Pengecatan Baja Sistem Borong Teknisnya Begini

Penjelasan mengenai pengecatan baja dengan sistem borong

Pengecatan baja sistem borong artinya pekerjaan mengecat material baja oleh beberapa orang tukang cat. Yang menerapkan pola penggajian berdasarkan volume/luas cat dan upah borongan. Pekerjaan mengecat baja adalah salah satu item pekerjaan konstruksi baja. Selain fabrikasi dan pemasangan. Mengecat baja paling sering menerapkan sistem borong. Sementara fabrikasi dan pemasangan tergolong jarang.

Pengecatan baja sistem borong berlaku untuk semua jenis pekerjaan cat. Baik cat dasar maupun finishing. Untuk tonase baja yang relatif kecil atau ˃50 ton. Yang melaksanakan pengecatan cukup oleh 1 bas borong. Caranya adalah menjadikan pekerjaan tersebut dalam satu paket borongan. Dengan tujuan agar memudahkan pengawasan, sehingga hasil cat lebih berkualitas.

Tetapi bila tonase baja cukup besar. Misalnya 50 ton lebih. Sebaiknya pengecatan anda serahkan kepada 2 bas borong. Tujuannya adalah agar tepat waktu. Teknis kerjanya dapat anda bagi. Caranya, bas borong PERTAMA khusus untuk pekerjaan cat dasar. Sementara bas borong KEDUA melaksanakan cat finishing. Atau dengan metode lain. Misalnya berdasarkan jenis komponen/rangka baja.

Wewenang dan tanggungjawab bas borong

Bas borong adalah sebutan bagi pemimpin/kepala tukang, yang melaksanakan satu pekerjaan proyek dengan sistem borong. Bas borong berbeda dengan mandor. Dari segi penggajian. Bas borong beserta anak buahnya, mendapat bayaran dari hasil kerja borong. Tetapi mandor berdasarkan harian atau bulanan.

Sementara dari segi tanggungjawab. Walau peran bas borong terlihat sama dengan mandor. Karena Bas borong mendapat tugas langsung dari kontraktor, atau dari pemiliki bangunan/proyek (Owner). Maka level bas borong setingkat diatas mandor, serta berada setingkat dibawah sub-kontraktor. Itu sebabnya wewenang mandor tidak sama dengan bas borong.

Kontraktor atau pemiliki proyek dalam artikel ini kami sebut sebagai pemberi pekerjaan. Dan bas borong sama artinya dengan penerima pekerjaan.

Pengecatan baja sistem borong memberi wewenang dan tanggunjawab penuh kepada bas borong. Wewenang seorang bas borong cat adalah:

  1. Menentukan besar gaji anak buah (tukang cat).
  2. Mendapatkan upah borongan dari pemberi pekerjaan secara bertahap.
  3. Memilih metode pelaksanaan cat dasar maupun finishing,
  4. Menghitung biaya borongan.

Selama pelaksanaan pengecatan, serta pada masa pemeliharaan (retensi), tanggungjawab bas borong terdiri dari:

  1. Memastikan jenis/klasifikasi cat sesuai dengan ketentuan,
  2. Menyediakan peralatan kerja,
  3. Menjamin pekerjaan berjalan lancar dan sesuai time schedulle.
  4. Memastikan mutu dan ketebalan cat sesuai dengan standar,
  5. Memberi gaji tukang tepat waktu,
  6. Melakukan perawatan/perbaikan cat selama masa pemeliharaan.

Cara menghitung harga satuan pengecatan baja

Harga satuan pengecatan baja artinya perkiraan biaya untuk tiap meter persegi pekerjaan cat. Yakni terdiri dari cat dasar dan finishing (cat akhir/penutup). Harga satuan pengecatan terdiri dari biaya upah dan bahan. Dengan dasar itu maka pengecatan baja sistem borong menjadi 2 versi, yaitu: 1].Borongan upah kerja (cost and fee) dan, 2].Borongan bahan dan tenaga kerja (lump sum).

1.Borongan upah kerja

Sebelum menetapkan seseorang untuk memborong suatu pekerjaan. Pemberi pekerjaan akan memanggil bas borong. Lalu memberi tahu besar tonase baja, beserta sistem borongan yang dia kehendaki. Bila pemberi pekerjaan menginginkan borongan upah kerja. Berarti bas borong hanya menyediakan tukang. Sementara yang menyediakan bahan adalah pemberi pekerjaan.

