Menjadi keluarga bahagia dan sejahtera adalah idaman semua pasangan baru. Syaratnya sederhana, yaitu ekonomi mapan, punya rumah dan keturunan. Namun mencapai kesana tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Anda wajib tahu Cerdasnya menyisihkan uang penghasilan. Caranya bagaimana?. Temukan rahasianya dalam artikel ini.
Pengertian menyisihkan penghasilan
Menyisihkan penghasilan artinya memisahkan sejumlah uang dari gaji, atau hasil usaha untuk beberapa keperluan. Baik untuk pribadi maupun rumah tangga. Upaya ini paling cerdas dilakukan saat usia produktif. Karena pada masa tersebut penghasilan seseorang sangat tinggi.
Muncul pertanyaan, bukankah menyisihkan penghasilan sama dengan menabung?. Tidak teman-teman. Sependek pengetahuan kami, menabung bisa anda lakukan setelah sukses menyisihkan penghasilan. Sebab menabung bukan suatu keharusan. Khusunya bagi keluarga yang berpenghasilan pas-pasan. Sementara menyisihkan pendapatan adalah wajib. Namun walau demikian, sangat bijak bila semua kalangan menabung.
Alokasi penghasilan harus cerdas
Cerdas menyisihkan uang penghasilan yaitu dengan cara membuat pos-pos pengeluaran. Alokasi penghasilan yang tepat adalah terbagi 3, dengan formula seperti berikut:
- Biaya hidup = 1/3 dari penghasilan.
- Menambah aset = 1/3
- Dan tabungan = 1/3
Misal anda memiliki penghasilan bulanan sebesar Rp 7.500.000,-. Maka langsung bagi rata. Masing-masing pos dengan anggaran Rp 2.500.000,-/bulan. Mengapa cuma 3, dan harus bagi rata?. Sebab tujuannya untuk bahagia dan sejahtera. Konkritnya bagaimana?. Peruntukan dana secara detail, adalah seperti berikut:
1. Biaya hidup sehari-hari
Atau sering disebut biaya pokok, yaitu dana yang anda gunakan untuk kebutuhan sehari-hari, serta untuk membayar kewajiban bulanan. Misalnya untuk konsumsi, transportasi, bayar listrik, telepon/pulsa, kebutuhan air bersih, dan keperluan sekolah. Jadi perlu anda bedakan, kewajiban bulanan dalam hal ini bukan cicilan utang. Apakah cukup?.
Persoalan cukup atau tidak adalah tergantung anda mengalokasikan dana. Cerdasnya menyisihkan uang penghasilan, juga harus dibarengi dengan alokasi dana dengan benar. Kalu tidak, sama saja bohong. Bagaimana ekonomi anda bisa cepat mapan?. Seandainya belum cukup, berarti harus cari penghasilan tambahan. Itu baru orang cerdas.
2. Menambah aset bergerak dan tidak bergerak
Alokasi penghasilan berikutnya adalah menambah aset atau harta benda, yang bergerak maupun tidak bergerak. Misalnya membeli motor, beli rumah tinggal, mobil, tanah dan sebagainya. Dengan cara angsur (kredit), atau kontan. Dana yang anda sisihkan dalam pos ini, termasuk untuk membayar pajak kendaraan, serta bumi dan bangunan (PBB).
Mengapa alokasi dana untuk aset besar?. Sebab aset merupakan simbol kemapanan ekonomi seseorang atau keluarga. Selain itu berguna sebagai simpanan, yang bisa anda gunakan sewaktu-waktu untuk modal usaha. Begitu cerdasnya menyisihkan uang penghasilan. Seperti kata pepatah, sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui.
3. Tabungan di dunia dan akhirat
1/3 dari penghasilan yang wajib anda sisihkan adalah untuk tabungan. Seperti kami singgung sebelumnya. Walau pada sebagian orang masih sulit. Karena kondisi keuangan kurang mendukung. Selain itu, skala prioritas memang sesuai urutan pos-pos/alokasi dana. Tapi ingat, solusinya sudah ada pada poin 1. Dengan demikian tidak ada alasan untuk meniadakan tabungan.
Satu lagi teman-teman, berkaitan dengan tabungan. Selain menabung di dunia (secara materi), anda juga wajib ‘menabung’ di akhirat. Serius loh. Maka dari itu, segala kewajiban untuk amal ibadah, zakat dan sebaginya, adalah dari pos ini. Artinya uang yang diperuntukkan sebagai tabungan, jangan anda setor ke bank semua. Tetapi sisihkan pula untuk tabungan ‘masa depan’. Dengan demikian kelak lengkaplah kebahagiaan anda. Di dunia maupun di sorga.
Beda sumber penghasilan, beda cara membagi uang
Bagi yang bekerja di perusahaan mendapat penghasilan dari gaji pokok, lembur, insentif atau tunjangan. Dan diperoleh secara rutin, pada tanggal yang sama setiap bulannya. Sementara wiraswasta memiliki pendapatan dari usaha jasa atau dagang. Dalam jumlah dan waktu yang tidak menentu. Mungkin harian, mingguan, bulanan. Atau dalam jangka waktu yang lama. Cerdasnya menyisihkan uang penghasilan pada dua profesi ini, seperti berikut:
a. Tips membagi penghasilan pekerja cerdas
Walau sudah pasti ada income setiap bulan, seorang pekerja harus me-manage uang dengan tepat. Pembagian gaji bulan anda lakukan dengan cara:
- Alokasi penghasilan tetap menerapkan formula 1/3 dari penghasilan bulanan.
- Gaji pokok merupakan prioritas utama untuk 3 pos pengeluaran. Sebab nominalnya pasti anda peroleh tiap bulan.
- Sedangkan bila ada pemasukan tambahan. Dari perusahaan, maupun dari luar. Juga anda bagi 3. Yakni untuk biaya hidup, aset dan untuk tabungan.
Cara ini berlaku bagi yang single, maupun sudah berkeluarga. Jika anda sudah berkeluarga, dan pasangan anda juga bekerja. Maka penghasilan kalian berdua akumulasikan. Lalu bagi menjadi 3 macam peruntukan tadi. Mudah bukan?.
b. Cara cerdas menyisihkan hasil usaha begini
Situasinya jauh beda untuk seorang wiraswasta. Menyisihkan hasil usaha harus dengan cerdas. Agar bisa berkesinambungan, serta tepat sasaran. Bagaiman tidak, wong penghasilan tidak stabil. Kadang nihil, namun secara tiba-tiba bisa melonjak tinggi. Disini profesionalitas seorang pe-bisnis di uji.
Tidak jauh-jauh, pada bidang usaha konstruksi baja. Banyak pemborong yang gagal, karena tidak mampu mengalokasikan anggaran secara tepat. Namun sebaliknya, tidak sedikit pula pemborong yang sukses, sebab cerdas memanfaatkan peluang, anggaran biaya, serta hasil usaha memborong bangunan.
[Kesimpulan] Sumber informasi tata kelola pendapatan
Alokasi penghasilan yang kami sampaikan, kemungkinan berbeda jauh dengan kebanyakan. Namun paling cerdasnya menyisihkan uang penghasilan adalah dengan formula tersebut. Sebab telah di-praktik-kan oleh orang-orang sukses, sekitar yang kami. Ternyata sukses menciptakan keluarga yang bahagia dan sejahtera. Bisa melakukan renovasi atau beli rumah baru secara terencana. Mereka adalah sumber tata kelola penghasilan dalam artikel ini. Konon sumber utamanya adalah Sun Tzu. Semoga bermanfaat.