Tempo dulu oleh sebuah komite dari negeri Belanda. Mengeluarkan ketetapan tentang simbol baut dan skrup, serta paku keling. Agar para kontraktor baja seragam dalam hal pelaksanaan pabrikasi. Khusunya untuk membuat gambar kerja baja. Ternyata lebih unik bandingkan dengan sekarang. Akan tetapi justru lebih detail dan praktis.
Tujuan penulisan simbol pada gambar kerja
Simbol-simbol atau kode yang tertera pada gambar kerja. Pada dasarnya adalah untuk efisiensi keterangan gambar. Sehingga lembar gambar tidak dipenuhi oleh tulisan-tulisan tentang penjelasan gambar. Namun dengan menaruh simbol baut dan skrup misalnya. Maka dengan sendirinya simbol-simbol tersebut, telah mewakili seluruh lembar shop drawing baja.
Dengan demikian anda tidak perlu menulis keterangan gambar secara berulang-ulang pada setiap lembar. Secara visual hal tersebut sangat mengganggu. Karena khususnya gambar kerja, yang diutamakan adalah dimensi dan bentuk. Sedangkan tulisan-tulisan mengenai penjelasan gambar adalah bagian pelengkap saja.
Namun demikian jangan lupa. Seluruh simbol-simbol terebut wajib anda jelaskan melalui sebuah daftar keterangan. Umumnya adalah pada lembar awal. Yakni sebelum anda menerapkan simbol pada gambar. Atau berada pada lembar yang sama, ketika anda mulai menggunakan notasi simbol tersebut.
Macam-macam simbol baut dan skrup tempo dulu
Jaman dulu setiap ukuran lubang untuk baut mur, skrup maupun paku keling memiliki tanda yang berbeda-beda. Seperti pada gambar berikut. Silahkan anda perhatikan. Masing-masing ada 8 macam simbol baut dan skrup maupun paku keling. Yaitu mulai Ø10,5 mm hingga Ø32 mm.
Kehebatan arsitek jaman dulu memang sudah terbukti. Selain sangat teliti. Juga terkenal sangat detail. Yaitu dengan menaruh 1 simbol saja. Ternyata secara otomatis anda telah menerangkan banyak hal, antara lain:
- Titik lokasi pembuatan lubang. Tepat pada pertemuan garis as (putus-putus).
- Bentuk simbol yang berbeda memudahkan mengenal dimensi baut,
- Pemakaian skala yang benar saat membuat simbol baut dan sekrup,
- Tentang ukuran lubang untuk baut atau paku keling,
- Ukuran (diameter) baut mur yang akan anda gunakan,
- Dan batas toleransi antara ukuran lubang dan diameter baut.
a. Cara membaca ukuran baut yang benar
Sedangkan cara membaca simbol baut dan skrup sangat mudah. Antara lain untuk lubang:
- Ø10,5 mm, berarti baut yang akan anda pakai adalah Ø3/8”. Tandanya hanya ada sedikit penebalan pada garis pada sumbu X dan Y. Dengan demikian ukuran lubang baut > 0,975 mm dari ukuran baut.
- Ø13,5 mm adalah untuk baut mur berukuran Ø1/2”. Bentuk simbol adalah bulat dan seluruhnya berisi blok warna.
- Ø 17 mm adalah lubang baut Ø5/8”. Dengan simbol bulat serta berisi blok warna hanya setengahnya saja.
- Ø 20 mm, berarti untuk baut mur Ø3/5”. Yang mana simbolnya juga berbentuk bulat. Namun kosong.
- Ø23 mm yaitu untuk pemasangan baut mur Ø7/8”. Dengan simbol tetap bulat, tapi seperempatnya adalah di blok warna.