2.Borongan bahan dan tenaga kerja

Pada situasi tertentu. Adakalanya pemilik bangunan (Owner) langsung menangani/mengawasi pekerjaan pembangunan. Maka sistem borongan bahan dan tenaga, sering menjadi pilihan utama. Dengan menerapkan sistem borongan ini, maka tugas pemiliki bangunan makin ringan. Karena tidak perlu belanja bahan atau peralatan kerja.

Terlepas sistem mana, yang dikehendaki oleh pemberi pekerjaan. Harga satuan pengecatan baja sistem borong. Sebaiknya tidak melebihi standar harga satuan upah kabupaten/kota. Lebih jelasnya silahkan perhatikan contoh berikut. Gambar ini adalah Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) kota Semarang tahun 2018. Saat itu menetapkan Upah Kerja pengecatan besi sebesar Rp 17.375,- per meter persegi. Sementara Harga Borongan bahan dan tenaga kerja adalah Rp 47.267,- per M²

Analisa harga satuan pekerjaan pengecatan baja kota Semarang tahun 2018

Tips menentukan borongan upah kerja

Dalam tabel (kotak biru) adalah koefisien untuk biaya tenaga kerja. Angka-angka dalam koefisien tersebut sifatnya baku. Serta berlaku untuk seluruh Indonesia. Tetapi besar upah/gaji tukang (kotak merah) sewaktu-waktu berobah. Bahkan besarnya tiap-tiap kabupaten/kota berbeda.

Jadi menghitung upah kerja pengecatan baja, anda cukup meng-update besar gaji tukang. Kemudian menjumlahkan hasil perkalian antara koefisien dengan gaji tukang. Selesai. Sederhana bukan?. Benar, dari mana biaya untuk pajak PPh tadi?. Jawabnya adalah dari keuntungan anda!.

Tips meng-update harga borongan bahan

Sama halnya dengan menghitung borongan upah kerja. Menentukan harga satuan bahan juga mengacu pada koefisien bahan. Silahkan anda perhatikan gambar tadi. Pada kolom ‘B’ ada 6 jenis bahan, yang anda butuhkan untuk pekerjaan pengecatan baja. Agar anda tahu total biaya bahan. Maka anda juga wajib meng-update harga-harga bahan.

Pengecatan baja sistem borong bahan dan upah kerja, lebih menguntungkan. Namun juga memiliki resiko kerugian. Dan relatif lebih besar. Belum lagi soal kewajiban pajak. Untuk itu memborong pekerjaan pengecatan baja, harus yang benar-benar profesional. Bilamana anda merasa kurang mampu, misalnya dari segi modal. Maka lebih baik memilih borongan upah kerja.

Tujuan menghitung total borongan pengecatan baja

Menghitung biaya pengecatan baja sistem borong terlihat mudah. Faktanya tidak. Penyebabnya karena satuan dalam AHSP memakai M². Padahal proyek baja selalu menggunakan satuan kilogram atau ton. Celakanya, tidak semua estimator mampu menghitung luas bidang/permukaan cat baja. Sehingga biaya pengecatan dalam BoQ dan RAB baja berupa asumsi. Sementara pemberi pekerjaan menghendaki biaya yang real.

Selain karena fakta tersebut. Bas borong wajib menghitung luas cat baja. Tujuannya adalah untuk:

  1. Mengetahui secara pasti total biaya pengecatan,
  2. Sebagai acuan pada saat pengajuan pembayaran borongan,
  3. Dasar pelaporan/pembayaran pajak.

