Sebutan baja berat atau baja konvensional pada material baja tidak kita ketahui secara pasti, awalnya mulai familiar tengah masyarakat. Orang awam seakan lebih mudah paham mengenai jenis material yang tersebut, jika sebut baja berat atau baja konvensional. Padahal fakta klasifikasi material baja tidak menyebutkan adanya baja berat atau ringan, baja konvensional atau baja modern.
Hal ini unik sekaligus menarik untuk kita luruskan, agar masyarakat mengetahui dinamika dan fakta mengenai material baja. Yang sampai saat ini tetap paling banyak berguna sebagai bahan konstruksi.
Dinamika yang terjadi pada material baja
Ada beberapa dinamika yang terjadi pada material baja yang perlu kita ketahui, antaranya ada yang menunjukan tren positif namun ada juga yang sebaliknya.
1.Baja merupakan indikator perkembangan ekonomi
Baja sering gunakan sebagai indikator perkembangan ekonomi, sebab peran baja untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur dan perkembangan ekonomi global sangat tinggi. Kata baja juga seakan memiliki daya pikat bagi masyarakat, terlihat dari banyaknya nama produk mencantumkan nama baja. Mungkin alasannya agar menarik perhatian dan meningkatkan penjualan, padahal produk-produk tersebut sama sekali tidak memenuhi unsur/kandungan baja.
Hal ini murni strategi ekonomi/markerting, atau karena ada unsur hierarki kebutuhan yang tidak terpenuhi, lalu dengan sengaja ‘mengkloning’ nama baja yang telah terkenal sebelumnya?
2.Muncul istilah konstruksi baja berat atau baja konvensional
Perobahan selanjutnya yaitu muncul istilah konstruksi baja berat atau konstruksi baja konvensional. Padahal sebelumnya jenis konstruksi berdasarkan bahan yang gunakan, hanya terdiri dari konstruksi baja, konstruksi kayu, konstruksi bambu dan konstruksi/struktur beton. Terbukti sejak produk baja ringan perkenalkan dalam dunia kontruksi, kurang lebih 10 tahun lalu. Material baja yang awalnya kenal hanya satu, seakan berevolusi menjadi bernama baja berat atau baja konvensional.
Terserah apa istilah yang sematkan untuk konstruksi baja, toh pasar yang akan menguji seberapa kualitas, fungsi atau manfaat material baja yang mereka gunakan. Akhirnya juga konsumen akan tahu, bahwa kualitas sebuah produk pengaruhi oleh unsur/kandungan bahan, metode/proses pembuatan, alat yang gunakan, sistem manajemen dan seterusnya.
3.Tidak ada inovasi pada bentuk profil
Dapat kita katakan sejak ratusan tahun lalu, bentuk profil material baja itu-itu saja artinya tidak ada perobahan atau penambahan bentuk profil baru. Sejalan dengan kebutuhan material baja yang semakin meningkat, harusnya penting melakukan inovasi pada bentuk profil material baja.
Sisi sebaliknya, justru beberapa profil material baja ada yang sudah jarang temukan, misalnya profil baja T, baja King cross dan Queen cross. Langkanya profil-profil material baja tersebut akibat karena pabrik yang tidak produksi lagi, atau karena bentuk profilnya yang tidak minati (sesuai kebutuhan) konsumen?. Mungkin karena tidak ada inovasi bentuk profil maka bernama baja konvensioal?.
4.Ukuran material baja tidak konsisten
Jika anda pernah melihat buku tabel baja yang lengkap, terdapat semua jenis profil material baja memiliki banyak ragam ukuran. Namun saat ini tidak semua ukuran yang tercantum dalam buku tabel tersebut tersedia, dan ukuran yang tidak konsisten ini terjadi pada semua jenis profil.
Kita ambil salah satu contoh, dalam buku tabel baja ukuran baja profil Siku yang terkecil adalah Siku 20x20x3mm dan yang terbesar yaitu Siku 250x250x25 mm. Namun yang tersedia saat ini, yang paling kecil adalah Siku 30x30x3 mm dan yang terbesar adalah Siku 150x150x15 mm.
Fakta-fakta yang benar tentang baja
Dengan mengikuti dinamika yang telah terjadi, ada beberapa fakta menarik tentang material baja yang ternyata belum kita ketahui, yaitu:
1.Fakta proses pembuatan material baja
Membuat material baja sebagai bahan kontruksi, melalui proses yang sangat berat alias rumit dan panjang. Jika proses pembuatan baja ribuan tahun lalu, masih menggunakan tungku api untuk melebur biji besi. Namun kini baja telah produksi oleh pabrik-pabrik modern menggunakan mesin-mesin yang canggih.
Walau pembuatan material baja membutuhkan proses yang rumit, akan tetapi dengan ketersediaan alat-alat modern tersebut, industri-industri baja dunia bersaing ketat untuk menjadi produsen terbesar. Dan oleh British Geological Survei (2005), menyatakan Tongkok adalah produsen baja terbesar dunia, dimana sekitar sepertiga produksi baja dunia berasal dari Tiongkok, disusul oleh Jepang, Rusia dan Amerika Serikat.
