Anda tahu pengajuan progres tujuannya untuk apa? Sobatku yang telah makan asam garam pada proyek, merasakan terik matahari dan udara dingin pada malam hari. Sebab harus lembur untuk mengejar target, agar dapat mengajukan progres. Yaitu tujuannya syarat untuk melakukan penagihan kepada pemberi pekerjaan.
Kalau target tidak tercapai, apa bisa mengajukan progres?. Jangan mimpi, anda mendapat sasaran amarah dari pihak pemberi pekerjaan, iya!. Sementara kalau tidak kita lakukan progres, maka pimpinan kita yang akan marah-marah. Menganggap tidak bisa kerja, tidak profesional dan seterusnya. Pokoknya ambyar sobat!
Saya alami itu puluhan tahun, dari proyek yang berlokasi dalam kota, luar kota dan luar pulau. Dan saya tahu sampai kini masih banyak sobat seperjuangan, yang masih mengalami hal sama pada proyek-proyek. Jadi bagi anda yang belum merasakan, pertama mulai pelajari Sistem Pembayaran Proyek Baja & Implementasi serta Jenis Gambar & Dokumen Proyek Baja. Agar anda ada bekal membuat pengajuan progres pekerjaan.
Seperti ini sobat panduan membuat pengajuan progres pekerjaan konstruksi baja. Yang kita bagi dalam 2 tahap, yaitu:
Tahap I: Proses pengajuan progres dari lapangan/proyek (Site)
Jika anda ingin mengajukan progres berarti harus melaksanakan opnam dengan Pemilik bangunan Owner atau Maincont. Saya beritahu sobat, jika ekspektasi anda lebih mudah berurusan dengan Owner. Salah. Atau dengan Maincont? sama saja. Sekali lagi, proses pengajuan progres merupakan perjuangan berat bagi orang lapangan. Mau berurusan dengan Owner atau Maincont, dokumen yang harus anda dapatkan dan mendapat persetujuan mereka, adalah:
1.Berita Acara Pemerikasaan Pekerjaan
Berita Acara Pemerikasaan Pekerjaan (BAPP) konstruksi baja adalah laporan progres yang berisi hasil pengukuran dan penghitungan prosentasi (%) kemajuan/prestasi pekerjaan baja, untuk 1 periode pelaporan. Gambar berikut ini contoh BAPP pekerjaan konstruksi baja.
Dari gambar contoh BAPP ini, selanjutnya anda lakukan seperti panduan berikut ini:
a. Cara membuat BAPP
- BAPP anda buat menggunakan program Ms.Excel.
- Nomor laporan harus berisi kode proyek, kode dokumen dan bulan/tahun pembuatan laporan.
- Pernyataan para pihak yang melakukan opnam terdiri dari hari, tanggal, nama lengkap dan jabatan.
- Landasan melaksanakan opnam tuliskan nomor dan tanggal surat perjanjian/kontrak kerja.
- Mebuat tabel laporan, setengah dari tabel yaitu sebelah kanan laporan adalah BoQ. Jadi anda tinggal copy BoQ dan selanjutnya,
- Setengah dari tabel yaitu sebelah kiri adalah tabel progres yang dapat anda isi melalui hasil opnam.
b. Cara membuat tabel yang ada dalam BAPP
- Tabel progres terdiri dari 3 kolom utama dan 1 kolom terakhir adalah Porsentasi bobot pekerjaan (PBP),
- Kolom utama berisi Progres yang lalu (SD LALU), Progres saat ini (SAAT INI) dan Progres sampai saat ini (SD INI)
- Masing-masing kolom utama terdiri dari 2 kolom, yaitu kolom untuk Volume (tonase baja) dan kolom untuk Jumlah (harga borongan)
c. Cara mengisi tabel BAPP
- Cara mengisi Volume dan Jumlah pada kolom SD LALU, dapat anda isi jika sudah pernah melakukan progres. Anda tinggal memindahkan data dari kolom SD INI yang ada pada progres sebelumnya. Pada gambar tersebut kolom SD LALU masih kosong, yang artinya belum pernah melakukan progres. Berikut ini panduan mengisi tabel, yaitu:
- Teknis mengisi Volume pada kolom SAAT INI melalui hasil opnam,
- Teknis untuk mengetahui hasil Opnam yaitu dengan melakukan pengukuran dan perhitungan volume/tonase pekerjaan bersama-sama dengan pihak pemberi pekerjaan.