Cara menghitung luas cat material baja

Katakanlah sebuah konstruksi baja, dengan total tonase sebesar 50 ton. Konstruksi tersebut menggunakan bermacam-macam material baja. Maka cara menghitung luas cat material baja, silahkan perhatikan contoh berikut:

Contoh 1]. Material baja WF 200x100x5,5×8 dengan total panjang 120 meter. Maka luas bidang cat adalah = ((0,2×2) + (0,1×4)) x 120 = 96,0 M²

Contoh 2]. Material baja kanal U 100x50x5x7,5 sepanjang 60 meter. Luas permukaan cat adalah = ((0,1×2) + (0,05×4)) x 60 = 24,0 M²

Demikian anda lakukan perhitungan luas cat pada tiap jenis bahan. Hingga anda mengetahui luas total pengecatan. Kita misalkan totalnya adalah 3.500 M². Berati bila mengacu AHSP tadi, selanjutnya dapat kita ketahui total borongan:

  1. Upah kerja pengecatan = 3.500 M² x Rp 17.375,- = Rp 60.812.500,-
  2. Bahan dan upah kerja = 3.500 M² x Rp 47.267,- = Rp 165.434.500,-

Tata cara pembayaran pengecatan baja

Pembayaran pengecatan baja sistem borong tergantung kesepakatan antara dua belah pihak. Secara umum pada proyek baja. Untuk jenis borongan upah kerja, menerapkan pembayaran berdasarkan progres pekerjaan. Sementara pembayaran pada borongan bahan dan upah kerja. Selain berdasarkan progres, juga dapat dengan cara termin. Penting anda ketahui, pengajuan pembayaran secara progres maupun termin tidak sulit. Karena item pekerjaan hanya satu, yaitu mengecat baja.

1.Pengajuaan pembayaran borongan berdasarkan progres

Setelah pekerjaan pengecatan berjalan. Anda berhak mengajukan pembayaran kepada pemberi pekerjaan. Syarat pengajuan pada umumnya menetapkan minimal progres sebesar 5%. Artinya ketika prestasi pengecatan mencapai ≥5%, maka seketika itu anda berhak mengajukan pembayaran. Walau durasi waktu tidak sampai 1 minggu. Contoh pengajuan pembayaran pengecatan baja sistem borong, seperti berikut:

Misalnya luas cat keseluruhan 3.500 M². Kemudian anda telah selesai mengecat 700 M². Atau setara dengan 20% dari total borongan upah. Berarti anda berhak mengajukan tagihan sebesar = 20% x Rp 60.812.500,- = Rp 12.081.500,-

2.Pengajuan pembayaran pengecatan dengan cara termin

Tata cara pembayaran sistem termin, sebenarnya mirip dengan progres. Perbedaannya, progres dapat anda ajukan kapan saja dan syaratnya tergolong mudah. Sementara pembayaran dengan cara termin, anda wajib mencapai target terlebih dahulu. Sistem termin menerapkan pembayaran secara bertahap. Umunya ada 5 tahap. Untuk lebih jelasnya, silahkan anda pelajari dalam tautan tersebut. Untuk itu kami tidak perlu menjabarkan secara luas.

Hanya mengingatkan mengingatkan kembali. Syarat pengajuan termin sangat berat. Khusunya bagi bas borong dengan modal pas-pasan. Itu sebabnya kami rekomendasikan borongan upah kerja. Belum lagi ketentuan mengenai masa pemeliharaan.

Masa pemeliharaan pekerjaan borongan cat

Retensi atau masa pemeliharaan tidak berlaku pada jenis borongan upah kerja. Jadi hanya untuk borongan bahan dan upah kerja. Adapun batas waktu pemeliharaan pengecatan baja adalah 2-3 bulan. Dan ketentuan selama masa pemeliharaan adalah:

  1. Anda wajib merawat dan memperbaiki cat apabila terjadi kerusakan,
  2. Biaya-biaya yang timbul selama masa pemeliharaan adalah tanggungjawab bas borong.
  3. Sebagai jaminan pemeliharaan. Pemberi pekerjaan akan menahan pembayaran sebesar 5% dari total borongan,
  4. Pembayaran jaminan setelah masa pemeliharaan berakhir.

