Istilah shop drawing familir pada kalangan pekerja dan kontraktor, yang bergerak pada bidang spesialis konstruksi rangka baja profil. Kata shopdrawing berasal dari bahasa Inggris, shop dan drawing yang berarti gambar kerja. Secara umum shop drawing berisi detail, jenis dan ukuran baja yang dipakai untuk sebuah proyek. Detail yang dimaksud meliputi diameter lobang baut, panjang potong besi, code bahan, bentuk dan panjang las.
Apa Tujuan Shop drawing?
Tujuan shop drawing kita buat, guna memudahkan tukang melakukan proses pengerjaan baja. Baik saat fabrikasi di workshop maupun ketika pemasangan (erection) lapangan/lokasi proyek. Shop drawing merupakan gambar detail lanjutan DED (Detail Engineering Design) atau gambar Forcont (For Construstion), yang buat seorang drafter yang cukup menguasai metode kerja konstruksi rangka baja profil.
Sampai disini, bagi pemula yang terjun dalam dunia konstruksi baja, akan bertanya bagaimana cara agar tukang bisa dengan mudah membaca shop drawing yang dibuat? Berikut tahap-tahap membuat shop drawing untuk drafter pemula, antara lain :
Tahap i:
Persiapan Sebelum Membuat Shop drawing
1. Memahami Istilah-istilah dalam konstruksi baja
Mayoritas orang yang baru bekerja di perusahaan kontraktor yang bergerak pada bidang konstruksi rangka baja profil, merasa asing dengan berbagai istilah yang mereka temui. Hal itu terjadi karena istilah-istilah tersebut sebagian besar berasal dari bahasa Inggris, sehingga sekalipun basic-nya jurusan teknik sipil/arsitektur atau tukang sekalipun, belum tentu bisa memahaminya. Selain istilah shop drawing yang telah di jelaskan sebelumnya, istilah-istilah lain antaranya:
Fabrikasi = pengolahan baja profil dari bahan setengah jadi menjadi barang jadi, yang siap dikirim ke lokasi proyek.
Setting = penyetelan elemen rangka baja guna memperoleh bentuk yang di inginkan, yang dilakukan saat fabrikasi di workshop. Setting berarti juga uji coba rangka, apakah sudah sesuai bentuk yang diinginkan atau tidak.
Instal = pemasangan elemen rangka baja yang dilakukan pada lokasi proyek, sebelum menaikkan/pasang pada posisi dimana akan terpasang.
Knock Down = Sistem sambungan atau join rangka baja memakai Mur baut.
Erection = Proses menaikkan rangka baja pada posisi dimana akan dipasang, porses ini dilakukan lokasi proyek.
Masih banyak istilah lain lagi yang berkaitan dengan elemen rangka baja berasal dari bahasa Inggris, yang sering ditemui khusunya pada pekerjaan konstruksi skala besar. Diantaranya: Clead plate, Base plate, Stiffners, Rafter,Truss, Beam, Purlin dan seterusnya.
Juga ada istilah-istilah yang berasal dari daerah yang berbeda, namun memiliki makna yang sama, misalnya :
Sumpil (istilah di Jawa Tengah) = Dagu (di Jawa Barat) artinya skur, pengaku atau penyangga kuda-kuda.
Plendes (istilah di Jawa Tengah) = Plat landas (di Jakarta/Jawa Barat) artinya dudukan tiang kolom yang terbuat dari plat baja.
Pemahaman terhadap istilah-istilah tersebut diatas, akan berkaitan erat dengan proses pemberian notasi/keterangan pada shopdrawing yang akan dibuat. Agar tukang bisa dengan mudah memahami shopdrawing, maka memberi keterangan pada gambar seharusnya menyesuaikan istilah-istilah yang sudah ada.