2.Fakta mengenai densitas baja
Densitas (density) atau berat jenis, atau rapatan artinya pengukuran massa setiap satuan voleme benda. Densitas material baja sangat bervariasi, yang tergantung dari unsur/kandungan pembentukan baja, yaitu antara 7.750 sampai 8.080 Kg/M³. Dan untuk bahan konstruksi densitas material baja yang memenuhi standar adalah 8.750 Kg/M³.
Anda bisa bayangkan untuk volume 1 M³ yang isi dengan massa baja, maka beratnya mencapai 8.750 Kg. Itu artinya sama dengan standar kapasitas muatan (tonase) sebuah truk sedang. Jadi jika ada yang mengatakan bahwa baja itu ringan adalah persepsi yang keliru, dan untuk meluruskannya perlu memahami densitas material baja.

3.Fakta mengenai material besi dan baja
Besi dan baja berbeda, walau terdiri dari kadungan logam yang sama yaitu ferrous dengan bahan dasar Fe. Namun besi tidak sama dengan baja, sebab besi murni material alami yang terbuat dari unsur Fe, yang mudah bereaksi dengan udara lembab sehingga mudah mengalami korosi.
Sementara baja adalah material buatan yang terdiri dari kandungan besi, yang paduan dengan unsur nikel, mangan, karbon, fosfor, silikon, sulfur dan sedikit alumunium, nitrogen serta oksigen. Kandungan nikel dan mangan pada baja berguna untuk menambah kekuatan pada baja. Sementara karbon dalam baja yang mencapai 0,2%-2,1%, memengaruhi tingkat kekerasan dan kemampuan daya tarik baja.
Untuk membedakan antara besi dan baja dengan mudah, caranya dengan menganalogikan udara dan air. Dimana dalam air pasti ada udara, namun dalam udara belum tentu ada air. Demikian juga, dalam material baja pasti ada unsur besi, tetapi unsur yang dalam besi tidak semua dapat kita gunakan untuk material baja.
4.Fakta mengenai harga material baja
Saat ini harga material baja cukup mahal, yakni antara Rp 10.000 sampai Rp 12.500/Kg, yaitu harga yang setara dengan membeli 5 pcs mur baut Ø3/4”x3”. Dan bila konversi, uang senilai itu dapat membeli kurang lebih 1 Kg beras, yang cukup untuk makan 5-8 orang.
Artinya bukan hal yang baru jika ingin menggunakan material baja, sebagai bahan konstruksi harus menyediakan dana lebih. Namun bukan berarti manfaat yang kita peroleh tidak sebanding. Sebab selain konstruksi yang kuat dan daya tahan yang lama, ada banyak manfaat lain yang akan kita peroleh dengan menggunakan bahan baja. Lebih detail anda dapat pelajari Ini Keunggulan Baja Sebagai Bahan Konstruksi.
5.Fakta mengenai mobilisasi material baja
Material baja perlu kita mobilisasi untuk dapat kita gunakan sebagai bahan konstruksi. Mobilisasi material baja meliputi jenis alat transportasi, biaya transportasi bahan dan waktu yang kita butuhkan untuk mengantar bahan. Misalnya mobilisasi dari pabrik ke workshop, kemudian dari worshop ke proyek (site).
Biaya yang butuhkan untuk mobilisasi material baja relatif mahal, dan waktu yang kita butuhkan agar sampai tujuan cukup lama, terutama bila lokasi proyek luar pulau. Sebab proyek yang berada luar pulau, akan menimbulkan biaya mobilisasi yang lain, yaitu biaya asuransi dan sewa kontainer.
Contoh sebuah proyek konstruksi baja pada tahun 2017 lalu, yang berlokasi kota Nunukan, Kalimantan Utara. Proyek tersebut kerjakan oleh sebuah kontraktor dari Semarang, Jawa Tengah. Teknis mobilisasi material baja agar bisa sampai ke lokasi, mereka lakukan seperti berikut:
- Pengiriman baja dari pelabuhan Tanjung Mas, Semarang tidak dapat lakukan karena kapal laut menuju Kalimantan Utara tidak tersedia, maka pengiriman lakukan melalui pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
- Material baja di packing rapi di dalam kontainer berukuran 20 Feet, kemudian diangkut ke pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya dengan menggunakan truk trailer.
- Dari pelabuhan di Surabaya kontainer yang berisi material baja di kirim ke pelabuhan Tarakan, Kalimantan Utara melalui kapal laut.
- Dari pelabuhan Tarakan kontainer di oper ke kapal laut yang berukuran lebih kecil, untuk selanjutnya di kirim ke pelabuhan Nunukan.
- Prediksi waktu yang dibutuhkan sebelumnya 15 hari baja konstruksi bisa sampai di lokasi proyek, ternyata molor hingga 20 hari.
