Kriteria bahan atap berkualitas sangat penting untuk kita ketahui. Dalam artikel ini akan kami jelaskan seluruhnya ada 10 macam. Agar mudah anda mengerti dan aplikasikan, juga kami uraikan cara membuat penilaian terhadap bahan.
Tidak masalah apakah anda penjual bahan bangunan, pemborong, tukang bangunan, mahasiswa. Bahkan untuk orang awam sekalipun. Sangat tidak bijak membatasi diri karena latar belakang profesi/ilmu yang berbeda. Sehingga tidak perlu memahami kriteria bahan atap berkualitas.
Atap harus berkulitas karena menjadi mahkota bangunan
Seorang arsitek pada saat melaksanakan perancangan arsitektur, sangat mudah untuk menentukan bentuk dan rangka atap bangunan. Berbekal ilmu pengetahuan saat kuliah sebenarnya sudah cukup. Apalagi tambah dengan adanya pengalaman. Maka antara atap dan bangunan yang ia desain pasti selaras. Tetapi permasalahan akan muncul ketika anda hendak menentukan jenis/merek atap. Mengingat pada gambar desain, wajib mencantumkan bahan dan merek. Untuk itu anda memerlukan 10 kriteria bahan atap berkualitas.
Atau sebaliknya. Tak jarang dalam gambar desain keterangan tentang jenis atap tidak tertera. Kemungkinan hal tersebut terjadi karena sang arsitek belum paham kriteria bahan atap berkualitas. Sehingga ragu untuk menentukan merek atap pada gambar. Nah, implikasi seperti ini akan berdampak pada pelaksanaan pembangunan. Yang mana orang-orang yang terlibat dalam pembangunan akan berdebat tentang jenis/merek atap. Artinya persoalan yang harusnya bisa terselesaikan pada saat perancangan, akhirnya berlanjut pada pelaksanaan pembangunan. Mengapa hal ini menjadi permasalahan?. Karena atap adalah mahkota pada bangunan.
Ciri-ciri bahan penutup atap yang bermutu tinggi
Saat ini berbagai macam jenis penutup atap dengan mudah kita temui. Mulai dari harga bersahabat sampai harga yang tidak bersahabat, alias super mahal. Dan metode pembelian secara online juga tersedia. Nah, guna menghindari hal-hal yang tidak anda inginkan. Maka ketahui 10 kriteria bahan atap berkualitas berikut ini.
1.Atap harus HEMAT ENERGI
Bahan atap apakah hemat energi atau tidak, dapat terlihat dari penggunaan listrik dalam ruangan (bangunan). Jika suhu udara dalam bangunan tinggi dan harus menggunakan kipas angin. Besar kemungkinan bahan atap tidak tahan terhadap sinar matahari, lalu meneruskan panas ke dalam ruangan. Yang berarti bahwa penutup atap tidak hemat energi.
Namun sebaliknya. Jika temperatur dalam ruangan stabil, yaitu antara 22,8º sampai 25,8º celcius. Maka orang akan merasa nyaman untuk melakukan aktivitas. Walau tidak perlu menghidupkan pengatur suhu (kipas angin atau Air Conditioning/AC). Nah, kondisi seperti ini tentu tidak terlepas dari peran serta kualitas bahan atap.
2.Daya TAHAN atap cukup LAMA
Hanya satu alasan pemilik bangunan ketika mengganti atap, yaitu pada saat renovasi. Itu sebabnya semua orang menghendaki agar atap bangunan tahan lama. Dan jika memungkinkan selama mungkin, yaitu sampai ada rencana untuk melakukan renovasi. Pemilik bangunan pasti sangat kecewa, bila harus mengganti atap padahal belum waktunya. Umumnya hal ini terjadi karena bocor yang sudah parah.
Mengetahui kriteria bahan atap berkualitas serta tahan lama sangat mudah. Yakni bahan yang terbuat dari metal atau sejenisnya. Tetapi penting anda ingat, tidak semua bangunan cocok dengan jenis atap tersebut. Sebagai contoh untuk atap rumah tinggal, jenis atap yang tepat adalah genteng. Maka sebaiknya jangan menggunakan spandek karena alasan agar tahan lama.
3.Atap memiliki lapisan ANTI KARAT
Penyebab terjadinya karat pada bahan atap sangat beragam. Silahkan anda pelajari tautan tersebut, guna mengetahui seluk-beluk terjadinya korosi. Khususnya pada material baja atau logam. Karena korosi terjadi hanya pada bahan yang mengandung logam. Sementara saat ini bahan atap banyak yang terbuat dari logam.