2. Mengenal Standar ketentuan umum pekerjaan konstruksi baja
Pekerjaan konstruksi rangka baja memiliki standar yang harus anda patuhi, yang berlaku oleh pemerintah dan dunia internasional. Standar tersebut bertujuan agar material/bahan yang anda pakai bermutu dan berkualitas. Ada banyak standar yang mengatur tentang pekerjaan konstruksi baja, namum bagi drafter pemula paling tidak memahami Standar Ketentuan Umum, sebagai berikut :
– Mutu Pekerjaan
Tata Cara Perencanaan Bangunan Baja Untuk Gedung (SNI.1729.1989-F/TCPBB 1987)
Standar Industri Indonesia (SII)
ASTM Standart In Building Codes (ASTM)
Japanese Architectural Standart Specivication, Steel Structure Works (JASS 6)
Japanese Standart Association (JIIS)
– Standar Material/bahan
Plat Baja & = TCPBB St 37 &
Baja Profil = ASTM A36/A36 M; A570/A570 M; JIS G3101 SS400
Pipa Baja = ASTM A500, A501; JIS G3444 STKR400
Pipa Baja Segi Empat = TCPBB St 37; JIS G3466 STKR400
Mur dan Baut = ASTM A307, A563; JIS B1180, B1881, B1251 dan B1256
Baut Mutu Tinggi = ASTM A490, A325 (HTB); JIS B1186 F1OT A
Angkur = TCPBB St 37; ASTM A36/A36 M; A570/A570 M; JIS G311 SS400.
3. Mendalami sistem sambungan rangka baja
Sistem sambungan atau join rangka baja profil terdiri dari 2 macam, yaitu sambungan dengan mur baut (knock-down) dan sambungan las.
1. Sambungan mur baut
Konstruksi yang sering memakai sambungan mur baut adalah bangunan yang memiliki bentang lebar, bangunan bertingkat dan/atau bangunan yang memakai bahan baja profil berukuran besar, misalnya baja profil IWF, H-Beam, Pipa dan UNP. Keuntungan sambungan dengan mur baut, selain memudahkan pengiriman bahan dan pemasangan lokasi proyek, juga hasil pekerjaan akan lebih rapi. Sebab tidak perlu lagi melakukan perbaikan ketika bahan sudah tiba lokasi pemasangan. Dengan kata lain semua pekerjaan pemotongan, membuat lobang, pengelasan dan pengecatan lakukan workshop.
Kelemahan sambungan sistem ini, jikalau ada bahan yang salah potong, lobang baut terlalu kecil/besar. Maka rangka baja pasti tidak terpasang dengan sempurna (lihat gambar). Untuk mengatasinya, tentu harus melakukan perbaikan terlebih dahulu. Karena perbaikan yang anda harus lakukan lokasi proyek dan bukan di workshop, hal ini pasti akan mengurangi kualitas pekerjaan.
2. Sambungan las
Pekerjaan konstruksi baja berskala kecil maupun besar, tetap ada sambungan dengan menggunakan las. Sambungan las berlaku untuk menghubungkan antar elemen bahan guna terbentuk sesuai shopdrawing. Pada sambungan sistem mur baut pun pengelasan sebenarnya ada, misalnya untuk join antara plat landas (base plate) dengan kolom baja atau antara plat lekat (clead plate) dengan balok atau kuda-kuda. Coba perhatikan gambar berikut ini, warna biru menandakan sambungan las.
Sambungan las biasa diimplementasikan pada rangka baja berbentuk khusus, misalnya rangka atap lengkung yang menggunakan bahan besi pipa. Ada karena skup pekerjaan kecil, misal rangka atap rumah tinggal, kanopi dan sebagainya.
Kelebihan sambungan las adalah proses pengerjaanya lebih praktis dan cepat karena bisa dilakukan dilokasi proyek dan tak perlu menggunakan peralatan kompleks, cukup mesin las dan alat potong besi. Namun kekurangan sistem ini adalah perlu ekstra finishing pada permukaan bekas las yang tidak rata.
