14+ Perbedaan Borongan dan Harian Proyek Wajib Anda Ketahui

Beragam perbedaan antara tukang harian dan borong

Memahami 14+ Perbedaan kerja borongan dan harian sangat penting. Banyak orang yang terlibat dengan pekerja. Namun tidak mengetahui sistem kerja. Khusus pada proyek konstruksi. Tenaga kerja borong dan harian itu wajib ada. Tetapi bagaimana perbedaannya? Hal itu akan kami jelaskan dalam artikel ini.

Terlepas apa profesi anda saat ini. Apakah masih mahasiswa, ibu rumah tangga, tukang becak bahkan sekalipun nelayan. Suatu saat anda akan berurusan dengan tukang bangunan. Contoh kecil, sebagai ibu rumah tangga. Pada saat terjadi kerusakan kompor gas. Maka anda harus memanggil tukang servis perabot. Untuk itu anda pasti mengeluarkan biaya. Yaitu guna menggaji tukang servis tersebut. Nah, upah yang anda keluarkan dapat secara borong. Atau berdasarkan kerja harian. Jadi 14+ perbedaan kerja borongan dan harian ini sangat berguna bagi setiap orang.

Pengertian sistem kerja borongan dan harian

Sistem kerja borongan berbeda dengan harian. Kerja borongan adalah suatu pola pembayaran atas dasar kesepakatan antara pemberi pekerjaan dengan tukang. Dengan tujuan agar tukang bersedia mengerjakan satu pekerjaan. Adapun kesepakatan terjadi sebelum pekerjaan benar-benar mulai. Dan masa berlaku kesepakatan tersebut adalah hingga pekerjaan selesai, serta diserahkan kepada pemberi pekerjaan.

Kesepakatan kerja antara pemberi pekerjaan dengan pekerja borong adalah berisi:

  1. Jumlah total borongan
  2. Harga satuan pekerjaan
  3. Jangka waktu penyelesaian pekerjaan
  4. Tata cara pengajuan pembayaran borongan

Sementara kerja harian adalah suatu pola penggajian tukang yang terhitung berdasarkan jumlah hari kerja. Dan sesuai dengan waktu bekerja normal, yaitu selama 8 jam per hari. Selebihnya bila melewati batas waktu tersebut. Maka tukang berhak mendapat upah tambahan (lembur). Walaupun bernama harian, namun pemberian upah kepada tukang bukan berarti setiap hari. Melainkan tiap minggu atau setiap dua minggu. Tergantung kesepakatan pemberi pekerjaan dengan tenaga kerja harian.

Penting anda ketahui, isi kesepakatan kerja dengan sistem harian adalah:

  1. Besar gaji tukang setiap hari
  2. Besar upah lembur per jam
  3. Jadwal pemberian upah kepada tukang
  4. Jumlah tenaga kerja
  5. Perkiraan waktu penyelesaian pekerjaan.

Perbedaan antara pekerja borong dan harian

Pada proyek konstruksi baja, contohnya. Eksistensi pekerja borong dan harian sangat menentukan keberhasilan pekerjaan konstruksi. Anda juga dapat buktikan hal ini pada proyek lain. Hampir setiap proyek menerapkan kedua pola ini. Baik yang berskala kecil maupun besar.

Seluruhnya ada 14+ perbedaan borongan dan harian, antara lain:

1.Proses seleksi tenaga kerja

Tidak semua pemilik proyek (pemberi pekerjaan) memiliki kenalan tukang. Apalagi perseorangan. Maka solusi untuk mencari tukang ada 2 cara, yaitu: 1].Referensi dari sahabat, atau 2].Membuka lowongan pekerjaan. Pilihan yang terbaik adalah cara pertama.

Proses seleksi pekerja harian tidak seketat borongan. Pemberi pekerjaan menunjuk tukang melaksanakan pekerjaan harian karena sudah saling kenal. Atau karena referensi dari teman, sehingga menganggap telah ada penjamin.

Berbeda dengan pekerja borong. Pada umumnya mereka belum saling kenal. Dan tidak ada penjamin. Oleh karena itu pemberi pekerjaan wajib melaksanakan seleksi secara ketat. Dan bila perlu memanggil beberapa calon, supaya mendapatkan tenaga kerja borong terbaik.

2.Bentuk perjanjian kerja

Perkenalan/pertemuan pemberi pekerjaan dengan tukang yang instan memiliki konsekuensi, yaitu pada kualitas pekerjaan. Langkah antisipasi untuk itu adalah membuat perjanjian. Nah, salah satu dari 14+ perbedaan kerja borongan dan harian adalah bentuk perjanjian.

Perjanjian kerja bagi tukang harian umumnya tidak tertulis. Melainkan berupa lisan. Tetapi pada pekerja borong harus secara tertulis. Lengkap dengan materai. Dan isi perjanjian adalah seluruh kesepakatan anda dengan tukang saat negosiasi.

3.Sanksi bagi pekerja

Anda wajib menerapkan sanksi bagi pekerja proyek, yang melanggar perjanjian. Tujuannya adalah untuk memberi efek jera. Dan memastikan agar hasil pekerjaan bagus. Namun bentuk sanksi antara pekerja harian dan borong ternyata juga berbeda.

