Renovasi Dan Bangun Baru Jelas Beda, Jangan Bandingkan Apel To Apel!

Pentingnya pertimbangan yang matang untuk menentukan renovasi atau bangun baru, sebab 2 jenis kegiatan pembangunan tersebut jauh berbeda

Banyak orang awam bertanya, renovasi dan bangun baru murah mana?. Pertanyaan yang sama, juga sering ditujukan saat memilih renovasi atau beli rumah baru. Menjawab pertanyaan ini tidak mudah. Anda harus tahu kategori renovasi yang akan dilakukan. Apakah renovasi ringan, sedang atau renovasi total. Jelasnya, kegiatan renovasi dan bangun baru sangat jauh berbeda. Oleh sebab itu, tidak bisa dibandingkan apel to apel.

Perbedaan yang dimaksud terletak pada 5 hal, yaitu:

  1. Motivasi pemilik bangunan,
  2. Jenis dan fungsi bangunan,
  3. Letak bangunan dan kondisi lingkungan,
  4. Sistem dan proses pelaksanaan,
  5. Ketersediaan anggaran.

Dari 5 perbedaan tersebut Anda akan mengetahui mana yang lebih murah, antara renovasi dan bangun baru. Namun sebelum kesana, apa sih yang dimaksud bangun baru?.

Bangun baru sering disebut dengan membangun dari nol, atau dari awal. Yaitu pembangunan gedung yang berlangsung pada sebuah lokasi/lahan/site, dimana pada lokasi tersebut tidak ada bangunan sebelumnya, yang harus dipertahankan. Alias site berupa tamah kosong.

[1] Perbedaan renovasi dan membangun baru dalam hal motivasi

Hal mendasar yang mempengaruhi aktivitas pembangunan adalah motivasi. Bagi arsitek motivasi pemilik bangunan sangat penting, untuk menentukan fungsi bangunan. Jika motivasi Anda salah, dipastikan bangunan kelak tidak berfungsi dengan baik. Akhirnya yang kecewa Anda sendiri. Bukan sang arsitek.

Penting Anda ketahui, sekalipun motivasi tersebut dianggap kurang pas, atau jauh dari ekspektasi arsitek. Arsitek umumnya memberi masukan kepada klien. Supaya lebih baik. Tentunya berdasarkan disiplin ilmu yang dimiliki. Namun keputusan finalnya tetap ditangan pemilik bangunan.

Oleh sebab itu, tentukan dulu apa motivasi Anda ketika hendak renovasi dan bangun baru. Tidak perlu malu, gengsi atau sungkan. Perbedaan mengenai motivasi seperti ulasan berikut ini.

a. Motivasi pemilik bangunan saat melakukan renovasi

Orang melakukan renovasi bangunan motivasinya berbeda-beda. Sebagian karena sudah mendesak. Namun ada pula yang sekedar aktivitas rutin (maintenance), atau mengisi waktu luang. Perbedaan motivasi ini nantinya akan mempengaruhi hasil renovasi.

Jika Anda melaksanakan renovasi karena keadaan terpaksa. Misal bangunan sudah rusak parah, dan tidak layak pakai, Maka prioritasnya adalah pada penyelesaian masalah, yaitu supaya menjadi layak pakai. Sementara soal kualitas dan tampilan bangunan adalah nomor dua. Terlebih jika dana yang Anda miliki terbatas.

Perbedaan selanjutnya terkait motivasi renovasi dan bangun baru. Bagi yang melakukan renovasi hanya sebagai aktivitas rutin. Berarti kondisi bangunan eksisting, sebenarnya masih dalam keadaan bagus. Namun dengan melaksanakan renovasi, diharapkan bangunan tersebut menjadi semakin cantik. Aktivitas ini sering dilakukan saat hendak merayakan hari raya keagamaan, dan akhir tahun. Tentunya oleh orang-orang yang berduit.

b. Motivasi masyarakat pada saat membangun rumah baru

Pula motivasi orang yang membangun bangunan baru, sering tidak sama. Padahal jenis bangunan yang akan dibangun sama. Semisal rumah tinggal. Ada orang yang senang membangun rumah, padahal sudah punya banyak rumah. Motivasinya, karena menjadikan rumah tinggal sebagai ‘tabungan’ untuk masa depan. Atau sebagai ‘lahan’ bisnis.

Motivasi lain membangun rumah adalah agar punya tempat tinggal pribadi. Sehingga tidak kontrak lagi. Hal seperti ini pasti dialami oleh setiap keluarga baru. Uniknya, seiring berjalannya waktu. Saat ekonomi keluarga semakin mapan. Keluarga tersebut melakukan pembangunan rumah kembali. Namun kali ini motivasinya sudah beda, yaitu bisnis dan penambahan aset.

Terkait pertanyaan sebelumnya, tentang biaya renovasi dan bangun baru. Bila ditinjau dari segi motivasi. Biaya renovasi bisa saja lebih murah dari bangun baru. Tapi bisa juga lebih mahal. Bila melakukan renovasi karena keadaan mendesak pasti biayanya murah. Begitu juga bila Anda membangun rumah untuk pertama sekali.

Namun, bila Anda melakukan renovasi untuk ‘fesyen’ pasti membutuhkan biaya yang tak terhingga. Demikian juga ketika membangun gedung untuk kesekian kalinya. Maka dai itu, jawaban sementara untuk pertanyaan tersebut adalah tergantung motivasi Anda.