- Ø26 mm adalah untuk mur baut Ø1”. Begitu selanjutnya hingga ukuran lubang Ø29 dan Ø32 mm. Dengan simbol yang berbeda juga.
b. Simbol untuk baut/skrup dan paku keling berbeda
Satu lagi kelebihan gambar kerja tempo dulu. Yang terbukti lebih detail, yaitu simbol untuk paku keling berbeda dengan baut/skrup. Perbedaannya tidak begitu drastis. Namun lebih simple. Yang mana untuk paku keling hanya terdiri dari 2 garis bantu. Yakni serah sumbu X maupun Y. Akan tetapi pada simbol baut dan skrup terdiri dari 4 buah garis.
Hal ini sekaligus menjadi bukti. Bahwa walaupun pada waktu jaman kolonial alat sambung paling terkenal adalah paku keling. Namun ternyata pemakaian baut mur juga sangat banyak. Atau jangan-jangan penandaan untuk baut tersebut semacam ‘nubuat’. Bahwa kelak baut mur akan lebih populer!. Mungkin saja. Semoga literasi mengenai hal ini bisa kita temukan. Bila anda berkenan membantu, silahkan kontak kami. Bisa melalui pada kolom komentar. Atau tombol WhatsApp dalam halaman ini.
c. Cara menulis tanda baut mur untuk ukuran khusus
Lalu bagaimana bila ukuran baut atau lubang lebih kecil atau lebih besar. Dari simbol-simbol yang tersedia?. Jangan khawatir. Dalam kasus ini ternyata mereka juga telah melakukan antisipasi. Caranya seperti contoh pada gambar berikut.
Misal untuk ukuran lubang baut Ø8,5 mm. Maka anda gunakan simbol baut yang berukuran terkecil, yaitu Ø10,5 mm. Dan membubuhkan tulisan 8,5 pada samping kanan atas. Begitu selanjutnya untuk ukuran yang semakin kecil. Tetap memakai simbol baut dan sekrup terkecil.
Sedangkan untuk lubang baut berukuran > 32 mm. Misalnya Ø35 mm. Maka simbol baut yang anda pakai adalah yang berukuran terbesar, yaitu Ø32 mm. Juga dengan cara membubuhkan angka yang anda inginkan. Jadi metodenya adalah sama dengan kasus lubang baut berukuran kecil.
Tanda baut mur pada gambar kerja masa kini
Ternyata terjadi perbedaan yang yang sangat jauh antara jaman dulu dengan sekarang. Terkait pemakaian tanda untuk baut mur. Saat ini tanda baut mur menyerupai gambar aslinya. Dapat anda perhatikan pada gambar sebelumnya. Ada 2 macam, yaitu dengan blok warna pada bagian mur. Atau tanpa blok alias kosong.
Model penulisan baut mur masa kini, tentu harus menyertakan keterangan ukuran baut. Jika tidak. Pasti tidak bisa membedakan mana ukuran A dan B. Sangat praktis dengan metode tempo dulu. Hanya melalui simbol baut dan sekrup, terutama bila sudah luar kepala. Maka anda mudah mengetahui ukuran yang dimaksud.
[Kesimpulan] Eksistensi simbol pada gambar kerja
Sejauh pelaksanaan pabrikasi baja berjalan lancar. Dan jika para pekerja sudah terbiasa dengan gambar kerja yang anda buat. Sebaiknya tidak perlu merubah metode pada gambar, dalam hal penggunaan simbol. Sekalipun hal tersebut belum sama dengan ketetapan, yang dibuat oleh Belanda ini. Karena akan berdampak pada proses pengerjaan konstruksi baja. Misalnya pekerjaan menjadi lambat. Atau bahkan mengalami kesalahan. Sebab tukang tidak terbiasa.
Namun bagi anda yang masih tahap belajar. Sebaiknya menerapkan simbol baut dan sekrup, seperti penjelasan dalam artikel ini. Sebab sudah kewajiban setiap generasi muda. Yaitu untuk melestarikan pengetahuan. Kalau tidak, suatu saat akan hilang begitu saja. Padahal ilmu pengetahuan merupakan warisan paling berharga. Dari masa ke masa.