Membangun Rumah Secara Bertahap dan Teknik Pelaksanaannya

Membangun rumah tinggal secara bertahap

Membangun rumah secara bertahap umumnya dilakukan karena keterbatasan biaya. Apakah hal terebut salah?. Tentu tidak. Sebab, jika harus menunggu agar dana terkumpul. Kemungkinan besar akan membutuhkan waktu yang lama. Sementara sampai dana tersebut terkumpul. Belum tentu harga material, dan upah tukang tidak mengalami kenaikan. Dan akhirnya, pembangunan tetap saja terkendala oleh biaya. Maka dari itu, dilakukan secara bertahap.

 

Konsekuensi melakukan pembangunan dengan cara bertahap

Dari segi waktu. Membangun rumah secara bertahap jelas lebih lama. Karena pelaksanaannya menyesuaikan budget. Umumnya dilakukan pada 1 item pekerjaan. Berikutnya, setelah dana ada. Pekerjaan dilanjutkan kembali untuk item yang lain. Demikian seterusnya, sampai bangunan rumah selesai 100%.

Dalam ilmu arsitektur metode ini mirip dengan istilah rumah tumbuh (sustainable building). Bedanya rumah tumbuh sudah dapat dihuni. Sedangkan praktik yang dilakukan masyarakat ini. Rumah sama sekali belum bisa dihuni. Dan kesannya terbengkalai dalam beberapa waktu. Sampai dana terkumpul kembali. Namun demikian, terbukti lebih hemat. Dan tidak memberatkan pemilik bangunan.

 

Tahap persiapan sebelum melakukan pembangunan

Agar kegiatan tersebut berjalan dengan lancar. Bermutu bagus. Serta sesuai dengan rancangan bangunan secara keseluruhan. Maka pelaksanaannya harus dilakukan secara benar, dan tepat. Sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang profesional. Tahap awal yang wajib Anda persiapkan adalah:

 

1. Mempersiapkan tapak dan legalitas yang dibutuhkan

Tapak bangunan yang Anda miliki, wajib atas nama sendiri. Istri, atau suami. Supaya tidak terjadi permasalahan dikemudian hari. Misalnya dalam hal mengurus IMB (Izin Mendirikan Bangunan), pemasangan listrik, PDAM dan seterusnya. Atau mendapat tuntuan hukum dari pihak lain. Oleh sebab itu, selain persiapan secara teknis. Legalitas (sertifikat) tanah harus sudah selesai. Sebelum pembangunan mulai Anda laksanakan.

 

2. Membuat denah rumah dan detail pekerjaan

Membangun rumah secara bertahap tidak harus menggunakan gambar yang lengkap. Tapi cukup dengan gambar untuk 1 item pekerjaan yang akan dilaksanakan. Namun demikian, ada baiknya bila gambar rumah sudah komplit. Karena antara item pekerjaan yang satu dengan yang lain saling berhubungan. Maka dari itu, supaya tidak ada yang terlewatkan harus dengan gambar yang lengkap.

Bilamana gambar belum ada. Paling tidak Anda sudah punya denah rumah. Dari gambar denah, tukang udah bisa membuat pondasi, memasang dinding, pasang kosen pintu/jendela dan seterusnya. Sampai disini. Persoalan yang harus diputuskan adalah ketersediaan dana Anda. Kira-kira sampai pada pekerjaan apa?. Saran kami. Tahap pertama adalah membangun pondasi rumah.

Gambar denah pondasi rumah 1 lantai

 

3. Menghitung anggaran biaya

Biaya pekerjaan dapat dihitung secara akurat. Jikalau gambar detail sudah ada. Misal untuk membuat pondasi. Berarti harus ada gambar detailnya. Untuk itu, penting konsultasi dengan ahli bangunan.  Bila perlu sekalian untuk membuat anggaran biaya. Supaya bangunan kokoh dan kuat. Selain itu, supaya Anda dapat mempersiapkan dana dengan tepat.

Ingat, karena membangun rumah secara bertahap. Dan dalam jangka waktu yang lama. Adalah salah satu pertimbangan, ketika menentukan ukuran, dan jenis pondasi. Untuk bangunan rumah 1 lantai. Dengan kondisi tanah keras. Tidak perlu pakai cakar ayam. Namun, cukup dengan pondasi lajur (menerus). Detail pondasi yang dimaksud seperti berikut ini.

Detail pondasi lajur untuk rumah tidak bertingkat

 

4. Membuat jadwal pelaksanaan pembangunan

Setelah anggaran biaya benar-benar sudah tersedia. Kemudian buat jadwal kapan pekerjaan mulai dilaksankan. Untuk mencegah hal-hal yang tidak di inginkan. Misalnya pembengkakan biaya, kelangkaan material dan sebagainya. Sebaiknya pembangunan Anda lakukan pada saat musim kemarau. Supaya pekerjaan lancar.