- Cara mengisi Volume pada kolom SD INI = (Volume pada kolom SD LALU + Volume pada kolom SAAT INI),
- Cara menigisi kolom Jumlah pada kolom SD LALU, SAAT INI dan SD INI, yaitu dengan mengalikan Volume pada masing-masing kolom dengan Harga satuan yang ada dalam BoQ.
d. Rumus menghitung PBP
PBP = (Jumlah isian kolom SD INI bagi dengan Jumlah yang ada dalam BoQ) x 100
Contoh kasus sebuah pekerjaan konstruksi baja:
Jumlah pada kolom SD INI = Rp 7.450.000,-
Jumlah yang ada dalam BoQ = Rp 18.500.000,-
Maka PBP = (Rp 7.450.000 : Rp 18.500.000) x 100
= 0,4027 x 100 = 40,27%
e. Rumus menghitung nominal pembayaran BAPP
Pada bagian bawah BAPP akan terlihat jumlah nominal progres, yang selanjutnya kita jadikan acuan untuk membuat Berita Acara Pembayaran. Berikut ini cara menghitung nominal pembayaran:
- Rumus 1: Jika belum pernah melakukan progres
- Nominal pembayaran = PBP x Nilai kontrak/borongan
- Contoh :
- PBP = 40,27%
- Nilai kontrak/borongan (misal) = Rp 125.000.000,-
- Maka Nominal pembayaran BAPP = 40,27% x Rp 125.000.000 = Rp 50.337.500,-
Pada gambar contoh BAPP, memang menyatakan belum pernah melakukan progres sebelumnya. Jadi bagaiman jika sudah pernah?, cara menghitung lakukan seperti berikut ini:
- Rumus 2: Jika sebelumnya telah pernah melakukan progres
- Nominal pembayaran = (PBP x Nilai kontrak/borongan) – Nominal pembayaran progres sebelumnya
- Contoh :
- PBP = 40,27%
- Nilai kontrak/borongan (misal) = Rp 125.000.000,-
- Nominal pembayaran progres sebelumnya (misal) = Rp 25.200.000,-
- Maka Nominal pembayaran BAPP = (40,27% x Rp 125.000.000) – Rp 25.200.000 = Rp 25.137.500,-
Begitu selesai membuat laporan progres, dan sampai masing-masing pihak telah membubuhkan tanda tangan serta stempel pada laporan progres tersebut, lalu anda yakin laporan progres tersebut adalah yang terbaik sehingga tidak mengecewakan sang pimpinan, berarti 1 perjuangan telah anda selesaikan dengan sukses.
2.Berita Acara Pembayaran
Berita Acara Pembayaran (BAP) konstruksi baja adalah laporan yang berisi hasil penghitungan nominal tagihan, yang harus dibayarkan oleh Owner atau Maincont kepada perusahaan anda, untuk 1 periode pelaporan kemajuan/prestasi pekerjaan baja. Gambar dibawah ini contoh BAP pekerjaan konstruksi baja.
Dari gambar contoh BAP diatas, anda lakukan panduan berikut ini:
a. Cara membuat BAP
- Ikuti panduan cara membuat BAPP poin 1 s/d 3,
- Buat kembali rincian perhitungan pembayaran, yaitu terdiri dari Nominal total pembayaran sampai saat ini, Nominal pembayaran yang lalu dan Nominal pembayaran saat ini.
- Buat rincian potongan-potongan, yaitu terdiri dari Potongan untuk Retensi, Potongan PPn 10% dan Potongan PPh 3%.
b. Cara menghitung nominal BAP
Nominal BAP artinya adalah jumlah nominal progres yang harus dibayar oleh pemberi pekerjaan setelah dikurangi beberapa potongan yang dibebankan kepada penerima pekerjaan. Misalnya potongan Retensi umumnya 5% dari nilai kontrak/borongan dan kewajiban-kewajiban wajib pajak.