Sanksi kerja bagi tukang harian lebih ringan daripada borongan. Sanksi materi untuk pekerja harian umumnya tidak ada. Tetapi bagi pekerja borong ada. Misalnya pemotongan biaya borongan dengan jumlah tertentu. Begitu juga saksi pemberhentian kerja. Sistem harian lebih ringan daripada borong. Pemberhentian pekerja harian berlaku untuk perseorangan. Sementara sistem borong berguna untuk satu grup/kelompok.

4.Jam kerja

Perbedaan yang signifikan antara borong dan harian adalah mengenai jam kerja. Pekerja harian bekerja sesuai aturan pemerintah. Dan hal tersebut sudah baku seluruh Indonesia. Bahkan pemberi pekerjaan pun tidak berwewenang merobah hal tersebut.

Berbeda dengan sistem borong. Prinsip kerja para bas borong adalah menyelesaikan pekerjaan secepat mungkin. Maka tak heran jam kerja borongan lebih banyak daripada harian. Sebab yang mengatur hal tersebut adalah bas borong. Dan pemberi pekerjaan juga tidak boleh intervensi mengenai hal tersebut.

5.Hak dan kewajiban pekerja

Hak pekerja harian proyek mengacu pada peraturan menteri ketenagakerjaan. Selain mendapat upah, harian proyek juga berhak mendapat kesejahteraan. Misalnya jaminan BPJS kesehatan dan THR (Tunjangan Hari Raya). Adapun kewajiban pekerja harian adalah bekerja sesuai instruksi mandor.

Hal yang berbeda dengan pekerja sistem borong. Para pekerja borong tidak memiliki hak apapun dari pemberi tugas/pekerjaan. Kecuali biaya borongan yang telah tercantum dalam perjanjian. Urusan jaminan kesehatan atau THR adalah tanggungjawab bas borong.

6.Kewajiban pemberi pekerjaan

Untuk proyek tertentu dan pada daerah tertentu pula. Ada tambahan kewajiban pemberi kerja. Dan hal ini berbeda untuk status harian dan borong. Misalnya pengerjaan rumah tinggal pada daerah pedesaan. Tradisi orang desa benar-benar menghargai tukang, terutama harian.

Tukang di desa yang harian selain menerima upah. Mereka juga mendapat makan siang gratis, snack dan minuman secara cuma-cuma. Itu semua adalah pemberian dari pemberi/pemilik bangunan. Tetapi berbeda bila anda memborong pekerjaan. Kewajiban tersebut tidak ada.

7.Pengawasan tenaga kerja

Sistem pengawasan adalah salah satu dari 14+ perbedaan kerja borongan dan harian. Yang melakukan pengawasan tenaga kerja harian adalah mandor. Sementara untuk borong adalah bas borong. Konsentrasi mengawasi pekerja antara mandor dengan bas borong juga berbeda.

Mandor mengawasi pelaksanaan proyek berkonsentrasi pada kualitas pekerjaan. Sementara bas borong pada anggaran biaya. Hal ini telah menjadi rahasia umum. Akan terbukti nantinya bila anda menjadi pemborong. Atau dapat anda tanyakan pada bas borong saat ini. Dan menurut kami hal ini adalah wajar. Karena bas borong berhak mengontrol alokasi dana. Namun demikian mutu pekerjaan juga wajib mendapat perhatian.

8.Posisi tukang dalam struktur organisasi proyek

Pemberi tugas proyek ada 2 macam, yaitu kontraktor dan pemiliki bangunan. Perbedaan struktur organisasi sistem harian dan borong adalah tergantung status pemberi tugas. Jika pemberi tugas adalah pemiliki bangunan maka pekerja borong dan harian bertanggungjawab kepada pemiliki bangunan. Dalam prakteknya kemungkinan besar pemilik bangunan menggunakan jasa engineer. Namun wewenangnya sebatas teknis pelaksanaan proyek.

Pertanggungjawaban pekerja harian dan borong berbeda jikalau pemberi tugas adalah kontraktor. Struktur organisasinya lebih rumit. Bas borong dan para pekerja harian bertanggungjawab kepada pelaksana. Pelaksana bertangungjawab kepada SEM (Site Engineering Manager), dan seterusnya. Silahkan anda perhatikan gambar diagram berikut.

Posisi tukang dalam struktur organisasi proyek berskala besar

9.Proses negosiasi biaya pekerjaan

Negosiasi biaya pelaksanaan proyek antara harian dan borong berbeda jauh. Pada umumnya pekerja harian tidak perlu mengajukan penawaran secara tertulis. Anda sampaikan secara lisan sudah cukup. Bahkan bisa melalui telepon. Dan tidak perlu bertemu langsung.

Tetapi apakah cara seperti itu berlaku pada borong?. Tidak!. Bas borong wajib membuat penawaran harga secara tertulis. Lengkap dengan rincian analisa harga satuan pekerjaan, tata cara pembayaran, besar uang muka. Dan lain sebaginya. Singkatnya, penawaran anda harus komunikatif. Sehingga pemberi pekerjaan cepat memahami.

