Menerapkan Manajerial Kepala Tukang Mengapa Tidak? Ini Caranya

Pentingnya menerapkan manajerial kelapa tukang guna kelancaran pembangunan

Mari kita realistis dan mulai dari hal-hal kecil. Memasuki era baru, tempat baru atau suasana yang baru, seharusnya secara bertahap alias step by step. Ada baiknya anda ikuti pepatah lama yang berkata, biar lambat asal selamat. Jangan harapakan bisa terjadi sesuai keinginan, tetapi tanpa melalui proses. Anti anda kecewa!. Demikian ketika anda ingin menjadi manager proyek. Tidak usah muluk-muluk dan bermimpi setinggi langit. Sangat bijak bila anda juga mempelajari cara menerapkan manajerial kepala tukang.

Anda dengan mudah menemukan materi tentang manajerial ini atau manajerial itu. Tapi materi menerapkan manajerial kepala tukang konstruksi belum ada. Itu sebabnya topik terangkat. Karena setingkat kepala tukang pun wajib memiliki pengetahuan manajerial. Meskipun mereka hanya sebagai pemimpin rendahan. Sehingga tidak mustahil tulisan ini menjadi sumber inspirasi, khusunya bagi calon kepala proyek masa yang akan datang. Wah, ini baru impian luar biasa!

Pengertian manajerial kepala tukang

Manajerial kepala tukang artinya kemampuan kepala tukang melakukan aktivitas manajemen, secara ter-struktur dan sesuai prosedur, dengan memberdayakan sumber daya yang tersedia, guna menyelesaikan suatu pekerjaan sesuai dengan rencana. Untuk seorang kepala tukang konstruksi baja, misalnya. Sumber daya manusia (SDM) yang ia miliki adalah tukang las, tukang potong baja, tukang cat dan seterusnya. Tanpa kehadiran mereka, tentu manajerial kepala tukang konstruksi baja tidak bisa terselenggara.

Penting anda ketahui pula. Menerapkan manajerial kepala tukang supaya berhasil, harus dengan dukungan dari atasan. Yaitu mandor/bas borong, pelaksana hingga ke tingkat yang lebih tinggi. Karena kepala tukang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari manajemen konstruksi. Hanya posisinya paling rendah.

Tujuan menerapkan manajerial versi kepala tukang

Posisi rendah tidak menajdi penghalang untuk menerapkan manajerial kepala tukang. Sebaiknya tidak anggap remeh. Karena pengawasan proyek konstruksi berlaku ke tingkat paling rendah. Anda tidak bisa menyalahkan mandor bila tidak mengetahui duduk permasalahan. Permasalahannya apa?. Yang pasti bersumber dari pekerja, bukan dari kepala tukang. Hanya dalam kasus seperti ini, berarti kepala tukang juga lalai melaksanakan tanggungjawab. Untuk itu sangat perlu menerapkan manajerial kepala tukang, dengan tujuan agar:

  1. Pengerjaan bangunan terlaksana secara detail dan sesuai gambar,
  2. Mengetahui berapa pengeluaran untuk upah serta uang makan tukang,
  3. Dapat menilai kinerja tukang apakah meningkat atau menurun,
  4. Mengetahui prestasi pekerjaan secara harian (update).

Kompetensi kepala tukang bangunan

Menerapkan manajerial kepala tukang konstruksi tidak harus yang berpendidikan tinggi. Ini adalah image yang keliru dalam masyarakat. Yang mana harus mendapat koreksi. Bicara manajerial berlaku untuk semua orang. Sekalipun tidak bersekolah. Justru banyak kepala tukang yang lebih menguasai tata kelola, pengaturan, pengendalian, pengawasan serta teknik pelaksanaan suatu pekerjaan. Ketimbang mandor atau pelaksana bangunan.

Sementara itu, mengingat eksistensi tukang dalam proyek bangunan sangat besar. Mereka adalah ujung tombak keberhasilan pembangunan. Walau dalam praktik dan prinsip ekonomi peran tukang tidak terlihat. Tetapi pada kenyataan, ekonomi proyek dapat tercapai karena peran aktif tukang.  Atas fakta tersebut, sudah seharusnya setiap kepala tukang konstruksi memiliki kompetensi manajerial, seperti:

  1. Mempelajari gambar dan dokumen proyek konstruksi dengan baik,
  2. Menyusun rencana kerja tukang, sesuai dengan bidang keahlian masing-masing,
  3. Mendata jumlah tukang konstruksi yang bekerja, serta yang mengikuti lembur.
  4. Menciptakan suasana kerja yang nyaman antara sesama tukang.
  5. Menyusun rencana kerja harian serta membuat laporan prestasi kerja,
  6. Membuat jadwal pemakaian alat secara efektif dan efisien,
  7. Memastikan para tukang telah menggunakan alat K3/APD,

Jenis-jenis praktik manajerial kepala tukang konstruksi

Kepala tukang konstruksi baja, yang berada di workshop maupun proyek. Untuk pelaksanaan fabrikasi, pengecatan maupun pemasangan konstruksi baja. Memiliki praktik manajerial yang sama, yaitu:1].sesuai prosedur, 2].secara terorganisasi, dan 3].terukur. Implementasi masing-masing praktik ini oleh kepala tukang, silahkan anda simak berikut ini.

