Biaya membangun rumah mahal disebabkan oleh banyak hal. Mana tahu budget yang tersedia adalah terbatas. Maka hal tersebut harus di antisipasi sejak awal. Sehingga jangan sampai proses pembangunan berhenti karena masalah itu. Atau harus melakukan pembangunan secara bertahap. Padahal rencana awal bukan.
Bila pun dana tidak menjadi masalah. Sebagai pemilik tetap harus membatasi anggaran yang akan di alokasikan. Hal tersebut demi keseimbangan finansial Anda sendiri. Seperti yang telah dilakukan oleh banyak investor ketika melakukan ekspansi usaha. Patut dijadikan contoh, walau untuk membangun rumah sendiri.
Perspektif arsitek soal keterbatasan biaya pembangunan rumah
Tidak perlu ditutup-tutupi. Mayoritas arsitek mendambakan klien yang tajir. Tidak pelir, dan tidak banyak protes. Sehingga arsitek dengan leluasa membuat rancangan bangunan. Tanpa perlu memikirkan biaya membangun rumah mahal, atau murah. Mungkin klien seperti itu memang ada. Tapi jumlahnya pasti dapat dihitung dengan jari. Jangan-jangan yang ketemu justru yang sebaliknya.
Sebagai arsitek harus mampu memahami kondisi klien, manakala memiliki keterbatasan dana. Hemat kami, hal tersebut justru bagus untuk dijadikan motivasi dalam hal merancang desain bangunan. Banyak material alternatif yang berkualitas, murah dan bahkan ramah lingkungan untuk dijadikan bahan bangunan. Tidak harus yang bermerek, dan mahal.
Untuk itu, demi tercapainya impian klien untuk memiliki rumah. Sesekali arsitek perlu berkorban. Misal dengan cara mengurangi biaya jasa. Mulia sekali bukan?. Itung-itung sekalian amal ibadah. hehe..
Indikasi pembengkakan anggaran biaya pembangunan
Walau gambar desain belum jadi. Dan belum dilakukan penghitungan biaya. Bakal terjadi pembengkakan biaya, sebenarnya dapat diketahui sejak awal. Yakni pada saat survei lokasi (tapak), dan proses desain. Tanda-tanda tersebut sebaiknya segera diberitahu kepada pemilik bangunan. Agar memahami kondisi yang akan dihadapi. Terutaman dalam hal persiapan anggaran biaya.
1. Kontur tanah
Biaya membangun rumah mahal, penyebab utama adalah kontur tanah tidak rata. Sehingga harus dilakukan pemasangan talud lebih dulu. Kemudian perataan dan pemadatan tanah. Selain itu, sering pula harus mendatangkan tanah urug dari luar, agar level tapak benar-benar rata.
Kondisi tapak yang lebih ekstrim. Supaya talud dan biaya urugan tidak terlalu mahal. Maka satu-satunya solusi adalah membuat basement. Sampai disini persoalannya yang muncul, apakah rumah yang akan dibangun memang rencana untuk tingkat, atau tidak. Hal ini erat kaitannya dengan biaya. Kalau tidak, berarti solusi ini mustahil Anda lakukan. Jalan keluar yang lain adalah mencari tapak bangunan yang baru.
2. Ketersediaan material pada daerah tersebut
Untuk mendapatkan material bangunan yang bagus pada zaman modern saat ini sangat mudah. Selain tatap muka, pembelian juga bisa dilakukan secara online. Karena rata-rata toko material sudah memiliki kontak yang mudah dihubungi. Melalui telepon atau media sosial.
Namun demikian, belanja material jangan dilakukan sebarangan. Tapi harus mempertimbangkan jarak antara toko bangunan, dan lokasi proyek. Supaya ongkos kirim murah. Oleh sebab itu, sebaiknya menggunakan material yang tersedia pada daerah tersebut.
