Kebutuhan ruang pada bangunan berbeda-beda. Yakni tergantung siapa yang menggunakan bangunan. Dalam istilah dunia arsitek disebut sebagai pelaku kegiatan. Serta bagaimana proses kegiatan berlangsung. Maka dari itu, pada saat perancangan bangunan, kebutuhan ruang wajib dihitung secara cermat.
Dampak kebutuhan ruang yang tidak representatif
Jikalau bangunan telah rampung. Dan terdapat ruangan yang tidak representatif, atau bahkan kurang. Maka saat bangunan digunakan akan timbul masalah. Apalagi, bila ruang tersebut merupakan ruang yang penting. Dipastikan bangunan tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan. Akhirnya yang rugi adalah pengguna, serta pemilik bangunan.
Pada kondisi tersebut ada 2 pilihan yang harus dilakukan. Pertama, kebutuhan ruang pada bangunan dibiarkan apa adanya. Dan melaksanakan aktivitas semaksimal mungkin, sesuai dengan ketersediaan ruang. Atau, yang kedua. Menambah ruangan sesuai dengan kebutuhan. Dengan cara membangun pada lahan yang masih kosong. Atau melakukan renovasi pada ruangan-ruangan yang sudah ada.
Apapun pilihannya, 2 solusi tersebut ada dampaknya. Konsekuensi pilihan pertama adalah pengguna bangunan tidak nyaman melakukan aktivitas. Karena ruangan yang dipakai tidak memadai. Sedangkan dampak yang kedua adalah pemborosan biaya, dan waktu. Selain itu, bisa saja merubah (merusak) desain arsitektur asli bangunan.
Faktor-faktor yang menentukan jenis ruang pada sebuah bangunan
Belajar dari kondisi diatas. Agar jangan sampai terjadi. Maka menentukan kebutuhan ruang pada bangunan, selain dengan cara teliti. Juga dengan mempertimbangkan segala aspek. Antara lain:
a. Identifikasi pelaku kegiatan dalam gedung
Agar ruangan yang didesain representatif. Tahap pertama harus diketahui dulu peruntukan bangunan yang akan didirikan. Apakah rumah tinggal, rumah sakit, kantor, galeri, museum, hotel, resort, villa, bandara, dan lain sebagainya. Setelah itu, wajib diketahui siapa yang akan menggunakannya. Apa jabatannya, hobbi atau kebiasaannya. Begitu juga umur, jenis kelamin, serta kelainan-kelainan (bila ada: fisik/mental) yang dimiliki.
Identifikasi pelaku secara detail berguna untuk mendeteksi kegiatan yang akan dilakukan. Disamping kegiatan inti. Aktivitas pengguna bangunan sering melibatkan struktur organisasi. Contoh bangunan kantor, atau rumah sakit. Sebagai pengawai, kegiatan pada umumnya adalah parkir kendaraan, kemudian menuju teras, lalu masuk ke lobby dan menuju ruang kerja. Lain lagi dengan pengunjung. Paling mentok berada di ruang lobby. Mengapa?. Karena pengunjung bukan termasuk dalam struktur organisasi. Alias sebagai orang asing. Sehingga perlu dibatasi ruang geraknya.
Pada konteks ini, kebutuhan ruang pada bangunan tidak sekedar menyediakan ruangan-ruangan yang dibutuhkan para pengguna bangunan. Melainkan mengelompokkan, serta membatasi aktivitas dalam bangunan. Pada materi kuliah disebut dengan istilah zonning, atau organisasi ruang.
b. Proses kegiatan didalam, maupun di lingkungan sekitar bangunan
Proses kegiatan merupakan tahapan kegiatan yang dilakukan seseorang, didalam maupun di lingkungan sekitar bangunan. Pentingnya mengetahui proses kegiatan karena berkaitan erat dengan dengan waktu, uang, dan orang. Proses kegiatan yang terkait dengan waktu dan uang, misalnya bangunan yang menjalankan kegiatan bisnis. Seperti pabrik, restoran, bank, dan bandara. Sedangkan yang terkait dengan orang, adalah bangunan yang melakukan aktivitas sosial. Misalnya rumah sakit, rumah ibadah, sekolah dan sebagainya.
