Pada sebuah bangunan, hubungan dan organisasi ruang sangat perlu dibuat. Agar tata letak ruangan sesuai dengan kebutuhan pemilik, dan pengguna bangunan. Masing-masing ruang harus ditempatkan saling berhubungan, sehingga aktivitas dalam bangunan bisa lancar, efektif dan efisien. Namun hal ini bisa dilakukan, jika kebutuhan ruang sudah didata dengan benar. Bila tidak. Yang terjadi justru ruangan menjadi semrawut.
Indikasi ruangan yang tidak terorganisir dengan benar adalah akses menuju satu ruangan sulit. Seharusnya bisa langsung, dan dekat. Namun, harus melalui beberapa ruangan. Mungkin juga jaraknya menjadi makin jauh. Akibatnya, orang yang beraktivitas dalam bangunan tersebut harus mengeluarkan banyak energi. Selain capek, karena harus jalan kaki. Sering pula harus memasang lampu, padahal siang hari. Salah satu penyebabnya karena pada area tersebut tidak ada ventilasi. Mengapa tidak ada?. Sebab sudah tertutup oleh ruangan yang lain. Tidak efisien bukan?.
Contoh kebutuhan ruang sebuah rumah tinggal
Ruangan-ruangan yang dibutuhkan pada rumah tinggal, antara lain: halaman, garasi mobil, teras, ruang tamu, ruang keluarga, ruang tidur, ruang makan, ruang dapur, kamar mandi, tempat cuci dan jemuran. Nah, guna mengetahui hubungan dan organisasi ruang dalam rumah, apakah sudah benar. Caranya dengan melakukan analisa kegiatan. Yaitu menjawab beberapa pertanyaan berikut:
- Bagaimana penempatan masing-masing ruang?. Apakah bagian depan, tengah, atau harus dibelakang?. Contoh: dapur, kamar mandi, tempat cuci/jemuran umumnya ditempatkan dibelakang rumah. Apakah demikian?.
- Seperti apa kedekatan masing-masing ruang?. Apakah bersebelahan, berhadap-hadapan, atau harus berjauhan?. Contoh ruangan yang harus bersebelahan adalah ruang keluarga dan kamar tidur. Apakah hal tersebut bisa diterapkan?.
- Akses menuju ruangan tersebut menggunakan apa?. Apakah harus pakai tangga, atau cukup dengan ramp?. Contoh ruangan yang menggunakan tangga, misalnya dari garasi ke teras rumah.
Buatlah alasan yang konkrit. Bilamana penempatan ruang tidak bisa dilakukan sebagaimana mestinya. Alasan-alasan tersebut nantinya berguna, pada saat Anda melakukan presentasi desain. Penting Anda ketahui, pertanyaan-pertanyaan yang sama sebenarnya akan muncul pada saat presentasi. Oleh sebab itu, dengan membuat analisa seperti di atas. Berarti Anda sudah melakukan persiapan yang baik.
1. Hubungan ruang dalam rumah yang efisien
Beberapa ruang disebut berhubungan, bila aktivitas yang terjadi pada ruang yang satu, dengan yang lain berkaitan. Dan berlangsung terus-menerus. Berdasarkan contoh kebutuhan rumah tinggal di atas. Hubungan ruang dapat digambarkan dalam diagram berikut ini.
Tanda panah berarti alur kegiatan yang dapat di akses secara langsung. Pada diagram tersebut, terlihat setiap ruang berhubungan satu sama lain. Artinya setiap orang yang berada pada ruangan tertentu, dapat menuju ruangan yang berbeda. Secara langsung.
Namun diagram bagian bawah, adalah ruangan yang tidak terhubung secara langsung. Misal ruang tamu dan kamar mandi. Atau kamar tidur dengan dapur. Untuk mencapai ruanggan-ruangan tersebut harus melalui ruang keluarga. Maka dari itu, dengan alasan ini, sangat penting membuat hubungan dan organisasi ruang. Supaya, sekalipun beberapa ruang tidak dapat di akses langsung. Paling tidak, diupayakan agar hemat energi.