3. Denah bangunan
Faktor berikutnya yang menyebabkan biaya membangun rumah mahal adalah tata ruang, atau denah bangunan. Makin banyak ruangan-ruangan yang terdapat pada sebuah bangunan, biaya yang dibutuhkan pasti semakin tinggi. Maka dari itu, organisasi ruang harus dibuat simple. Misalnya menghindari lorong. Atau membuat ruang yang dapat difungsikan untuk 2 kegiatan, atau lebih.
4. Ketinggian dinding bangunan
Selain tata ruang, ketinggian dinding bangunan juga mengakibatkan biaya pembangunan jadi mahal. Memang tidak signifikan seperti 3 faktor sebelumnya. Namun proses pengerjaannya menjadi lama. Selain itu membutuhkan alat kerja yang banyak. Terutama perancah.
Untuk rumah tinggal, tinggi dinding yang ideal adalah 3-4 meter. Itu pun harus disesuaikan dengan luas bangunan. Kalau bangunan relatif kecil, maka dindingnya jangan dibuat tinggi. Sebaliknya juga begitu. Bilamana rumah yang akan dibangun sangat luas. Maka dindingnya pantas dibuat tinggi.
5. Spesifikasi material yang digunakan
Ada anggapan yang terlalu berlebihan menurut pengamatan kami. Bila menggunakan material terkenal, akan terjamin kokoh dan tahan lama. Padahal belum tentu. Banyak faktor yang mempengaruhi kuat tidaknya bahan bangunan. Selain faktor tukang dan alat kerja. Juga komponen lain yang menyatu dengan material tersebut.
Oleh sebab itu, sebaiknya pilih material yang standar. Baik dalam hal mutu, maupun harga. Bilamana setelah dilakukan penghitungan biaya, dan ternyata budget belum limit. Maka silahkan menggunakan spesifikasi yang lebih tinggi.
6. Fasilitas pendukung pada bangunan
Biaya membangun rumah mahal, juga disebabkan oleh fasilitas yang terdapat pada bangunan. Faktor pendukung kinerja bangunan memang sangat dibutuhkan. Demi tercapainya fungsi bangunan secara maksimal dan baik. Namun perlu dipilih mana yang prioritas, dan yang bukan. Sesuai dengan ketersediaan dana.
Fasilitas pendukung yang wajib dilengkapi segera dalam rumah adalah 1]. Jaringan instalasi listrik, 2]. Sistem pencahayaan, 4]. Pengkondisian udara, dan 5]. Jaringan air. Sedangkan sisanya dapat Anda lengkapi secara bertahap. Lebih lengkap mengenai teknis pelaksanaannya, dapat Anda pelajari pada tautan ini.
7. Rencana ekspansi jangka panjang owner
Pada saat merancang bangunan. Sejak awal arsitek pasti bertanya, apa rencana pemiliki bangunan jangka panjang. Apakah ingin menambah dak, atau meninggikan (tingkat) bangunan.
Hal ini penting untuk mempersiapkan struktur bangunan. Ukuran pondasi, sloof, tiang kolom dan balok dibuat lebih besar. Supaya kemudian hari tidak perlu melakukan renovasi besar-besaran lagi pada bangunan. Konsekuensinya adalah anggaran yang harus Anda siapkan pasti tambah.
Penambahan anggaran pada saat proses pembangunan rumah
Menginjak proses pembangunan, anggaran biaya juga kerap meleset. Penyebabnya antara lain:
a. Menyalahi aturan pemerintah
Secara sengaja atau tidak, aturan pemerintah yang sering dilanggar adalah IMB. Sampai terjadi surat peringatan beberapa kali. Dan bahkan pada tindakan pemberhentian proyek. Akhirnya, harus cabut berkas dan membayar sanksi denda. Maka IMB baru bisa keluar.
Guna menghindari hal tersebut, sebaiknya mengurus IMB sebelum proses pembangunan mulai. Tidak boleh, tidak. Kalau tidak, jangan harap pembangunan berjalan dengan lancar. Melainkan mungkin saja akan diberhentikan total oleh pemerintah.
b. Tukang gonta-ganti
Ketidakcocokan dalam hal sistem kerja, sering menjadi alasan tukang tidak betah pada satu proyek. Akhirnya meninggalkan pekerjaan di tengah jalan. Dalam hal ini yang rugi siapa?. Sang tukang, atau pemilik bangunan?.