Menentukan kebutuhan ruang pada bangunan berdasarkan proses kegiatan dapat dilakukan dengan cara menjawab 3 pertanyaan “Apa; Kapan & Bagaimana”
1. APA saja kegiatan yang dilakukan?
Misalnya pada rumah tinggal, kegiatan seorang ayah sehari-hari adalah bangun, mandi, membuka handphone, sarapan, lalu berangkat ke kantor. Semua kegiatan tersebut membutuhkan ruang. Ada kegiatan yang bisa digabung dalam satu ruangan. Tapi ada pula yang tidak bisa digabung. Ruang keluarga adalah contoh ruangan yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai macam kegiatan. Seperti bercengkrama, belajar, dan santai. Sedangkan kegiatan yang tidak dapat digabung, dan membutuhkan ruang private, misalnya toilet.
Berbeda lagi dengan bangunan pabrik. Proses kegiatannya adalah mengolah suatu produk menjadi produk yang lain. Atau mengolah bahan mentah menjadi barang jadi. Dalam kasus mendesain pabrik, proses kegiatan merupakan jantung dari hidupnya pabrik. Oleh sebab itu, kebutuhan ruang pada bangunan pabrik harus jelas dan tepat. Agar pabrik dapat beroperasi dengan baik, dan berkembang pesat.
2. KAPAN kegiatan tersebut berlangsung?
Kapan di sini maksudnya adalah berkaitan dengan waktu, dan durasi. Hal ini penting untuk mengakomodir kepentingan. Sehingga, untuk kegiatan yang berbeda. Bisa ditempatkan pada lokasi yang sama, asal waktunya tidak bersamaan. Dengan demikian terjadi efisiensi ruang/lahan, serta biaya pembangunan.
Contoh mengenai durasi dan jadwal kegiatan. Paling konkrit adalah pada bangunan sekolah. Hari Senin, lapangan upacara digunakan untuk upacara. Siang untuk olahraga. Sementara, sore hari digunakan untuk latihan pramuka. Lain hari, kegiatan pada lapangan tersebut juga berbeda. Singkatnya, lapangan tersebut berfungsi sebagai ruang terbuka, sekaligus gabungan dari berbagai macam kegiatan sekolah.
3. BAGAIMANA detail kegiatan tersebut dilakukan?
Yaitu menjelaskan proses kegiatan pada masing-masing tahap kegiatan (sub proses). Contoh, merencanakan dapur pada restoran. Proses kegiatan utama adalah memasak. Maka detail kegiatan di dapur terdiri dari: 1].membersihkan bahan baku, 2].meracik bumbu, 3].mencincang/mengupas bahan baku, 4].memasak, dan 5].finishing.
Masih tentang detail kegiatan. Misalnya kegiatan nomor 1. Persyaratan apa saja yang dibutuhkan, agar bahan baku dinyatakan bersih. Lalu, bagaimana caranya mendapatkannya, alat apa saja yang digunakan, berapa lama, apakah bisa digabung dengan kegiatan meracik bumbu, apakah boleh berdekatan dengan kegiatan memasak, dan seterusnya. Dengan demikian kebutuhan ruang pada bangunan restoran nyaris sempurna. Sebab segala tahapan kegiatan diketahui secara detail, dan terperinci.
Contoh pelaku kegiatan pada bangunan klinik
Beikut contoh uraian pelaku, serta kegiatan yang dilaksanakan pada sebuah bangunan klinik dan apotik. Bangunan tersebut digunakan untuk praktik dokter spesialis gigi, spesialis kebidanan dan kandungan. Serta dokter kulit dan kelamin. Ditambah tenaga medis, serta staf dan pengawai klinik terdiri dari:
- Dokter gigi : Bertugas melakukan konsultasi kesehatan, perawatan dan pemeriksaan terhadap gigi pasien. Setidaknya memiliki 1 unit dental chair, yang ditempatkan pada ruang khusus.
- Dokter spesialis kandungan/kulit dan kelamin : Jenis kegiatan mirip dengan dokter gigi. Perbedaannya adalah melakukan tugas sesuai dengan keahlian masing-masing.
- Manager : bertugas sebagai pengelola klinik dan apotek. (Pelaku kegiatan nomor 1-3 diperkirakan menggunakan alat transportasi mobil).