Dari contoh diatas maka ada 3 jenis biaya tranportasi yang harus dikeluarkan kontraktor, yaitu biaya pengiriman bahan dari Semarang ke Surabaya, biaya pengiriman bahan dari Surabaya ke Tarakan dan dari Tarakan ke Nunukan. Sementara alasan memilih ukuran kontainer yang 20 feet, karena pelabuhan di Nunukan relatif kecil sehingga kapal besar tidak dapat bersandar, jadi pengiriman harus melalui/transit di pelabuhan Tarakan.
6.Fakta mengenai proses pengerjaan material baja
Proses pengerjaan material baja sebagai bahan konstruksi harus kita lakukan dengan teliti. Sebab kesalahan ukuran beberapa millimeter saja akan berakibat fatal, misa rangka baja tidak bisa terpasang dengan sempurna. Antisipasi mengenai hal ini telah jelas dalam Teknik Dasar Shop Drawing Konstruksi Baja, silahkan anda pelajari sebagai bagian dari proses pengerjaan baja.
Secara umum proses pengerjaan material baja konstruksi terbagi 2 tahap, yaitu:
I.Tahap fabrikasi baja
Proses pengerjaan baja konstruksi pada tahap fabrikasi yaitu rangkaian pembuatan (produksi) komponen-komponen baja, dari bahan setengah jadi menjadi barang jadi sehingga siap anda gunakan sebagai bahan konstruksi. Yang lakukan sekelompok tukang baja dengan mengikuti metode kerja fabrikasi yang telah anda tetapkan. Salah satu artikel kami mengenai Metode Kerja Fabrikasi Baja u/Konstruksi, silahkan anda dapat pelajari link tersebut.
Untuk bisa sampai ke tahap fabrikasi tentu ada proses yang anda lalui sebelumnya, misalnya mengikuti proses tender/lelang proyek, mengajukan penawaran harga, kemudian melakukan klarifikasi dan negosiasi harga. Selanjutnya jika ternyata menang tender maka perlu membuat shop drawing dan RAP proyek baja.
II.Tahap erection baja
Erection atau ereksi baja merupakan pekerjaaan perakitan komponen-komponen baja, agar menjadi sebuah struktur satu lapangan konstruksi. Tahap ini dapat kita laksanakan setelah komponen-komponen baja tersebut telah melalui tahap fabrikasi. Yang lakukan oleh sekelompok tukang baja yang khusus/ahli bidang erection.
Metode pelaksanaan perakitan komponen baja tergantung bentuk konstruksi dan jenis bahan yang kita gunakan, sebab masing-masing konstruksi memiliki metode kerja yang berbeda. Misalnya erection konstruksi rangka atap baja, metode kerjanya dapat anda tentukan jika Bentuk dan Jenis Bahan Kuda-kuda Baja Profil telah anda ketahui.
7.Fakta mengenai resiko usaha konstruksi baja
Resiko melakukan usaha bidang konstruksi baja tergolong tinggi dan beragam, yang bisa terjadi pada kontraktor maupun kepada para tukang. Jenis resiko bagi kontraktor bisa berupa kerugian yang sebabkan oleh salah perhitungan, kegagalan produksi (fabrikasi dan erection), manajemen perusahaan yang buruk dan sebagainya.
Sementara resikonya bagi para tukang diantaranya kecelakaan kerja. Yang dapat terjadi di workshop ketika fabrikasi baja maupun terjadi di proyek (site) saat melaksanakan erection. Potensi kecelakaan kerja bagi tukang sangat mungkin karena jenis material baja yang anda kerjakan tergolong material keras, berat dan besar.
Secara khusus pada tahap erection, potensi kecelakaan kerja makin besar terjadi karena perakitan komponen-komponen baja mayoritas berada pada ketinggin. Perhatikan gambar ini, adalah salah satu metode perakitan yang menggunakan alat berat dan berada pada ketinggian.

Kesimpulan
Dari penjelasan ini, mengenai dinamika yang terjadi dan fakta-fakta yang benar tentang material baja. Dapat kita simpulkan bahwa usaha/kerja dibidang konstruksi baja cukup menjanjikan, karena peran baja untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur dan perkembangan ekonomi saat ini tetap tinggi.
Walaupun harga material baja relatif tinggi bandingkan material lainnya, namun manfaat yang kita peroleh sangat sepadan. Tingginya harga tersebut akibat faktor mobilisasi bahan serta proses pegerjaan material baja membutuhkan ketelitian.
Untuk terjun bidang usaha konstruksi baja, anda harus benar-benar memiliki orang yang ahli baja. Yaitu orang yang memahami dan menguasai material baja, dapat melakukan perhitungan biaya-biaya dan analisa harga, serta memahami proses pengerjaan baja untuk konstruksi. Jika persyaratan tersebut belum anda miliki, maka anda berpotensi menghadapi resiko yang besar.