4 Ciri-ciri Arsitek Sejati Yang Wajib Diteladani Generasi Muda

Arsitek yang sejati memiliki 4 ciri-ciri dalam melaksanakan praktik profesi

Arsitek adalah salah satu profesi yang bergensi. Selain dokter, pengacara, dosen/guru dan sebagainya. Oleh karena itu sangat mustahil seorang arsitek bisa terkenal. Tanpa menjunjung tinggi prinsip etika profesi. Untuk itu wajib anda pahami 4 ciri-ciri arsitek sejati. Karena selain berguna sebagai teladan. Juga sebagai motivasi bagi anda untuk meraih cita-cita.

Banyak orang yang bangga jika telah menjadi arsitek. Sekalipun masih baru lulus kuliah. Dan belum memiliki karya arsitektur sama sekali. Begitu pula para orang tua maupun sanak family. Kebanggaan tersebut sangat wajar. Karena sangat susah untuk mendapat gelar sarjana arsitektur. Mengingat masa study yang wajib anda jalani adalah 5 tahun. Belum lagi ketentuan tentang IPK minimal. Serta syarat-syarat kelulusan lainya.

Namun apakah cukup dengan merasa bangga?. Sepertinya tidak. Sebab dunia arsitektur yang sesungguhnya, hanya membutuhkan karya-karya yang unik. Oleh karena itu 4 ciri-ciri arsitek sejati, merupakan bekal terbaik. Sehingga anda mampu menghadapi persaingan yang makin ketat. Dan bukan mustahil mengantarkan anda sukses hingga kancah internasional.

Mengapa harus menjadi arsitek sejati

Banjir, longsor, permukiman yang kumuh. Serta persoalan lingkungan alam lainnya. Merupakan isu yang berkaitan dengan praktik arsitek. Hemat kami akar permasalahan tersebut. Selain terletak pada regulasi dan perilaku ‘nakal’ investor. Juga karena sang arsitek tidak bekerja secara profesional. Padahal bila semua arsitek memegang teguh etika profesi. Niscaya para pemilik modal (klien/owner) pasti tunduk pada peraturan.

Tetapi faktanya, masih banyak arsitek yang tidak menerapkan hal tersebut. Melainkan justru mengikuti kemauan klien. Sekalipun sadar telah melanggar peraturan. Untuk itu pula, 4 ciri-ciri arsitek sejati wajib anda pegang. Sebagai prinsip untuk melaksanakan praktik profesi. Sebab kejadian seperti ini akan sering anda temui. Atau bahkan anda alami kelak. Bagaimana pun beberapa pemilik modal akan berusaha ‘mendikte’ arsitek. Agar tunduk dan manut pada kehendak mereka.

Tanda-tanda arsitek yang profesional

Menurut UU Nomor 6 tahun 2017 pasal 1 ayat 2. Praktik arsitek terdiri dari 4 macam, yaitu: 1].Perencanaan, 2].Perancangan, 3].Pengawasan, dan/atau 4].Pengkajian. Baik untuk bangunan gedung dan lingkungannya. Serta yang berkaitan dengan kawasan maupun kota. Korelasi praktik ini dengan 4 ciri-ciri arsitek sejati. Dapat anda lihat pada gambar berikut.

Korelasi praktik arsitek dengan prinsip etika profesi

1. Arsitek profesional pasti ‘care’ terhadap lingkungan

Arsitek sejati tidak sekedar menyajikan apa yang dibutuhkan oleh klien. Agar mereka puas. Lalu Memuji karya anda. Serta bersedia memberi imbalan (jasa/honorarium) untuk anda. Melainkan anda wajib mempertimbangkan, memperhatikan serta peka terhadap apa yang dirasakan oleh orang lain. Sekalipun tidak ada kaitannya dengan bangunan yang tengah anda desain.

Begitu pula pada alam. Bahkan terhadap orang-orang yang sebelum anda lahir. Maupun pada orang-orang yang sesudah anda tiada. Dengan demikian tidak terjadi kesenjangan sosial. Akibat hadirnya bangunan yang baru. Yang dapat menimbulkan gesekan ditengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu perencanaan bangunan perlu anda lakukan secara matang.

2. Sang arsitek sejati cerdas mencari kebenaran

Urutan kedua dari 4 ciri-ciri arsitek sejati. Yaitu arsitek harus mampu membaca situasi internal klien. Sekalipun bukan peramal. Tetapi wajib tahu apa sebenarnya motivasi klien memilih anda. Mengapa tidak memilih arsitek yang lain?. Hal ini penting sebagai ‘warning’ agar anda tetap bekerja secara independen. Alias tidak dibawah tekanan.

Hal tersebut sekaligus untuk mencegah. Agar anda tidak terjerumus pada perbudakan profesi atau pelacuran ilmu. Sebab banyak arsitek tergoda dan mengesampingkan ‘sumpah’ kode etik profesi. Karena materi, citra serta ambisi yang berlebihan. Apakah praktik seperti ini pantas diteladani?. Lalu, bila dibiarkan terus-menerus apakah arsitek muda tidak tergoda juga?. Satu-satunya upaya yang harus anda lakukan adalah merancang arsitektur secara profesional.

