Mengandung logam adalah salah satu syarat bahan bangunan tahan api. Karena suhu lebur material ini, termasuk yang paling tinggi, yakni antara 1.300 sampai 1.500ºC. Namun sayangnya tidak semua material bangunan terbuat dari besi. Sebagian besar justru banyak material yang mudah terbakar. Dan ada pula yang berpotensi menimbulkan api.
Muncul pertanyaan, mengapa sih harus pakai material anti api?. Apa kelebihannya untuk rumah tinggal?. Lalu, apa ada material bangunan yang tidak bisa terbakar?. Banyak hal yang perlu Anda ketahui tentang si-jago merah, terkait pula dengan rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) proyek bangunan. Mengenai hal itu semua akan Anda temukan dalam artikel ini.
Pengertian bahan bangunan tahan api
Yaitu segala jenis material yang berfungsi sebagai bahan utama, dan bahan pelengkap yang berasal dari material alam, atau buatan pabrik. Yang digunakan secara bersama-sama, atau terpisah untuk membuat sebuah bangunan. Jadi menurut fungsinya, bahan bangunan tahan api bisa sebagai elemen struktur. Pun bisa sebagai bahan untuk pekerjaan arsitektural.
Penting Anda ketahui, tahan api maksudnya bukan sama sekali tidak bisa terbakar. Semua material pasti bisa terbakar. Namun yang membedakannya adalah besar api (suhu/panas), serta durasi waktu. Ada yang sangat cepat. Tapi ada pula yang lambat. Contoh material yang proses pembakarannya lambat adalah logam tadi.
Manfaat menggunakan material anti api
Seperti kata pepatah yang mengatakan ‘mencegah lebih baik daripada mengatasi’. Sementara itu, sejak dahulu kebakaran selalu mendapat perhatian serius arsitek. Terutama saat membuat desain gambar bangunan. Sebab bila si-jago merah ini ngamuk, pasti mengakibatkan kerugian yang besar.
Kerugian secara materi, pemilik bangunan kehilangan harta benda (bangunan), serta segala isinya. Misalnya perabot, furnitur dan dokumen-dokumen bangunan berharga lainnya. Sementara kerugian non materi, yaitu aktivitas keluarga menjadi terganggu. Seperti sekolah, kerja, dan sebagainya. Maka dari itu, arsitek selalu berusaha menggunakan bahan bangunan tahan api. Tujuan utamanya adalah untuk kenyamanan dan keselamatan.
Alasan lain, adalah karena potensi terjadinya kebakaran akhir-akhir ini makin tinggi. Khususnya pada daerah permukiman padat penduduk. Bersamaan lagi pada waktu musim kemarau. Kebakaran sering terjadi karena arus pendek, atau nyala api kompor gas. Oleh sebab terjadi pada daerah padat penduduk, maka api sangat cepat menyebar. Sehingga puluhan rumah ludes, hanya dalam hitungan jam. Amit-amit. Semoga hal seperti ini jauh dari kita. Amin.
Jenis-jenis bahan yang tidak mudah terbakar
Secara garis besar, material yang tidak mudah terbakar/menimbulkan api, ada 3 macam yaitu:
a. Material yang berasal dari alam
Yakni bahan bangunan tahan api yang bersumber dari lingkungan alam. Dan bisa Anda gunakan secara langsung untuk pelaksanaan pembangunan. Jenis-jenisnya ada 5, yaitu:
- Air,
- Batu belah (batu kali).
- Kerikil,
- Pasir,
- Tanah
b. Bahan bangunan anti api olahan
Yakni material bangunan yang terbuat dari satu jenis, atau beberapa macam bahan dasar. Dan harus melalui proses pengolahan industri, sehingga material tersebut dapat berfungsi dengan baik sebagai bahan bangunan tahan api. Jenis-jenisnya ada 8 yaitu:
- Bata ringan,
- Batu bata,
- Cor beton,
- Genteng, dan segala jenisnya.
- GRC (Glass Reinforced Concrete),
- Keramik lantai,
- Kaca
- Eternit,
- Paving block.
c. Material yang mengandung besi
Material yang mengandung logam juga termasuk hasil proses industri. Namun tidak dimasukkan dalam kelompok sebelumnya, karena sangat spesial. Selain jenisnya yang sangat banyak, juga dalam urusan anti api. Material baja paling jago. Tujuannya yang lain adalah untuk memudahkan Anda mengenal jenis-jenisnya, antara lain:
- Atap alumunium,
- Atap seng,
- Asbes,
- Baja ringan,
- Baut mur,
- Baja profil, dan segala jenisnya.
- Kosen alumunium,
- Paku,
- Sekrup,
- Spandek atau atap galvalum.
Jenis bahan bangunan pemicu api
Menggunakan bahan bangunan tahan api secara maksimal, tidak serta merta terhindar dari api. Sebab tanpa Anda sadari, tetap ada beberapa elemen bangunan yang terbuat dari bahan pemicu api. Sebagian diantaranya adalah bahan untuk struktur. Misalnya rangka atap kayu, atau bambu. Sementara pada bahan arsitektural antara lain: atap rumbia dan sirap, kosen PVC dan uPVC, wall paper. Bahkan lapisan cat dasar besi, sebenarnya mudah terbakar. Karena mengandung minyak pengencer.
Sementara itu, memilih material bangunan dominannya adalah berdasarkan harga. Harga yang paling murah menjadi pilihan pertama. Padahal pemicu kebakaran. Sedangkan material yang tahan api, sering menjadi barang langka. Pun kalau ada, harganya selangit. Jadi sangat dilema. Itu sebabnya diperlukan upaya pencegahan. Kalau tidak bisa, setidaknya mengurangi dampak.
[Penutup] Konsekuensi menggunakan material bangunan asal-asalan
Intinya memang tidak bisa 100% mencegah kebakaran pada bangunan. Bila hanya mengandalkan bahan bangunan tahan api. Toh 24+ jenis material tersebut bisa meleleh, bila suhu api sudah tertinggi. Namun demikian, dengan memakai bahan-bahan tersebut, jamin api tidak cepat membesar. Sehingga ada waktu untuk menyelamatkan harta benda. Atau mungkin nyawa manusia dari dalam bangunan.
Selain itu, upaya pemadaman api makin mudah, jika kebakaran tidak cepat menjalar. Maka tidak mengakibatkan dampak yang lebih besar. Bagi pemilik maupun kepada warga sekitar. Demikian penjelasan mengenai 24+ jenis bahan bangunan tahan api. Semoga bermanfaat.