Sampai ditemukan pengganti tukang tersebut, proses pembangunan berarti tidak berjalan sesuai rencana. Atau, jangan-jangan sudah berhenti total. Karena yang hengkang adalah sang mandor. Jadi rumit bukan?. Maka dari itu, selain terampil carilah tukang yang dapat diajak komunikasi. Lebih mahal sedikit tidak masalah. Asal jangan sampai gonta-ganti tukang.
c. Spek material berubah-ubah
Perubahan spek material menjadi lebih tinggi, atau rendah. Sama-sama mengakibatkan biaya membangun rumah mahal. Material yang berkualitas rendah akan menyebabkan biaya perawatan tinggi. Sedangkan yang berkualitas bagus, jelas harga material mahal.
Untuk mencegah hal tersebut, satu-satunya cara adalah tetap menggunakan material sesuai dengan spek yang tercantum dalam gambar. Bilamana terpaksa, misalnya karena material yang dimaksud tidak ready. Tetap perlu Anda pertimbangkan secara matang. Sebab penggantian material ditengah jalan, akan berpengaruh pada konstruksi bangunan yang lain.
d. Material sering datang telat
Hal ini salah satu pertanda bahwa budget sudah mendekati limit. Dampaknya, tukang tidak berkerja secara maksimal. Lalu, waktu penyelesaian pekerjaan menjadi molor. Dan akhirnya terjadi pembengkakan biaya pada upah.
Maka dari itu, diawal kami sarankan agar pemilik bangunan mengatur kemampuan finansial dengan baik. Termasuk sumber dana yang berasal dari pihak ketiga. Misal pinjaman dari kerabat, atau bank. Supaya suplai material lancar.
e. Pembangunan dilakukan bertahap
Lebih baik merencanakan pembangunan secara bertahap diawal. Daripada harus berhenti ditengah jalan, padahal rencana semula tidak demikian. Itu namanya tidak profesional. Hehe.. Mamang tidak berdampak langsung pada biaya.
Tapi sebelum bangunan rumah selesai, berarti Anda tetap tinggal di tempat lama bukan?. Kontrak atau bukan?. Jikalau kontrak rumah, besar kemungkinan harus melakukan perpanjangan bukan?. Dan menambah uang kontrakan.
f. Tidak melibatkan ahli bangunan
Terakhir, penyebab biaya membangun rumah mahal yaitu karena tidak melibatkan ahli bangunan. Selain dari segi teknik, kemudahan yang Anda peroleh ketika menggunakan jasa ahli bangunan. Yaitu berupa efisiensi biaya, antara lain:
- Pembelian bahan jadi selektif,
- Upah tukang bersaing,
- Kualitas bangunan terjamin,
- Pembangunan dilaksanakan dengan metode kerja yang benar,
- Jangka waktu pelaksanaan bangunan terkontrol.
Bilamana kualitas bangunan lebih bagus, kokoh dan tahan lama. Maka dalam jangka waktu yang lama. Anda tidak perlu melakukan maintenance.
[Penutup] Peran pemilik bangunan dalam hal menentukan anggaran
Poin 1 dan 2 tergolong faktor alam. Sehingga orang yang terlibat dalam perancangan bangunan, hanya bisa melakukan upaya meminimalisir biaya. Yakni melalui desain, dan jenis bahan yang akan digunakan.
Sedangkan faktor-faktor yang lain, kendalinya adalah berada ditangan pemilik bangunan. Sementara tugas arsitek hanya sekedar memberi ide, dan saran. Melalui gambar arsitektur rumah, maupun melakukan komunikasi langsung dengan pemilik.
Jadi, teman-teman sudah tahu kan, siapa yang paling berperan menentukan anggaran biaya?. Sehingga Anda dapat melakukan antisipasi, kalau sampai terjadi biaya membangun rumah mahal.