3. Menjadi arsitek yang visioner dan bertanggungjawab

Praktik arsitek yang berkaitan dengan pengawasan. Yakni berusaha menjadi penerus peradapan. Yang sudah tercipta dengan baik sejak ribuan tahun lalu. Serta selalu melakukan inovasi. Guna menjaga kelestarian peradaban tersebut kepada generasi yang akan datang. Sebab bagi arsitek sejati tidak ada istilah generasi terakhir. Melainkan harus berkelanjutan (sustainable).

Seorang arsitek yang profesional. Juga selalu memberi contoh-contoh yang baik kepada arsitek muda. Tidak hanya melalui desain-desain yang spektakuler. Tetapi juga bersedia membimbing, mengajari sekaligus mewariskan keahliannya. Sekalipun kepada calon arsitek (mahasiswa). Dengan demikian, kedepan makin sedikit arsitek yang melanggar kode etik. Melainkan akan berlomba-lomba meningkatkan kemampuan. Maka dengan sendirinya kualitas arsitek dalam negeri akan meningkat. Dan memiliki daya saing di dunia internasional.

4. Menegakkan disiplin dan etika profesional

Pengkajian merupakan praktik terakhir dari 4 ciri-ciri arsitek sejati. Yaitu berdiri teguh pada disiplin dan etika profesionalitas. Sebagai wujud tanggungjawab mahluk yang diciptakan mulia. Sekalipun zaman telah berubah. Yang mana segala sesuatu mengkehendaki cara-cara praktis atau instan. Tetapi bagi arsitek yakin bahwa alam pun punya cara sendiri untuk menyeimbangkan ekosistem. Oleh tangan-tangan ‘jahil’ yang tidak bertanggungjawab.

Seorang arsitek yang menjunjung tinggi etika profesionalisme yaitu berani menolak ‘job’ yang bersinggungan dengan peraturan (undang-undang). Yang merusak lingkungan, merendahkan integritas arsitek, mengabaikan faktor keadilan, keamanan dan keselamatan. Serta masih banyak lagi. Apakah ada ciri-ciri tersebut anda lihat pada seorang arsitek yang anda kenal?.

Ciri-ciri desain arsitektur yang melanggar aturan & etika

Adalah yang tidak pantas anda tiru, misalnya:

  1. Rumah tinggal mewah yang berada di tengah permukiman padat penduduk. Memiliki pagar yang tinggi serta tertutup rapat. Sehingga aktivitas penghuni bangunan tidak terlihat dari luar. Tentu hal ini menandakan bahwa pemilik bangunan tidak ingin bersosialisasi dengan lingkungan. Apakah hal tersebut etis?.
  2. Sebuah konstruksi gudang yang berada di kawasan perumahan. Yang memerlukan sirkulasi angkutan barang yang tinggi. Dimana selain berdampak pada aktivitas warga. Juga mengakibatkan suara bising. Serta kerusakan pada jalan sekitar perumahan. Bukankah hal ini merupakan pelanggaran serius terhadap peraturan tata ruang?.
  3. Baru-baru ini saya menemui elevator di sebuah hotel dengan sistem kartu (cardlock). Yakni kartu yang sejenis untuk mengunci/membuka kamar hotel. Sehingga orang yang dapat menggunakan elevator tersebut harus yang memiliki kartu. Apakah metode tersebut tidak beresiko?. Misalnya saat terjadi kebakaran atau gempa?.

Masih banyak lagi contoh-contoh desain arsitektur, yang tidak sesuai dengan aturan dan perundang-undangan. Hanya tidak anda sadari. Karena sejatinya anda tidak paham letak pelanggarannya. Itu sebabnya anda penting menerapkan praktik profesi berdasarkan kode etik. Serta anda integrasikan dengan 4 ciri-ciri arsitek sejati.

[Penutup] Penting menjadi arsitek profesional

Sebagai arsitek yang inovatif dan profesional. Katakanlah Vitruvius, sejak 2.000 tahun lalu telah menunjukkan banyak karya, yang pantas untuk diteladani. Kemudian tahun 1980, Frank Barron menyebutkan bahwa arsitek masa kini mewakili domain profesi kreatif. Yakni merangkap sebagai praktisi, ilmuwan sekaligus seniman. Artinya telah terjadi perkembangan yang begitu pesat dalam profesionalisme arsitek.

Satu sisi hal ini lagi-lagi menjadi kebanggaan bagi para arsitek. Namun pada sisi yang lain, adalah tantangan yang berat. Justru tak mustahil akan menjadi batu sandungan. Manakala sang arsitek tidak dapat mengikuti perkembangan zaman. Oleh karena itu ke depan pun profesionalisme arsitek tetap memerlukan pembaharuan. Sehingga tetap bisa eksis serta berdaya saing. Kalau tidak?. Tidak mustahil gelar anda hanya terpajang pada photo yang menempel pada dinding ruangan. Bukan dalam karya-karya arsitektur yang menghasilkan jasa.

Demikian uraian 4 ciri-ciri arsitek sejati. Yang kami rangkum berdasarkan pengamatan dan pengalaman pribadi. Semoga dapat menambah semangat, khususnya para calon-calon arsitek. Untuk lebih giat lagi mengembangkan pengetahuan bidang desain arsitektur.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Butuh bantuan untuk Desain Arsitek dan Konstruksi baja? Ayo chat dengan kami!