Pada umumnya produsen atap telah melakukan antisipasi, supaya produk mereka tahan korosi. Tetapi lingkungan alam memiliki pengaruh yang besar terhadap daya tahan suatu bahan. Misalnya saat penutup atap mulai berkarat, maka dengan sendirinya kekuatan atap akan berkurang. Dan lambat laun akan mengurangi masa pakai (umur) atap. Oleh sebab itu sebaiknya menghindari penggunaan atap yang tidak memiliki lapisan anti karat.
4.BENTUK penutup atap TETAP
Kriteria bahan atap berkualitas dapat terbukti dari bentuknya. Jika pemakaian dalam waktu yang lama dan bentuk gelombang tidak berubah, berarti bahan atap sangat bagus. Tetapi bila pemakaian masih tergolong baru. Sementara karakteristik atap tidak lagi sesuai dengan aslinya, berarti mutu atap tidak baik.
Dampak perubahan bentuk atap sangat besar, yaitu bangunan akan rawan bocor. Karena gelombang atap yang berubah mengakibatkan sambungan antar atap menjadi renggang. Nah, celah yang terjadi pada atap berpotensi menajdi sumber kebocoran. Untuk itu anda harus cermat ketika menentukan pilihan jenis bahan atap.
5.PERAWATAN atap sangat MUDAH
Banyak atap yang murah tetapi perawatannya susah. Sudah susah, biayanya pun mahal. Namun sebaliknya, ada pula penutup atap yang sangat mahal, tetapi selama pemakaian nyaris tidak membutuhkan pemeliharaan. Anda memilih yang mana?, yang pertama atau kedua?.
Perawatan atap artinya melakukan sesuatu tindakan pada bahan atap, supaya kualitas tetap terjaga. Serta tetap memiliki daya tahan yang bagus. Bentuk tindakan perawatan pada atap, antara lain melaksanakan cat anti karat. Nah, bicara perawatan erat kaitannya dengan biaya. Bila harus mengecat seluruh atap, berarti akan mengeluarkan biaya yang besar. Apakah hal tersebut mudah anda laksanakan?
6.Permukaan atap MUDAH DIBERSIHKAN
Membersihkan permukaan atap secara berkala perlu anda lakukan. Karena salah satu faktor penyebab korosi adalah debu. Semakin banyak kotoran yang menempel pada permukaan atap, maka resiko berkarat juga semakin tinggi. Maintenance yang murah adalah membersihkan penutup atap dengan air. Selain efisien hasilnya juga sangat efektif. Tetapi kalau harus menggunakan alat/mesin yang khusus. Maka sebaiknya bahan atap seperti itu jangan anda pakai. Toh, ending-nya pada biaya.
Jadi pertanyaan sebelumnya dapat terjawab. Kalau akan mengeluarkan biaya perawatan yang tinggi. Bukankah lebih baik membeli atap yang mahal, tetapi tidak memerlukan biaya pemeliharaan?. Oleh karena itu jangan mudah tergoda dengan harga yang murah. Yang murah banyak, tetapi tidak berkualitas!.
7.Bahan atap harus RAMAH LINGKUNGAN
Indikasi bahan atap yang tidak ramah lingkungan ada 2 macam, yaitu:1].Mengeluarkan bau tidak sedap, dan 2].Menghasilkan silau. Atap yang mengeluarkan bau akan berdampak pada kesehatan. Tidak pada pengguna/pemilik bangunan saja, melainkan orang-orang pada lingkungan sekitar. Begitu juga silau dari atap akan membuat orang lain tidak nyaman. Selain itu, silau yang timbul pada atap bangunan dapat meningkatkan pemanasan global.
Hemat energi dan ramah lingkungan adalah isu penting yang saling terkait. Anda bisa saja memiliki anggaran yang lebih dari ada cukup untuk membangun sebuah rumah. Tetapi alangkah baiknya 2 isu ini selalu anda utamakan. Termasuk dalam hal memilih jenis bahan atap. Demi kenyamanan dan keamanan anda dan orang-orang sekitar anda.
8.PEMASANGAN atap relatif MUDAH
10 kriteria bahan atap berkualitas yang selanjutnya adalah pemasangan mudah. Mudah berarti tidak harus memakai peralatan yang canggih. Tetapi bisa dengan alat yang sederhana. Mengapa syaratnya harus demikian?. Karena jika harus mendatangkan alat-alat khusus, berarti pemasangan atap juga harus oleh tukang yang spesial. Yang artinya, hal tersebut tentu akan berdampak pada ongkos/biaya pasang atap.