2. Organisasi ruang pada bangunan gedung
Organisasi (kelompok) ruang terkenal dengan sebutan Zonning. Adalah usahan untuk memisahkan beberapa ruang, sesuai dengan karakter atau sifat, kelompok pengguna. Serta aktivitas yang berlangsung pada sebuah bangunan. Pada umumnya terdiri dari 4 macam, yaitu: 1].Ruang publik, 2].Semi publik, 3].Privat, dan 4].Area servis. Alur kegiatan/aktivitas berlangsung seperti diagram berikut.
a. Ruang publik pada sebuah bangunan cafe
Organisasi ruang yang paling kompleks adalah pada bangunan gedung. Karena aktivitas didalam sangat banyak. Dan berlangsung secara 24 jam. Terkait contoh-contoh ruang publik. Misalkan pada sebuah bangunan cafe, yaitu terdiri dari: area parkir mobil dan motor, hall, ruang tunggu, cafe, dan resepsionis.
Ruang yang bersifat publik (umum) harus diletakkan sedemikian rupa, agar mudah dicapai oleh semua orang. Area parkir yang luas, misalnya. Dapat menarik perhatian pengunjung. Sehingga mau mampir, dan menikmati sajian di cafe. Kemudian, kenyamanan didalam cafe juga perlu dibuat maksimal. Agar pengunjung betah, dan mau jadi langganan. Tidak mustahil pula, mereferensikan cafe tersebut kepada orang lain.
Maka dari itu, hubungan dan organisasi ruang dampaknya sangat luas. Bila digunakan untuk bisnis. Maka ruangan-ruangan yang tersedia didalam bangunan berdampak pada kelancaran bisnis. Dan area yang paling disorot pertama sekali adalah ruang publik. Apakah bisa membuat pelanggan nyaman/aman, atau tidak.
b. Contoh ruang semi publik
Disebut semi publik karena orang-orang tertentu yang dapat mengakses/menggunakan ruangan tersebut. Biasanya ditempatkan dibelakang ruang publik. Ruang semi publik pada cafe terdiri dari: ruang kasir, ruang kerja staf/manager, toilet, dan gudang dokumen.
Sering pula, area cafe dibagi menjadi beberapa macam. Berdasarkan jenis layanan. Misalnya cafe dengan ruangan AC, cafe VIP dan sebagainya. Sehingga bisa dikelompokkan menjadi ruang semi publik. Sedangkan pada rumah tinggal, yang termasuk ruang semi publik adalah ruang keluarga, dan ruang makan.
c. Contoh ruang privat
Sesuai namanya, ruang privat sifatnya membutuhkan privasi yang tinggi. Sehingga hanya orang-orang tertentu yang bisa beraktivitas di ruangan tersebut. Contoh ruang privat antara lain kamar tidur, ruang manajer, toilet pimpinan, ruang meeting, ruang rapat. Intinya, adalah ruangan-ruangan yang peruntukannya secara khsusus.
d. Ruang servis dan contoh-contohnya
Yaitu ruangan yang berfungsi untuk penyimpanan barang, dan melakukan layanan demi kelancaran kegiatan/aktivitas yang berlangsung pada ruang publik, ruang semi publik, serta ruang privat. Contohnya dapur, ruang genset, tempat perabot, tempat sampah. Pada bangunan pertokoan atau gudang, misalnya ruang office boy, atau cleaning service, dan area loading/unloading.
Hubungan dan organisasi ruang pada setiap bangunan tidak bisa sama. Hal tersebut terjadi karena fungsi, aktivitas, serta pengguna bangunan memang berbeda. Namun demikian, bila fungsi bangunan relatif mirip. Maka kelompok ruang-nya bisa jadi sama. Misal, antara bangunan rumah sakit, dengan klinik kesehatan. Dipastikan beberapa ruangan pada kedua bangunan tersebut ada yang sama. Karena secara umum fungsi bangunan hampir sama.
Berdasarkan contoh hubungan ruang di atas. Sekaligus diketahui jenis-jenis ruang yang dibutuhkan pada sebuah rumah sakit ibu dan anak. Nah, beberapa dari ruangan tersebut pasti akan Anda temui pada klinik kesehatan. Antara lain area parkir, ruang tunggu, ruang pelayanan medis, dan servis.
Macam-macam hubungan ruang menurut tata letak
berdasarkan tata letak (denah bangunan), hubungan ruang dapat dikelompokkan menjadi 4 macam, yaitu: 1].Ruang di dalam ruang, 2].Ruang yang saling berdekatan, 3].Ruang yang saling berkaitan, dan 4].Ruang yang terhubung oleh ruang yang lain.
1. Ruang yang berada di dalam ruang
Contohnya, kamar mandi yang berada didalam kamar tidur. Atau ruang ganti yang berada di dalam ruang loker, dan sebagainya. Syaratnya, besaran (luas) ruang harus berbeda. Sehingga tidak mengurangi fungsi kedua ruangan tersebut.
