Konstruksi Jembatan Besi dan 6 Jenis Komponen Yang Wajib Anda Ketahui

Konstruksi jembatan yang menggunakan balok WF

Jembatan besi yang kita bahas kali ini tidak terkait dengan nama suatu daerah ya teman-teman. Melainkan sebuah bangunan yang berfungsi sebagai jembatan, dan terbuat dari material baja. Atau lebih familiar disebut konstruksi jembatan besi.

Jenis besi yang digunakan untuk konstruksi jembatan

Material besi yang memenuhi syarat untuk konstruksi jembatan adalah Mild Carbon Steel (baja paduan karbon ringan). Dengan kandungan unsur karbon antara 0,15-0,29%. Dan memiliki tegangan ijin 24 – 100 ksi. Sedangkan jenis material yang sering digunakan antara lain; besi beton, WF, H-Beam, kanal U, pipa besi, serta plat baja dan bordes.

Agar konstruksi jembatan terpasang dengan kokoh. Beberapa material besi di atas harus digunakan secara bersamaan. Sehingga komponen dapat terhubung antara satu dengan yang lain. Jenis bahan yang berfungsi untuk itu adalah plat baja. Yaitu sebagai buhul dan landasan. Maka dari itu, dipastikan seluruh konstruksi jembatan besi wajib menggunakan plat buhul dan plat landas.

Ragam komponen jembatan dan sistem sambungan

Konstruksi jembatan besi berfungsi dengan baik, aman dan nyaman. Harus dilengkapi dengan 6 komponen. Dan masing-masing komponen kemudian dikelompokkan menjadi 2 bagian, yakni:

Konstruksi bagian bawah jembatan

1. Struktur pondasi

Pondasi adalah struktur utama, yang menentukan kuat tidaknya konstruksi jembatan besi. Oleh sebab itu wajib ada. Serta diperhitungkan secara tepat. Agar mampu menahan beban yang terjadi pada bagian atas, maupun bagian bawah jembatan. Kalau tidak, dipastikan konstruksi jembatan ambruk. Oleh beban yang ada, atau karena kondisi alam tempat pemasangan pondasi.

Pada umumnya, pondasi jembatan menggunakan tiang pancang. Kombinasi dengan cakar ayam, tiang kolom, serta talud penahan tanah yang terbuat dari beton bertulang. Namun khusus jembatan yang berukuran kecil (bentang pendek). Cukup dengan mengandalkan pondasi batu kali. Dan balok beton diatasnya, untuk tumpuan sekaligus tempat memasang angkur baut.

2. Angkur besi dan mur baut

Komponen kedua konstruksi jembatan besi bagian bawah adalah angkur dan baut mur. Kegunaan komponen ini adalah sebagai berikut:

  1. Angkur besi digunakan untuk pengikat balok girder. Material yang terbaik untuk angkur adalah besi as. Dengan drat ulir berukuran kasar. Serta 2 buah mur pengeras jenis HTB A-325. Untuk masing-masing tumpuan.
  2. Mur baut berguna untuk sambungan balok baja. Metode ini dipilih untuk memudahkan pemasangan konstruksi jembatan besi. Karena berada pada ketinggian, melintasi lembah dan sungai, serta jauh dari permukiman.

3. Balok baja

Berdasarkan letak pemasangan, balok jembatan terdiri dari 3 macam, yaitu:

  1. Girder atau sering disebut balok utama. Adalah struktur baja yang terbentang di antara 2 buah pondasi. Profil yang sering digunakan sebagai balok girder adalah baja WF, H-Beam, baja kastela dan baja profil gabungan.
  2. Balok pembagi, atau balok anak. Pemasangannya adalah secara melintang. Dan menghubungkan 2 buah balok girder atau lebih. Profil baja yang bagus sebagai balok pembagi, selain 4 jenis material yang kami sebutkan sebelumnya. Yaitu baja UNP. Bisa dalam bentuk double, bisa pula single.
  3. Diafragma. Dalam istilah lain disebut bacing. Adalah komponen konstruksi jembatan besi yang terpasang secara silang, serta menghubungkan antara balok girder yang satu dengan yang lain.

Selain material-material yang kami sebutkan diatas. Besi pipa juga cocok untuk balok diafragma. Sebab fungsinya hanya sebagai batang tarik. Serta tidak menerima beban tekan.

Konstruksi bagian atas jembatan

Yang dimaksud konstruksi jembatan bagian atas adalah semua komponen yang terpasang diatas rangka jembatan. Yang menjadi satu kesatuan dengan konstruksi, atau yang terpasang secara terpisah. Tapi, memiliki fungsi untuk mendukung kinerja konstruksi jembatan. Jenis-jenis konstruksi jembatan bagian bawah antara lain:

a. Lantai

Lantai jembatan terdiri dari 3 pilihan, yaitu: material kayu, slab beton dan plat baja. 3 jenis lantai ini cocok (dapat dikombinasikan) dengan konstruksi jembatan besi. Umumnya diakukan dengan mempertimbangkan hal-hal seperti berikut:

  1. Lebar dan bentang jembatan,
  2. Kelas jalan yang akan terhubung oleh jembatan
  3. Ketinggian jembatan dari permukaan air dan tanah
  4. Model konstruksi jembatan itu sendiri.

