan dalam fungsi akkibat proses pengerjaan yang tidak benar. Seharusnya aspek-aspek fungsi selalu dijadikan proritas dalam hal pelaksanaan pekerjaan bangunan. Dibarengi dengan material yang tepat. Maka hasilnya akan sempurna.

Sampai disini mungkin Saudara bertanya mengapa tidak menyinggung kerusakan yang berkaitan dengan struktur/arsitektur bangunan?. Jawabnya karena hal tersebut terkait dengan proses perancangan bangunan.

Contoh-contoh kegagalan struktur bangunan telah Saya bahas sebelumnya dalam artikel khusus. Artikel tersebut dapat Anda temui melalui tautan ini.

2. Faktor non teknis

Kerusakan rumah akibat faktor non teknis terbagi lagi menjadi 2 yaitu:
1. Faktor internal. Yaitu perlakuan manusia yang tidak benar terhadap bangunan. Dalam hal ini adalah pemilik maupun orang-orang yang menggunakan bangunan.
2. Faktor eksternal. Yaitu kondisi alam dan lingkungan yang buruk. Misal gempa, banjir, hujan badai, debu vulkanik, huru-hara dan sebagainya.

Perlakukan yang tidak benar terhadap sebuah bangunan antara lain:

  1. Membuat gantungan pakaian sembarang tempat dan menggunakan paku
  2. Memasang lampu tambahan dan membiarkan kabel listrik telanjang di dinding
  3. Tidak pernah membersihkan atap dan talang air
  4. Membersihkan lantai keramik menggunakan pembersih yang mengandung zat kimia

Cara identifikasi kerusakan bangunan gedung

Kerusakan rumah maupun gedung dapat diketahui dengan cara melalukan pengamatan langsung pada objek konstruksi bangunan. Namun bukan otomatis objek tersebut yang mengalami kerusakan.

Misal terhadap langit-langit. Bila terdapat flek pada permukaan berarti kemungkinan besar hal itu disebabkan oleh atap bocor. Jadi yang perlu diperbaiki petama sekali adalah atap, lalu mengecat ulang langit-langit.

Contoh kedua lantai keramik pecah. Kemungkinan bukan karena pemasangan yang salah, melainkan ada akar pohon menjalar dibawah. Sehingga lantai keramik terdorong ke atas, lalu retak.

Namun demikian diluar contoh-contoh di atas, sering pula komponen konstruksi bangunan yang diamati sekaligus menjadi objek yang harus diperbaiki. Misalnya dinding yang retak, engsel pintu lepas dan sebaginya.

Singkatnya sangat mudah melakukan identifikasi kerusakan bangunan. Sebab tanpa perlu menggunakan alat khsusu/canggih, serta tidak perlu dilakukan oleh profesional.

Oleh sebab itu untuk mencegah kerusakan rumah makin parah, baiknya luangkan waktu Anda mengamati seluruh konstruksi bangunan rumah. Serta lamgsung memberi tanda (mencatat) titik-titik potensi kerusakan. Untuk dilakukan perbaikan kemudian hari. Semoga bermanfaat.

Butuh bantuan untuk Desain Arsitek dan Konstruksi baja? Ayo chat dengan kami!