Proses pengajuan contoh cat baja

Proses pengecatan baja sistem borong hulunya adalah pengajuan contoh bahan. Ketika bas borong cat menerima tugas dari pemberi pekerjaan. Bas borong wajib membangun komunikasi dengan pemberi pekerjaan. Jika anda bisa berinteraksi dengan baik, maka pasti pekerjaan akan lancar. Termasuk pada saat pengajuan contoh cat.

a. Mengajukan contoh cat baja kepada kontraktor

Sebelum pengecatan mulai, pemberi pekerjaan wajib mengetahui dan menyetujui spesifikasi cat. Untuk itu anda harus mengajukan contoh cat. Contoh komunikasi yang baik adalah mengajukan contoh pengecatan baja, beserta katalog dan brosur cat. Tak  jarang mereka juga meminta metode kerja. Hal tersebut juga wajib anda penuhi. Kami tambahkan, sebenarnya prosedur ini telah tertera dalam RKS proyek bangunan. Hanya para bas borong sering lalai. Dan tidak mempelajari dokumen tersebut. Lalu beranggapan pemberi pekerjaan mengada-ada. Padahal tidak. Sesungguhnya mereka juga tengah menjalankan amanat yang tertulis.

b. Pengajuan sample cat kepada pemilik bangunan

Situasi pengajuan contoh bahan akan berbeda. Yaitu ketika pekerjaan anda dapatkan dari pemilik bangunan. Apalagi  si- pemilik tidak paham tentang bahan-bahan bangunan. Hal tersebut pantas kita maklumi, sebab background mereka bukan bidang bangunan. Beda dengan perusahaan kontraktor, yang didominasi oleh orang-orang teknik. Sehingga anda tidak perlu menjelaskan panjang lebar. Mengenai spek atau teknis pelaksanaan cat. Tetapi cukup anda lengkapi syarat-syarat yang mereka inginkan. Pasti contoh cat segera mereka setujui.

Manakala mengajukan sample cat ke pemilik bangunan. Anda harus menerangkan apa kelebihan dan kekurangan cat. Bagaimana aturan pakainya, apa saja alat-alat yang anda gunakan dan seterusnya. Oleh sebab itu anda harus benar-benar menguasai tentang pengecatan baja. Dan menyampaikan dengan komunikasi yang baik. Dengan demikian pemilik bangunan bisa yakin. Kemudian menyetujui sample cat anda.

Eksistensi bas borong dalam satu pekerjaan bangunan

Penjelasan dalam artikel ini sengaja kami titik beratkan pada peran bas borong. Dengan harapan, agar anda semakin memahami eksistensi profesi ini. Pada dasarnya untuk setiap pekerjaan, tugas dan tanggungjawab bas borong sama. Pengecatan baja sistem borong seharunya sebagai contoh. Sehingga item-item pekerjaan bangunan lain juga berjalan sukses.

Pekerjaan borongan dan bas borong bagai pinang terbelah dua. Artinya bila ada pekerjaan yang anda borong, maka bas borong lah yang anda butuhkan. Bukan tukang!. Ini yang sering salah kaprah. Dan mengakibatkan terjadinya beberapa kasus dalam proyek. Misalnya pemborong melarikan diri.

Sesungguhnya kesalahan tersebut ada pada pemberi pekerjaan. Karena memilih orang yang salah, serta tergiur oleh harga borongan yang rendah. Oleh sebab itu jangan mudah percaya dan menetapkan seseorang menjadi bas borong. Melainkan buktikan terlebih dahulu. Barometernya telah kami uraikan dalam artikel ini.

[Penutup] Kewajiban pajak bas borong

Pengecatan baja sistem borong tidak terlepas dari kewajiban pajak. Walau borongan anda sebatas upah kerja (cost and fee). Anda memiliki kewajiban pajak. Yaitu Pajak Penghasilan (PPh) sebesar 3% dari jumlah borongan. Maka biaya untuk itu harus anda perhitungkan saat menyusun harga satuan.

Sedikit berbeda dengan borongan upah kerja. Borongan bahan dan tenaga (lump sum) memiliki 2 kewajiban pajak, yaitu PPh dan Pajak Pertambahan nilai (PPn) sebesar 10%, sehingga totalnya menjadi 13%. Penting anda pahami. Biaya PPn sebenarnya berasal dari pemberi pekerjaan. Namun karena pembayaran melalui bas borong, maka pajak tersebut merupakan bagian dari tanggungjawab.

Kewajiban pajak bas borong berlaku untuk semua jenis pekerjaan. Jadi tidak hanya untuk pekerjaan pengecatan baja. Profesionalitas bas borong akan teruji dari pemahamannya tentang pajak. Itu sebabnya kami sebutkan sebelumnya, bahwa bas borong tidak sama dengan mandor.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Butuh bantuan untuk Desain Arsitek dan Konstruksi baja? Ayo chat dengan kami!