Contoh kasus kamar mandi dan kamar tidur. Mengakibatkan hubungan dan organisasi ruang jadi terpengaruh. Kalau sebelumnya kamar mandi adalah termasuk ruang semi publik. Namun, karena tempatnya di dalam kamar tidur. Maka kamar mandi otomatis menjadi ruang privat. Sebab kamar tidur termasuk ruang privat.
Berbeda dengan kasus ruang ganti dan ruang loker. Karena dua-duanya membutuhkan privasi yang tinggi. Ruang loker adalah sebagai tempat menyimpan barang. Sehingga tidak boleh sembarangan orang masuk. Demikian pula dengan ruang ganti. Adalah khusus untuk orang-orang tertentu. Maka dari itu, ruang ganti dan ruang loker, walau menyatu. Namun tetap sama-sama sebagai ruang privat.
2. Ruangan yang saling berdekatan
Adalah 2 buah ruang atau lebih, yang saling berdekatan secara berhadapan atau bersebelahan. Sehingga dapat di akses secara langsung. Secara umum, karakteristik ruang yang saling berdekatan dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
- Kegiatan pada kedua ruang memang saling berkaitan. Misalnya dapur dan ruang makan. Kamar mandi, tempat cuci dan jemur pakaian. Atau,
- Sama sekali aktivitas pada ruang tidak berkaitan. Misal, kamar tidur dan ruang keluarga.
3. Ruang yang berkaitan
Artinya 2 buah ruang yang saling menempel, serta memiliki keterkaitan dalam hal aktivitas, maupun pelaku. Dalam hal ini, dapur dan ruang makan sebenarnya termasuk ruang yang berkaitan. Namun, pelaku pada kedua ruang tersebut tidak sama. Aktivitas didapur pada umumnya dilakukan oleh ibu, atau asisten rumah tangga. Akan tetapi pada ruang makan adalah seluruh anggota keluarga. Uniknya, asisten rumah tangga kerap tidak termasuk.
Contoh lain ruang yang berdekatan adalah teras dan ruang tamu. Aktivitas dan pelaku di dua ruang ini nyaris sama. Misal, aktivitas bertamu tidak harus dilakukan di ruang tamu. Tapi, sering juga dilakukan di teras. Dan yang pasti, pelaku utamanya adalah tuan rumah.
4. Ruang yang terhubung oleh ruangan yang lain
Hubungan dan organisasi ruang yang baik, akan memudahkan orang untuk melaksanakan aktivitas. Namun sebaliknya. Bila untuk mencapai sebuah ruang, harus melalui ruangan yang berbeda. Dipastikan kegiatan dalam bangunan tersebut akan jadi lambat. Jika demikian, apakah ada solusinya?. Tidak.
Mau tidak mau, pada setiap bangunan gedung harus ada ruangan yang terhubung oleh ruang yang lain. Terutama pada gedung bertingkat. Mungkin tidak cukup satu, atau dua ruangan. Namun, sering harus membuat koridor antar bangunan. Supaya ruangan-ruangan yang berada pada bangunan yang berbeda dapat terhubung.
Maka dari itu, persoalan yang yang harus dipecahkan lebih dulu, adalah bagaimana agar penghubung antara 2 dua ruang tidak terlalu jauh. Caranya adalah membuat perancangan arsitektur yang benar. Bila perlu, lakukan study banding pada bangunan yang sudah ada. Dengan demikian masalah otomatis segera tuntas.
[Penutup] Organisasi ruang pada gedung bertingkat
Kelompok ruang pada bangunan bertingkat misalnya hotel, atau apartemen. Umumnya tidak cukup 4 macam. Namun, bisa menjadi 5 macam, yaitu ruang publik, semi publik, semi privat, privat dan servis. Hal tersebut terjadi karena banyaknya ruangan, dan lantai pada gedung tersebut.
Singkatnya, terkait dengan penyusunan hubungan dan organisasi ruang pada sebuah gedung. Adalah berdasarkan kebutuhan ruang. Sementara kebutuhan ruang diketahui (akurat), bila sistematika perancangan sudah tepat. Penting teman-teman ketahui:
“Sebenarnya beberapa artikel yang kami tulis sebelumnya, adalah berkaitan erat dengan topik ini. Oleh sebab itu, kami sarankan agar Anda membaca tautan-tautan yang kami buat. Namun, jangan sepenggal-sepenggal. Apalagi membandingkannya dengan sumber yang berbeda. Karena hal tersebut akan menyulitkan Anda memahami topik ini”