Namun demikian, musim kemarau adalah waktu yang tepat untuk membangun. Tapi bisa saja berdampak buruk . Karena kelangkaan air. Khususnya daerah-daerah yang mengandalkan sumber air tanah. Air termasuk material yang sangat dibutuhkan untuk pembangunan. Apalagi yang berkaitan dengan pondasi, beton dan dinding bangunan. Oleh sebab itu, sembari memantau kondisi cuaca. Anda perlu memperhatikan ketersediaan material.

 

5. Memilih tukang dan sistem kerja

Membangun rumah secara bertahap sebaiknya oleh tukang yang sama. Hal tersebut untuk meminimalisir kesalahan pekerjaan. Sekaligus untuk memudahkan Anda dalam hal pengawasan, koordinasi, serta pengadaan bahan. Oleh sebab itu, pilihlah tukang yang kompeten. Syaratnya antara lain:

  1. Memiliki disiplin yang tinggi,
  2. Memahami gambar bangunan,
  3. Punya perkakas kerja,
  4. Komunikasi yang baik

Mengenai sistem kerja. Walau pembangunan dilakukan beberapa tahap. Sistem harian atau borongan tidak masalah. Asalkan sudah berdasarkan kesepakatan bersama. Untuk itu, perlu dibicarakan dari awal. Supaya jangan sampai berubah ditengah jalan. Misal, awalnya disepakati adalah sistem borongan. Namun setelah berjalan, berubah menjadi harian.

 

6. Belanja material dan tahap-tahapnya

Belanja bahan bangunan harus dilakukan tahap demi tahap. Tujuannya agar tidak memakan tempat. Namun perlu hati-hati. Agar tidak sampai mengalami kenaikan harga. Oleh sebab itu, walau tempat terbatas. Namun, karena ada kemungkinan kenaikan harga. Sebaiknya lakukan pembelian material serentak.

Sementara itu. Suplai material disebut lancar, bilamana tukang tidak sampai berhenti kerja. Oleh karena kehabisan material. Hal tersebut akan merugikan Anda, maupun tukang. Terutama bila sistem borongan. Maka dari itu, selalu koordinasi dengan tukang. Material apa yang urgen, serta mana yang tidak. Tujuannya selain material lancar. Juga untuk mencegah agar jangan sampai sisa. Sebab belum tentu material tersebut dapat digunakan kembali. Misalnya karena sudah rusak dimakan waktu, atau hilang.

 

Teknis pelaksanaan pembangunan tahap demi tahap

Dari segi teknis. Membangun rumah secara bertahap urutannya tidak sama dengan yang tertera dalam BoQ, atau RAB. Karena banyak hal yang harus dipertimbangkan. Supaya konstruksi bangunan tidak mengalami kerusakan selama proses pembangunan terhenti. Karena faktor cuaca dan lingkungan sekitar. Lain dengan pembangunan yang dilakukan tidak bertahap. Kecil kemungkinan mengalami kerusakan. Karena proses konstruksi terus berlangsung.

Membangun rumah 1 lantai. Pelaksanaannya dapat dilakukan menjadi 8 tahap. Namun, bilamana dana mencukupi. Dapat Anda lakukan kurang dari itu. Misalnya menjadi 6, atau 4 tahap. Yang penting pekerjaan sesuai urutan berikut:

 

1. Pekerjaan pondasi bangunan dan instalasi air

Pipa saluran yang tertanam dalam pondasi ada 2 macam, yaitu: 1].saluran air kotor dari kamar mandi. Dan 2].air limbah yang berasal dari closet. Kedua jenis pipa tersebut harus terpasang bersamaan pada saat membuat pondasi bangunan. Supaya jangan sampai bobok pondasi kemudian hari.

Dalam hal pemasangan pipa, yang perlu diperhatikan adalah lokasi saptik tank. Serta saluran umum. Saptik tank berguna sebagai tempat menampung air limbah. Sedangkan saluran umum adalah untuk pembuangan akhir air kotor. Upayakan sedekat mungkin. Supaya material hemat, dan air mengalir dengan lancar.

 

2. Pemasangan dinding

Tahap kedua, setelah pemasangan pondasi adalah dinding bangunan. Ada 3 jenis dinding bangunan yang populer saat ini. Silahkan baca melalui tautan. Pekerjaan dinding rumah lantai 1 selalu dilakukan bersamaan dengan kolom, maupun balok beton.