1.Kepemimpinan yang sesuai prosedur

Praktik manajerial sesuai prosedur dalam konteks pengerjaan konstruksi baja, artinya adalah tindakan mengatur sumber daya, dana, sarana dan prasarana kerja dengan cara baku. Sehingga memperoleh kualitas konstruksi yang sesuai rencana dan standar/ketentuan. Adapun cara kepemimpinan kepala tukang konstruksi, yang sesuai prosedur misalnya:

  1. Menyampaikan instruksi kerja dari atasan (mandor) kepada tukang.
  2. Pengerjaan konstruksi baja sesuai metode pelaksanaan,
  3. Bila anda menghadapi kendala saat kerja, maka segera melapor kepada atasan,
  4. Memberi upah kepada tukang sesuai dengan kesempatan, serta sepengetahuan oleh mandor.

Berhubungan dengan manajerial kepala tukang. Tak jarang suatu prosedur terabaikan oleh karena faktor kepentingan, ego serta prinsip. Contoh kasus ketika memberi upah, kepala tukang sering melakukan pemotongan secara sepihak. Hal ini tentunya tidak mencerminkan seorang pemimpin. Dan tak pantas untuk anda tiru.

2.Menerapkan manajerial secara terorganisasi

Pengertian manajerial yang terorganisasi adalah beberapa praktik manajerial dengan latar belakang profesi/keahlian yang berbeda, yang ada dalam satu naungan organisasi. Dimana memiliki keterkaitan satu sama lain demi tercapainya satu tujuan. Contoh dalam proyek konstruksi baja. Praktik manajerial antara kepala tukang cat, kepala tukang fabrikasi dan kepala tukang pasang konstruksi harus ada. Kalau tidak, pastinya pekerjaan konstruksi baja tidak terlaksana dengan baik. Akibatnya pemborong akan rugi. Untuk itu ketahui tips menerapkan manajerial secara terorganisasi, yakni:

  1. Setiap kepala tukang memiliki wewenang memerintah anggota masing-masing. Jadi jangan memerintah tukang yang bukan anggota anda.
  2. Sistem pelaporan masing-masing kepala tukang yaitu kepada mandor masing-masing. Jangan kepada mandor yang lain.
  3. Antar kepala tukang wajib bekerja sama, baik ketika menghadapi kesulitan maupun untuk penyusunan rencana kerja.

Bila anda bertanya, bagaimana gambaran organisasi dalam proyek baja?. Begini. Setiap kepala tukang memiliki struktur keanggotaan yaitu terdiri dari beberapa tukang dan pekerja, dengan tingkat kemampuan yang berbeda-beda. Nah, ketika anda menggabungkan 2 atau lebih kepala tukang, maka terbentuklah satu struktur organisasi proyek, yang dikepalai oleh seorang mandor dan pelaksana. Dan penting anda catat kembali. Struktur ini masih tingkat paling rendah.

Gambaran menerapkan manajerial kepala tukang dalam struktur organisasi, silahkan anda perhatikan pada diagram berikut.

Praktik manajerial kepala tukang dalam struktur organisasi proyek

3.Aplikasi manajerial yang terukur

Manajerial yang terukur artinya mengatur, menetapkan serta memastikan sumber daya beroperasi secara maksimal guna tercapainya suatu tujuan. Kaitannya dengan pengerjaan konstruksi baja. Seorang kepala tukang wajib memiliki persiapan yang matang, sebelum memerintahkan tukang untuk mengerjakan material baja. Dengan adanya persiapan yang matang, berarti anda secara tidak langsung telah memiliki kendali dan kontrol terhadap pekerjaan.

Cara menerapkan manajerial kepala tukang konstruksi agar terukur, sama dengan memberi tugas kepada tukang secara proporsional. Dengan harapan bisa dipertanggungjawabkan melalui hasil kerja yang baik serta sesuai target. Penting anda pahami, kata kunci terukur adalah hasil kerja yang baik dan sesuai target. Mengapa?.

Fakta dalam pelaksanaan proyek konstruksi. Banyak tukang berhasil menyelesaikan pekerjaan dengan baik, tetapi dalam waktu yang lama. Atau sebaliknya, tukang sanggup menyelesaikan tugas dengan cepat, namun hasilnya kurang berkualitas. Hal ini sudah bukan rahasia umum, serta berlaku untuk tukang yang borongan dan harian. Itu sebabnya kepala tukang wajib menerapkan sistem manajerial secara terukur.

[Penutup] Implementasi sistem manajerial kepala tukang ke kepala proyek

Demikian tips-tips menerapkan manajerial kepala tukang konstruksi baja. Lengkap dengan pengertian, kompetensi kepala tukang serta praktik manajerial. Seperti harapan sebelumnya, supaya bisa menginspirasi para calon pemimpin muda. Mari mengimplementasikan manajerial dari kepala tukang ke kepala proyek.

Sepintas hal ini sepertinya mustahil. Namun dengan adanya kerjasama antar manajer. Mengapa tidak!. Bukankah saat ini era baru, yang mana semua orang wajib berbenah dan mencari terobosan, agar bisa tetap eksis?. Tidak terkecuali proyek konstruksi baja. Untuk mempertahankan eksistensi konstruksi baja sebagai struktur paling populer, maka para manajernya wajib melakukan inovasi.

Menurut kami implementasi manajerial dari kepala tukang ke kepala proyek mudah. Caranya adalah mengadopsi praktik-praktik manajerial kepala tukang, kemudian kolaborasi dengan praktik manajerial bidang lain. Selesai!, inovasi terjadi. Sebab 3 jenis praktik tersebut bukan untuk kepala proyek saja. Tetapi juga relevan untuk mandor, pelaksana, SEM dan SOM. Anda belum terbiasa dengan istilah-istilah asing terkait konstruksi?. Silahkan anda pelajari pada tautan tersebut. Semoga bermanfaat dan sukses.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Butuh bantuan untuk Desain Arsitek dan Konstruksi baja? Ayo chat dengan kami!