Dalam hal ini misalnya lantai jembatan terbuat dari plat bordes. Tentu Anda harus menambah rangka untuk pemasangan plat tersebut. Mengingat ukuran efektif plat baja hanya 1,22×2,44 cm. Sedangkan jarak balok belum tentu sesuai dengan ukuran tersebut. Oleh sebab itu, rangka bordes harus ada. Minimal menggunakan besi UNP, dengan modul ukuran 61×61 cm, atau 61×122 cm.

b. Elastomer jembatan

Atau dalam istilah ilmiah disebut Rubber Elastomer Bearing Pad. Adalah elemen konstruksi jembatan besi yang terbuat dari bahan karet alam/karet sintetis. Serta gabungan dengan beberapa bahan lain. Sehingga memiliki sifat elastis. Dimana akan kembali ke bentuk semula, walau sudah diregangkan dalam beberapa waktu.

Sifat elastis tersebut sangat bagus untuk menjaga kestabilan jembatan. Oleh sebab itu, elastomer digunakan sebagai bantalan jembatan. Dan terpasang secara bersamaan dengan plat landas, dan angkur. Dengan demikian, getaran yang terjadi pada jembatan oleh adanya lalu-lalang kendaraan, akan berkuran jauh. Sehingga jembatan tetap kokoh dan tahan lama.

c. Railing besi

Komponen terakhir yang terpasang pada bagian atas konstruksi jembatan adalah railing pengaman. Umumnya sama dengan railing tangga. Hanya berukuran lebih besar. Sebab railing jembatan berada pada alam terbuka. Serta untuk mengamankan berbagai macam “objek” . Mulai dari ukuran kecil, misalnya manusia. Dan yang terbesarnya adalah kendaraan yang melintas. Contoh railing besi seperti gambar berikut.

Contoh railing tangga yang terbuat dari material perforated plate

Unsur lain yang menentukan kekuatan dan ketahanan besi jembatan

Selain 6 komponen diatas. Unsur lain yang berperan untuk menentukan usia pakai besi jembatan ada 4, yaitu:

1. Dimensi material dan bahan bangunan

Beban bergerak yang harus dipikul oleh konstruksi jembatan besi sangat besar. Dan bekerja terus menerus diantara balok dan tumpuan. Akibatnya material cepat lelah. Dan mengalami lentur. Maka dari itu, angka keamanan konstruksi harus ditingkatkan. Yaitu dengan cara memperbesar dimensi material baja.

Penentuan dimensi baja untuk jembatan harus melalui analisa struktur. Sekalipun jembatan sederhana, atau jembatan darurat. Sebab, oleh adanya kesalahan hitung. Dipastikan jembatan tidak berfungsi dengan baik. Bahkan beresiko yang sangat besar. Yakni nyawa.

2. Proses pabrikasi dan pemasangan konstruksi

Secara umum proses pabrikasi baja untuk jembatan, sama dengan konstruksi baja bangunan gedung. Intinya, jangan sampai terjadi kesalahan sedikit pun. Baik pada saat pengukuran, pemotongan, pengeboran hingga pengelasan material.

4 tahap pabrikasi tadi, telah kami jelaskan sebelumnya pada artikel yang berbeda. Silahkan Anda browsing, dengan kata kunci tersebut. Artikel tersebut pasti muncul di hadapan Anda.

3. Pengecatan material baja

Cat konstruksi jembatan besi beda dengan konstruksi baja pada umumnya. Letak pemasangan yang berada pada alam terbuka, ditambah lagi kondisi lingkungan (cuaca) yang tidak menentu (panas dan hujan). Membuat konstruksi lekas korosi. Maka dari itu, proses pengecatan harus benar dan tepat.

Benar dalam hal ini adalah terkait dengan jenis cat. Sementara tepat artinya pelaksanaan catbaja harus sesuai ketentuan. Yakni di dahului oleh proses sand blasting, cat dasar, cat antara, lalu car akhir (finishing). Prosesnya cukup panjang bukan?. Dengan demikian dipastikan kekuatan konstruksi bertahan lama.

4. Perawatan konstruksi jembatan

Tak bisa disangkal, maintenance konstruksi jembatan besi wajib ada. Serta harus secara berkala. Maka dari itu, 3 unsur yang kami sebutkan sebelumnya, adalah penentu tinggi rendahnya biaya maintenance.

Bilamana salah satu unsur diatas tidak sesuai ketentuan. Konstruksi jembatan besi dipastikan tidak tahap lama. Sementara itu, sembari pemakaian jembatan tetap berlangsung. Sebenarnya kekuatan konstruksi mulai menurun secara perlahan-lahan. Dan tidak menutup kemungkinan suatu saat akan rubuh. Untuk mencegah hal tersebut, maka jembatan harus dirawat.

Penutup

Demikian penjelasan awal tentang konstruksi jembatan besi. Sebagai tindak lanjut dari artikel ini. Berikutnya akan kami jabarkan jenis-jenis jembatan yang terdapat di Indonesia. Bilamana Anda ingin membuat jembatan dengan material baja. Mulai perencanaan, perhitungan momen, hitung RAB dan pengerjaan konstruksi. Silahkan hubungi kami. Melalui kontak 081.32526.4787, atau 085.74069.3839.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Butuh bantuan untuk Desain Arsitek dan Konstruksi baja? Ayo chat dengan kami!