Beberapa hal penting, yang harus Anda putuskan pada tahap ini adalah:

  1. Material kosen, pintu dan jendela terbuat dari apa?. Apakah alumunium, atau kayu?. Bila menggunakan alumunium. Maka pemasangan dinding dapat dilakukan segera. Tanpa harus memasang kosen pintu/jendela. Karena dapat dilakukan tahap berikutnya. Tapi kalau menggunakan material kayu. Maka pekerjaan dinding harus bersamaan dengan pemasangan kosen pintu/jendela.
  2. Apakah pekerjaan dinding termasuk plester dan aci?. Atau plester saja. Dua-duanya tidak dilakukan juga tidak masalah. Khusus aci. Sebaiknya Anda lakukan setelah pemasangan atap. Tapi, kalau pemasangan dinding satu tahap dengan pekerjaan atap. Berarti, plester dan aci dapat dilakukan saat itu juga.

 

3. Pekerjaan rangka dan penutup atap

Membangun rumah secara bertahap harus memiliki prioritas. Salah satunya adalah pemasangan atap. Bila atap sudah terpasang. Maka material/konstruksi bangunan terhindar dari panas dan hujan. Begitu juga tukang yang bekerja didalam. Oleh sebab itu, usahakan secepat mungkin. Setelah dinding sudah terpasang.

Untuk mempercepat proses tersebut. Seperti telah dijelaskan sebelumnya. Pilihan terbaik untuk kosen pintu dan jendela adalah alumunium. Pertimbangannya, dana yang seharusnya untuk membuat kosen, Dapat Anda alokasikan untuk pemasangan rangka, dan penutup atap. Sebab, seandainya pun Anda memiliki dana lebih. Lalu memakai kosen kayu, atau besi. Tapi jikalau atap belum terpasang. Maka kosen pasti cepat rusak. Oleh cuaca, rayap, atau maling.

 

4. Tahap finishing bangunan

Setelah 3 tahap pekerjaan di atas selesai. Berikutnya adalah melakukan finishing bangunan. Proses ini sering disebut dengan istilah pekerjaan arsitektur. Karena merupakan tahap akhir. Bisa anda lakukan serentak, atau satu per satu. Sedangkan mengenai urutan pekerjaan tidak mengikat. Tergantung kecukupan dana Anda.

Jenis-jenis pekerjaan finishing yang dimaksud antara lain:

  1. Pemasangan kosen, pintu/jendela alumunium
  2. Pekerjaan plafon dan instalasi listrik
  3. Pemasangan lantai dan dinding keramik
  4. Pekerjaan cat
  5. Pekerjaan pagar dan taman.

Sampai pada pintu dan jendela, sudah terpasang. Sebenarnya rumah sudah bisa ditempati. Namun belum layak. Sedangkan proses selanjutnya dapat dilakukan sembari menempati bangunan. Maka dalam hal ini. Bangunan tersebut telah layak disebut sebagai rumah tumbuh.

 

Kontrol terhadap anggaran biaya secara ketat

Membangun rumah secara bertahap atau sekaligus. Sama-sama haru dikontrol secara ketat. Terutama mengenai biaya. Supaya jangan sampai bengkak. Dan melebihi budget  yang sudah disiapkan. Namun sebaliknya. Kalau pun anggaran ternyata berkurang.

Sebaiknya pengurangan tersebut jangan terlalu jauh. Sebab dampaknya sangat fatal. Yaitu pada kualitas bangunan. Maka dari itu. Terjadinya pembengkakan, atau penurunan biaya harus dengan alasan yang tepat. Serta sepengetahuan oleh pemilik bangunan.

Anggaran bertambah/berkurang disebabkan oleh adanya perubahan pada:

  1. Ukuran bangunan,
  2. Spesifikasi bahan
  3. Cara finishing
  4. Dan lamanya pengerjaan.

Guna mencegah 4 hal tersebut terjadi. Maka diperlukan gambar bangunan yang lengkap. Tapi, usahakan pula selama pengerjaan tidak ada perubahan. Supaya kontrol pekerjaan dan biaya mudah Anda lakukan. Seharusnya tetap berpedoman pada RAB. Serta dana yang sudah Anda siapkan. Dengan demikian, dipastikan pembangunan berjalan lancar, tepat waktu dan biaya.

Penutup

Demikian penjelasan mengenai teknik membangun rumah secara bertahap. Serta persiapan-persiapan yang harus dilakukan. Bilamana teman-teman membutuhkan mentoring mengenai hal ini. Atau terkait dengan desain, dan perancangan bangunan. Silahkan hubungi kami. Melalui kontak WA di depan halaman.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Butuh bantuan untuk Desain Arsitek dan Konstruksi baja? Ayo chat dengan kami!