Penyebab biaya renovasi lebih mahal dari bangun baru

Perbedaan selanjutnya yang berdampak pada biaya pelaksaan renovasi dan bangun baru, antara lain:

[2] Jenis dan fungsi bangunan

Walau jenis, ukuran dan fungsi bangunan sama. Misal sebuah rumah tinggal type 36. Namun yang satu adalah hasil renovasi. Sedangkan satu lagi adalah bangunan baru. Dipastikan fungsi kedua bangunan tersebut tidak bisa sama.

Rumah tinggal yang direnovasi, sebagian besar masih menggunakan elemen bangunan eksisting. Sehingga mempengaruhi tata letak, dan bentuk ruang. Sementara rumah tinggal yang Anda bangun dari nol. Anda bebas menentukan posisi dan bentuk ruang. Sebab lahan untuk bangunan masih dalam keadaan kosong. Dengan demikian, dipastikan fungsi bangunan lebih maksimal.

Maka dari itu, dari aspek fungsi, dapat disimpulkan biaya renovasi lebih mahal dari pada bangun baru. Sebab Anda tidak bebas menentukan ukuran dan fungsi ruang. Melainkan tergantung pada kondisi bangunan lama. Sehingga fungsi bangunan kemungkinan besar tidak sesuai ekspektasi.

[3] Letak bangunan dan kondisi lingkungan

Pelaksanaan renovasi menjadi lebih mahal dari pada bangun baru, penyebabnya adalah letak bangunan dan kondisi lingkungan sekitar. Misal berada pada perkampungan, dan akses menuju lokasi sangat sempit. Akhirnya pengiriman material bangunan tidak bisa langsung ke lokasi proyek. Melainkan harus dengan cara langsir.

Begitu juga kondisi lingkungan, umumnya terkait tentang sarana prasarana umum. Beberapa warga menerapkan peraturan yang ketat tentang pelaksanaan renovasi. Misalnya biaya penggantian (kompensasi) atas kerusakan jalan. Serta retribusi angkut material, yang masuk pada lingkungan tersebut. Oleh sebab itu, tak heran jika biaya renovasi sering bengkak. Sebab biaya tak terduga sangat banyak.

[4] Sistem dan proses pelaksanaan

Perbedaan yang paling menonjol antara renovasi dan bangun baru adalah sistem dan proses pengerjaan bangunan. Renovasi bangunan lebih sering dilakukan tanpa melibatkan arsitek, tanpa gambar, serta sesuai dengan prosedur. Sehingga biaya pengerjaan tidak terkontrol. Belum lagi bila diterapkan dengan sistem harian. Parahnya lagi, pelaksanaan pekerjaan tidak diawasi. Melainkan hanya pasrah kepada tukang.

Berbeda dengan bangun baru. Pada umumnya sudah melalui perencanaan yang matang. Persiapan gambar bangunan, anggaran biaya, merancang sistem pengerjaan, serta orang yang bertugas untuk mengawasi pembangunan. Maka dari itu, biaya membuat bangunan baru lebih murah daripada renovasi.

[5] Ketersediaan anggaran biaya

Renovasi dan bangun baru sangat berbeda dalam hal ketersediaan biaya. Pelaksanaan renovasi bisa saja secara mendadak, karena kondisi bangunan sudah kritis. Maka mau tidak mau harus melakukan renovasi, padahal dana belum siap. Solusinya adalah mencari pinjaman. Hal ini tentu berdampak pada kualitas bangunan.

Pada kondisi tersebut biaya renovasi pasti murah. Namun kualitasnya juga pas-pasan. Seperti pepatah ekonom yang mengatakan ‘ada harga ada rupa’. Apa boleh buat, keadaan yang memaksa. Beda jauh dengan membangun baru. Persediaan anggaran biaya umumnya sudah dilakukan jauh-jauh hari.

Berdasarkan penjelasan diatas, sudah jelas biaya renovasi pada umumnya lebih mahal dari pada bangun baru. Membandingkan renovasi dan bangun baru apel to apel adalah salah kaprah. Sebab jenis pekerjaan renovasi sangat banyak. Demikian juga dengan bangunan baru.

Cara menentukan pilihan; renovasi atau membangun bangunan baru

Melengkapi pemahaman Anda tentang pentingnya pertimbangan yang matang, kala memilih renovasi atau bangun baru. Berikut kami buatkan 2 contoh kasus. Silahkan berikan jawaban Anda pada kolom komentar.

[Contoh kasus 1]: Umpama, Anda telah memiliki sebuah rumah, type 45/120. Juga, Anda telah memiliki sebidang tanah dengan luas yang sama, yakni 120 m². Pada lokasi yang berbeda. Serta, Anda sudah menyiapkan sejumlah dana. Pertanyaan, sebaiknya melakukan renovasi pada rumah tersebut, atau membangun rumah yang baru?.

[Contoh kasus 2]: Situasi yang lebih kompleks. Misalkan, Anda memiliki sebuah rumah tinggal sederhana. Namun lantai dan penutup atap sudah rusak. Sementara itu, Anda juga butuh beberapa ruang tambahan untuk keluarga. Pada sisi lain, Anda tidak punya tabungan untuk melakukan renovasi. Tapi memiliki sebidang tanah. Kira-kira apa yang Anda lakukan?.

Terimakasih.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Butuh bantuan untuk Desain Arsitek dan Konstruksi baja? Ayo chat dengan kami!