- Pegawai apotik : Tugasnya melayani pembeli obat, yang datang menggunakan sepeda motor maupun mobil.
- Perawat : Bertugas membantu pekerjaan dokter. Setidaknya berjumlah 3 orang. Dan menggunakan sepeda motor.
- Apoteker : Sebagai penanggungjawab apotek.
- Asisten apoteker : bertugas meracik obat. Sesuai instruksi apoteker.
- Petugas kasir : melayani transaksi/pembayaran tindakan medik, maupun pembelian obat.
- Petugas laboratorium : mendata dan melayani keperluan pasien di laboratorium
- Pengawai administrasi : mengurus segala keperluan administrasi
- Petugas kebersihan : membersihkan semua ruangan yang ada pada bangunan klinik dan apotik
- Satpam : menjaga keamanan dan kenyamanan penggunan, maupun pengunjung
- Tukang parkir : mengatur dan menjaga kendaraan. (Pelaku kegiatan nomor 4-13, umumnya memakai sepeda motor).
- Pengunjung : dengan tujuan sekedar membeli obat, atau sekalian periksa kesehatan. Kendaraan yang digunakan adalah roda 2 dan roda 4.
i. Ragam jenis ruangan yang terdapat pada klinik dan apotek
Berdasarkan uraian pelaku/kegiatan diatas. Maka kebutuhan ruang pada bangunan tersebut, setidaknya terdiri dari 2 jenis, yaitu:
- Tempat parkir
- Pos satpam
- Tempat pendaftaran
- Ruang tunggu
- Ruang periksa (ruang kerja dokter)
- Display obat dan ruang stock
- Ruang administrasi
- Ruang manager
- Tempat kasir
- Ruang laboratorium
- Toilet
- dan Gudang
ii. Menghitung besaran ruang pada bangunan
Tahap selanjutnya, setelah membuat daftar kebutuhan ruang pada bangunan. Yaitu menghitung besaran (ukuran luas) masing-masing ruangan. Dalam hal ini, ingat contoh konkrit tentang halaman sekolah. Bila memungkinkan, upayakan 1 ruangan dapat dimanfaatkan untuk beberapa kegiatan. Sebab adakalanya beberapa ruangan memiliki ukuran yang sama. Dan kegunaannya pun nyaris sama. Kira-kira ada gak iya pada bangunan ini?. Silahkan teman-teman sendiri yang menganalisa.
Penentuan besaran ruang pada bangunan dapat diketahui berdasarkan standar PU, atau buku khusus. Namun bisa juga dilakukan dengan cara mudah. Yakni berdasarkan studi besaran ruang, atau studi ruang gerak manusia. Dengan ketentuan sebagai berikut:
- Ruang gerak minimum manusia = 70 sentimeter
- Pergerakan manusia dalam ruangan harus bisa berpapasan
- Berarti, ruang yang harus dikosongkan untuk berpapasan ≤ 1,4 meter.
iii. Contoh menghitung kebutuhan ruang untuk satpam
Pada umumnya penjagaan bangunan berlangsung selama 24 jam. Maka personil yang melakukan penjagaan minimal 4 orang. Yakni 2 orang untuk shift siang. Serta 2 orang lagi shift malam. Sementara itu, setiap ruang (pos) satpam wajib disediakan meja. Misalkan berukuran 80×100 cm. Dan 2 buah kursi, masing-masing berukuran 50×50 cm. Maka ukuran pos satpam adalah 270×300 cm.
[Penutup] Langkah-langkah menghitung luas bangunan
Dengan metode yang sama, teman-teman bisa menghitung kebutuhan ruang pada bangunan secara keseluruhan. Kuncinya adalah melakukan identifikasi pada para pelaku (pengguna bangunan), serta jenis kegiatan yang dilakukan. Wajib dibuat secara lengkap. Setelah itu membuat uraian kegiatan. Dari lingkup yang terbesar ke lingkup yang lebih kecil, atau sebaliknya. Tergantung teman-teman merasa nyaman yang mana. (Perhatikan contoh).
Selanjutnya, membuat rincian tentang jenis-jenis ruang yang dibutuhkan. Dan terakhir. Menghitung satu persatu besaran ruang. Dengan demikian, Anda akan mengetahui luas bangunan keseluruhan. Selamat berlatih.