Untuk mencapai suatu tujuan, sering dilakukan dengan berbagai cara. Tapi pastinya bukan menghalalkan segala cara, melanggar hukum, adat, atau agama. Namun dengan cara halal, profesional dan terpuji. Salah satu contoh adalah untuk keperluan membeli material bangunan. Beberapa orang tua menerapkan praktek menabung paling unik. Hal ini terjadi hampir semua wilayah. Desa dan kota-kota besar.
Pada tulisan ini Anda akan temukan rahasia terbesar, suksesnya metode konvensional oleh para tetua tak berpendidikan (maaf), dalam hal menyisihkan penghasilan. Sekaligus mengumpulkannya sedikit demi sedikit. Akhinya tercukupi untuk mendirikan sebuah rumah tinggal. Apa itu?. Yakni menitipkan sejumlah uang kepada pemilik toko material bangunan. Praktik selengkapnya bagaimana?.
Langkah-langkah ‘menabung’ bahan bangunan
Anda lebih dulu menyusun rencana kapan hendak membangun rumah. Serta perkiraan biaya untuk membeli material. Rencana tersebut umumnya dibuat dalam waktu yang cukup panjang. Yakni antara 1 hingga 2 tahun sebelum pembangunan. Jadi uang yang Anda titipkan pada pemilik toko adalah khusus untuk pembelian material bangunan.
Lebih lengkap praktek menabung paling unik tersebut, seperti berikut:
- Tentukan toko bangunan mana yang hendak Anda ajak kerjasama. Sebaiknya yang sudah kenal dekat, dan yang memiliki reputasi bagus.
- Anda mendatangi pemilik toko. Serta mengutarakan rencana ‘menitipkan’ uang untuk pembelian material bangunan. Secara bertahap dan selama sekian tahun.
- Buat daftar bahan bangunan yang Anda butuhkan. Sebaiknya prioritaskan material untuk pekerjaan struktur. Misalnya besi beton, semen, keramik, kayu, material atap dan seterusnya. Sementara paku, bendrat, cat, atau bahan-bahan untuk pekerjaan arsitektural adalah urutan berikutnya.
- Selanjutnya minta daftar harga bahan-bahan tersebut. Lalu lakukan negosiasi harga dengan pemilik toko. Dengan demikian, kelak acuan harga material adalah hasil negosiasi tersebut.
- Terakhir, membuat surat perjanjian kesepakatan ‘menabung’ bahan bangunan.
Kesepakatan unik antara toko bangunan dan penabung
Guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan kemudian hari. Selain harga satuan bahan yang mengikat. Beberapa hal unik yang disepakati penabung dengan pemilik toko bangunan, adalah:
- Waktu dan jumlah uang yang disetor bebas. Bisa secara mingguan atau bulanan. Semakin banyak dana yang Anda tabung, maka jumlah material yang Anda peroleh kelak semakin banyak. Demikian pula sebaliknya.
- Pemilik bangunan memberi tanda terima uang. Berupa kwitansi, lengkap dengan materai dan cap toko/perusahaan.
- Anda tidak menerima bunga atas dana yang anda titipkan di toko bangunan.
- Jaminan ketersediaan material oleh pemilik toko bangunan.
Keuntungan praktik titip uang di toko bangunan
Kedua belah pihak sama-sama diuntungkan dengan praktek menabung paling unik ini. Anda sebagai penitip uang mendapat keuntungan, sebagai berikut:
- Rencana Anda untuk membangun rumah sudah didepan mata. Sebab dana yang Anda kumpulkan langsung pada tempatnya. Tidak melalui bank atau model lain.
- Anda membeli material bangunan dengan harga lama. Yaitu pada saat Anda melakukan kesepakatan dengan toko.
- Dana yang anda simpan terjamin aman. Sebab berurusan langsung dengan pemilik toko.
Sementara keuntungan sang pemilik toko, meskipun menerapkan harga lama kepada pembeli, adalah:
- Selama penabung belum mulai membangun (membutuhkan material bangunan). Maka dana yang tersimpan dapat dipergunakan untuk kepentingan toko.
- Walau pada hari H, ternyata harga material naik. Namun toko tidak rugi. Sebab selama pengumpulan dana, penabung tidak mendapat bunga. Layaknya menabung di bank.
- Membantu masyarakat mewujudkan rencana untuk memiliki rumah sendiri.
Persentase biaya material yang wajib anda tabung
Biaya untuk pembelian material bangunan gedung mencapai 2/3 dari anggaran. Sementara sisanya adalah untuk biaya upah dan alat. Misal taksiran biaya pembangunan adalah 90 juta. Maka anggaran untuk pengadaan bahan sekitar 60 juta. Besarnya anggaran tersebut, membuktikan praktek menabung paling unik ini tergolong visioner. Dan sangat cocok untuk masyarakat ekonomi lemah. Sebab setiap orang dapat menghitung dana yang pantas Ia titip di toko bangunan.
Lebih dalam mengenai persentase pengadaan bahan. Antara material inti (pekerjaan struktur) dan arsitektur (baca: finishing bangunan), yaitu dengan perbandingan 60:40%. Jika total biaya pengadaan bahan adalah 60 juta, maka anggaran biaya untuk material inti sebesar:
= 60 juta x 60%
= 36 juta.
Sementara untuk membeli bahan non struktural adalah 24 juta. Artinya, setelah anggaran untuk material inti terpenuhi. Selanjutnya jika memungkinkan, Anda dapat merencanakan pengadaan material finishing. Dengan demikian saat pelaksanaan pembangunan, biaya yang harus Anda siapkan hanya upah tukang dan alat kerja.
[Penutup] Menabung di beberapa toko material
Metode ini dapat Anda terapkan pada beberapa toko yang berbeda. Dengan catatan, harus kenal dekat dengan pemilik. Serta harga material lebih murah. Mengingat beberapa toko menjual material yang spesifik. Misalnya khusus besi beton, keramik, genteng dan sebagainya. Tentu saja harga material pada toko-toko tersebut lebih murah, daripada toko yang menjual beragam bahan bangunan.
Demikian penjelasan mengenai praktek menabung paling unik, oleh para orang tua zaman dulu. Dan ternyata masih berlaku sampai sekarang. Beberapa pemilik toko material yang kami wawancarai mengaku pernah mendapat ‘nasabah’ demikian. Serta tidak keberatan jika banyak yang mencontoh metode tersebut.