Menghitung Nominal BAP lakukan dengan rumus berikut:
- Tahap 1: Menghitung Nominal BAP setelah dipotong Retensi
Nominal BAP = Nominal pembayaran BAPP – Retensi
= Rp 50.337.500 – (Rp 125.000.000 x 5%)
= Rp 50.337.500 – Rp 6.250.000 = Rp 44.087.500,-
- Tahap 2: Nominal BAP setelah ditambah PPn
BAP = Rp 44.087.500 + (PPn 10% x Nilai kontrak/borongan)
= Rp 44.087.500 + (PPn 10% x Rp 125.000.000)
= Rp 44.087.500 + Rp 12.500.000 = Rp 56.587.500,-
- Tahap 3: Nominal BAP setelah dipotong kewajiban wajib pajak
BAP = Rp 56.587.500 – Rp 12.500.000 – (PPh 3% x Nilai kontrak/borongan)
= Rp 56.587.500 – Rp 12.500.000 – (PPh 3% x Rp 125.000.000)
= Rp 44.087.500 – Rp 3.750.000,- = Rp 40.337.500,-
Dari perhitungan diatas diketahui Nominal BAP yang harus dibayarkan oleh Owner atau Maincont yaitu sebesar Rp 40.337.500,-
Kembali pada gambar contoh BAP, pada bagian bawah BAP ada tabel rekapitulasi kontrak dan pembayaran. Sesuai namanya, tabel ini berupa rekapitulasi dari perhitungan-perhitungan seperti diatas. Yakni berisi Nominal BAP, nominal PPn 10% dan nominal Nilai kontrak/borongan.
Di bagian bawah BAP juga masing-masing pihak harus memberi tandatangan dan stempel. Bila telah lengkap berarti tugas anda melakukan proses pengajuan progres di proyek sudah selesai. Berhasil.
Tahap II: Melengkapi dokumen pengajuan progres dari kantor
Oke, urusan melengkapi dokumen pengajuan progres yang dilakukan di kantor sangat gampang. Caranya pastikan saja BAPP dan BAP yang anda bawa dari lapangan tidak mengecewakan sang pimpinan, maka mereka yang terlibat melengkapi progres tersebut senang.
Dokumen yang perlu anda lengkapi untuk pengajuan progres, dibuat oleh bagian keuangan (Accounting) kantor. Namun penting anda ketahui cara pembuatan dokumen-dokumen tersebut, yaitu:
1.Invoice
Invoice dalam lingkup pekerjaan baja berarti dokumen yang berguna sebagai bukti pembelian. Yaitu berisi nominal yang harus anda terma baja kepada penerima pekerjaan. Gambar berikut ini adalah contoh invoice pekerjaan baja.
Dari gambar diatas, dapat anda perhatikan cara pembuatan invoice dilakukan sebagi berikut:
- Nomor invoice harus berisi kode proyek, kode dokumen dan bulan/tahun pembuatan dokumen
- Data yang di isi pada tabel invoice semua berasal dari BAPP, sehingga dalam invoice dicantumkan nomor BAPP
- Invoice ditandatangi oleh pimpinan dan lengkap dengan stempel perusahaan
- Di dalam invoice dicantumkan nomor rekening bank, sehingga pemberi pekerjaan tahu pembayaran dilakukan melalui bank tersebut.
2.Kwitansi
Kwitansi dalam lingkup pekerjaan baja adalah dokumen alat bukti pembayaran dan penerimaan sejumlah uang untuk biaya pelaksanaan pekerjaan baja. Gambar berikut ini adalah contoh kwitansi pekerjaan baja.
Dari gambar ini, dapat anda perhatikan cara pembuatan kwitansi hampir sama dengan pembuatan invoice, yang berbeda adalah bentuk dan nomor dokumen.
Selain invoice dan kwitansi, tambahan dokumen yang perlu anda lengkapi untuk pengajuan progres adalah Faktur pajak, copy Surat Perjanjian/kontrak Kerja dan copy Jaminan Pelaksanaan.
Kesimpulan
Lakukan pengajuan progres tepat waktu sebelum pimpinan anda marah-marah. Namun dengan catatan target harus terpenuhi, supaya anda tidak teguran oleh pihak pemberi pekerjaan. Membuat pengajuan progres mulai dari melaksanakan opnam, membuat BAPP dan BAP.
Setelah tahap 1 dan 2 selesai, maka semua dokumen yang telah lengkap anda buat. Selanjutnya serahkan kepada pemberi pekerjaan, untuk selanjutnya melaksanakan proses pembayaran. Yaitu terdiri dari:
- BAP
- BAPP
- Invoice
- Kwitansi
- Faktur pajak
- Copy surat perjanjian/kontrak kerja
- Copy Jaminan Pelaksanaan