Selanjutnya proses negosiasi harga borongan harus dengan pertemuan. Tidak etis anda lakukan melalui telepon. Dengan kemajuan teknologi digital saat ini. Negosiasi harga dapat anda lakukan melalui virtual zoom. Jadi tidak perlu bertemu secara fisik. Metode ini sangat efisien dan membantu.

10.Upah tenaga kerja

Pemerintah daerah (kabupaten/kota) telah mengeluarkan standar upah pekerja harian. Termasuk upah tukang dan kenek atau buruh bangunan. Maka pekerja harian tidak boleh mengajukan upah lebih besar dari ketentuan tersebut. Begitu juga pemberi tugas, jangan memberi upah terlalu rendah.

Berbeda dengan sistem borong. Persoalan upah adalah urusan internal bas borong dengan anak buah. Bila bas borong oke dengan jumlah borongan tertentu. Berarti angka tersebut telah termasuk biaya tukang. Jadi tidak ada kaitannya dengan standar upah. Dan anda sebaiknya tidak intervensi mengenai hal tersebut.

11.Metode penggajian pekerja

Sebenarnya status tukang pada proyek ada 2 macam, yaitu:1].Harian yang mendapat upah dari pemberi pekerjaan/tugas. Dalam hal ini kita sebut Kelompok A. Atau 2].Harian (anak buah) dari bas borong. Kita sebut Kelompok B.

Walau sama-sama mendapat upah secara harian. Tetapi karena yang memberi upah berbeda. Hal tersebut memunculkan beberapa perbedaan, yaitu:

  • Kelompok A pasti gajian per minggu atau per 2 Minggu. Sementara Kelompok B, belum tentu. Tergantung kebijakan bas borong pada anak buahnya.
  • Besar upah antara Kelompok A dengan Kelompok B belum tentu sama. Bisa lebih kecil. Dan bisa juga sebaliknya.

12.Penyedia alat-alat kerja

Kembali kami ambil contoh pekerjaan konstruksi baja. Sebelum tenaga harian melaksanakan fabrikasi. Penyedia alat kerja bermesin. Misalnya mesin gerinda, mesin las dan mesin bor adalah pemberi tugas. Jadi pekerja harian (kelompok A) tinggal melaksanakan tugas.

Kebalikan dengan sistem borong. Yang menyediakan seluruh peralatan kerja adalah bas borong. Bukan pemberi tugas. Pemberi tugas tinggal duduk manis menyaksikan pekerja borong bekerja.

13.Masa pemeliharaan bangunan

Bagi tukang harian tidak berlaku masa pemeliharaan (retensi) bangunan. Fakta yang kami temui pada beberapa klien. Setelah proyek kelar. Pemilik bangunan berusaha merekrut beberapa tukang kami. Mereka angkat jadi pegawai. Lalu memberi tugas sebagai maintenance building. Sangat ironi.

Hal yang berbeda dengan sistem borong. Walau bangunan telah rampung. Pekerja borong wajib melaksanakan masa pemeliharaan bangunan. Jangka waktu pemeliharaan tertuang dalam perjanjian. Itu sebabnya kami sebut wajib. Dan sebagai jaminan/pegangan bagi pemberi pekerjaan. Pemberi pekerjaan umumnya menahan 3-5% dari total borongan.

14.Serah terima pekerjaan

14+ perbedaan kerja borongan dan harian yang terakhir, adalah mengenai tata cara serah terima pekerjaan. Acara serah terima pekerjaan untuk pekerjan harian tidak ada. Bangunan telah selesai, maka seketika itu tanggungjawab anda berakhir.

Berbeda bila anda memborong pekerjaan. Proses serah terima berlangsung setelah masa pemeliharaan. Anda wajib membuat BAST (Berita Acara Serah terima). Jadi secara tertulis dan bermateri. Dengan begitu anda berhak mendapat pembayaran retensi.

[Penutup] Proyek saat ini idealnya borong atau harian?

Begitu penjelasan kami mengenai 14+ perbedaan kerja borongan dan harian. Semoga setelah membaca artikel ini, anda dapat membedakan tukang yang harian dan borong. Memahami perbedaan tersebut secara baik. Sangat bermanfaat ketika anda hendak menerapkan harian atau borong.

Sistem borong dan harian memiliki kelebihan dan kekurangan. Besar kecil kekurangan kerja borong dan harian. Tergantung peran team ahli (engineer), lokasi proyek, ketersediaan bahan dan alat kerja. Jadi hemat kami, tidak cukup alasan bila kita mengatakan kerja borong lebih ideal. Atau sistem harian lebih menguntungkan saat ini.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut kembali pada anda. Caranya cukup sederhana. Lakukan kajian kecil-kecilan pada proyek yang akan anda tangani. Lalu lakukan identifikasi berdasarkan 14+ perbedaan kerja borongan dan harian. Selesai. Kami yakin anda menemukan jawaban.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Butuh bantuan untuk Desain Arsitek dan Konstruksi baja? Ayo chat dengan kami!