Oke, mungkin saja dari segi biaya tidak menajdi masalah. Tetapi bagaimana bila lokasi proyek anda sangat jauh dari kota. Bukankah memerlukan tambahan biaya untuk transportasi?. Oleh sebab itu lebih baik memilih atap yang sederhana, tetapi pemasangannya mudah. Daripada bahan atap bermerek (terkenal), namun proses pemasangan sulit dan mahal.
9.Atap memiliki daya TAHAN terhadap API
Ada beberapa jenis atap yang tahan api, yaitu kaca dan atap beton (genteng dan cor/dak beton). Hal ini perlu menjadi pertimbangan, terutama jika bangunan memiliki resiko yang tinggi terhadap kebakaran. contohnya berdekatan dengan kilang minyak, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan sebagainya.
Walau sifatnya hanya antisipasi, namun dengan karakteristik atap yang tahan api, juga memberi rasa nyaman pada pemilik, maupun bagi masyarakat sekitar bangunan. Namun sebaliknya, bila atap rumah terbuat dari rumbia, alang-lang atau ijuk. Tentu membuat orang sangat was-was, karena atap-atap tersebut mudah terbakar.
10.Atap TAHAN terhadap CUACA
Pada dasarnya atap memang berguna sebagai perlindungan terhadap cuaca. Yaitu panas matahari, hujan dan udara (angin). Tahan terhadap cuaca berarti menciptakan rasa aman dan nyaman kepada pengguna bangunan. Misalnya ketika sedang hujan, maka penutup atap dapat meredam suara hujan. Atau ketika cuaca dingin, tetapi berada dalam bangunan tetap hangat.
Faktanya tidak semua atap tahan terhadap iklim Indonesia. Contohnya seng dan spandek. Penutup atap ini tidak tahan terhadap cuaca dingin, serta mengeluarkan suara bising saat hujan. Demikian juga jenis atap yang terbuat dari bahan PVC dan uPVC. Bahan ini sangat mudah lembab, sehingga tidak cocok untuk daerah dataran tinggi.
Cara menilai bahan atap yang berkualitas super
10 kriteria bahan atap berkualitas tersebut dapat anda ketahui dengan mudah. Yaitu dengan cara melakukan pemantauan terhadap pemakaian atap. Bisa melalui ulasan dan rating google, melakukan jajak pendapat pada teman-teman. Atau bertanya langsung kepada produsen atap, lalu membandingkannya dengan produsen lain yang memiliki produk sejenis.
Selanjutnya, lakukan penilaian bahan atap dengan mengacu pada 10 kriteria tersebut. Misalkan satu bahan hanya memenuhi 7 kriteria saja. Bukan berarti bahan tersebut tidak berkualitas. Tetapi coba bandingkan dengan kondisi bangunan dan situasi lingkungan. Aspek penilaiannya adalah curah hujan, kelembaban udara, potensi terjadinya korosi tampilan interior, dan selanjutnya.
Nah, bila angkanya menurun, misalnya menjadi 6 kriteria. Berarti bahan atap tersebut tidak bagus (cocok) untuk bangunan anda. Namun bila sebaliknya, maka atap tersebut memiliki mutu yang bagus. Perhatikan diagram berikut, adalah contoh penilaian terhadap kriteria bahan atap berkualitas.
[Penutup] Memilih bahan atap melalui azaz manfaat
Kala melaksanakan perancangan arsitektur, arsitek selalu mengupayakan agar biaya untuk bangunan efisien. Sehingga owner senang. Dan mereferensikan karyanya kepada teman-teman atau kerabat. Namun pola pikir arsitek dan owner sering berbeda, khusunya dalam hal menentukan jenis bahan. Owner cenderung menginginkan merek-merek yang yang sudah terkenal, dengan alasan menjaga image. Sementara sang arsitek memilih bahan berdasarkan azaz manfaat serta kualitas.
Terakhir penting anda ketahui, image terhadap suatu bangunan tidak bisa tercipta hanya mengandalkan bahan. Sekalipun dari merek-merek yang terkenal. Karena bangunan merupakan kesatuan antara beberapa bahan yang terpasang secara sempurna, serta bisa menyatu (selaras) dengan lingkungan sekitarnya. Demikian penjelasan kami tentang 10 kriteria bahan atap berkualitas. Semoga bermanfaat.