4. Mengetahui jenis-jenis bahan baja profil
Ada banyak jenis bahan baja profil yang umum pakai untuk pekerjaan konstruksi rangka baja. Anda perlu memiliki buku Tabel Baja Profil Terbaru Beserta Kegunaannya sebagai acuan dalam membuat shopdrawing. Anda tentu tidak bisa hafal satu persatu ukuran baja tersebut, karena untuk 1 jenis baja profil saja ada bermacam-macam ukuran. Bebrapa jenis bahan yang umum pakai untuk rangka baja antara lain:
Baja profil CNP atau biasa sebut canal C,
Profil UNP atau biasa sebut juga canal U,
Siku atau besi L,
Hollow atau Stal Kotak, Profil IWF; H-Beam; Pipa; Plat Eyzer dan sebagainya.
Selain baja profil, tak jarang DED menentukan jenis baja profil yang jarang ada toko material, tetapi bahan-bahan tersebut juga bisa produksi pabrik melalui special order. Misalnya baja profil INP, profil T, profil Z, Castellated dan W-Beam (Welded Beam).
tahap ii:
Teknik Dasar Membuat Shop drawing
Setelah memahani tentang Istilah-istilah dalam konstruksi rangka baja profil, Standar Ketentuan Umum, Jenis sambungan dan Jenis bahan baja profil. Tahap selanjutnya anda perlu mengetahui teknik dasar membuat shopdrawing, antara lain:
1.Bisa mengoperasikan program Autocad
Autocad merupakan perangkat lunak yang paling banyak gunakan untuk membuat gambar, khususnya untuk gambar 2 dimensi. Meskipun ada beberapa software lain yang memilki fungsi yang sama, namun untuk membuat shopdrawing pekerjaan rangka baja profil menggunakan Autocad adalah pilihan terbaik. Karena kualitas gambar yang anda hasilkan memiliki akurasi ukuran yang tinggi, sehingga sangat cocok untuk gambar yang selalu memakai satuan millimeter dan skala yang kecil.
2.Shop drawing memakai satuan millimeter
Kalau pada umumnya gambar kerja anda buat dalam skala satuan centimeter, namun dalam membuat shop drawing selalu memakai satuan millimeter. Karena kesalahan ukuran beberapa millimeter saja akan berakibat fatal, maka anda harus menggunakan satuan millimeter.
Penggunaan satuan millimeter berlaku pada semua gambar. Tak terkecuali gambar denah, potongan bahkan gambar detail-detail.
3.Skala pada shop drawing proporsional
Skala yang tidak proporsional akan berdampak pada proses fabrikasi, sebab tukang berorientasi pada ukuran dan keterangan yang tertera dalam shop drawing. Ukuran-ukuran dan keterangan yang terlalu kecil pada gambar mengakibatkan tukang sulit memahami gambar. Skala yang proporsional berarti adalah keselarasan antara objek yang anda gambar dengan ukuran-ukuran dan keterangan, tidak terlalu besar atau terlalu kecil jika sudah anda cetak/print.
4.Keterangan shop drawing selengkap mungkin
Penulisan notasi atau keterangan pada gambar anda sajikan selengkap mungkin, misal menulis IWF 350x175x7x11MM, tidak anda tulis IWF 350×175 saja. Demikian juga dengan penulisan mengenai keterangan mur baut, harus lengkap dengan ukuran diameter berapa dan jenis mur baut. Pada penulisan sambungan las, juga anda tulis diameter kawat las, bentuk las serta panjang yang harus jelas.
Selain menulis keterangan yang lengkap, anda perlu membuat daftar code material/bahan seperti pada gambar. Tujuan membuat code bahan adalah untuk mengefisienkan keterangan gambar agar tidak terlalu banyak tulisan yang berulang-ulang.
5.Miliki referensi shop drawing
Referensi gambar yang sudah pernah anda kerjakan, dalam bentuk file Cad atau hard copy wajib anda miliki seorang pemula untuk membuat shop drawing. Referensi tersebut sangat membantu untuk memahami formasi gambar, cara membuat code bahan, menentukan skala maupun pemberian keterangan. Semakin banyak referensi anda miliki akan lebih baik untuk melakukan inovasi pada gambar yang akan anda buat, misal menentukan jenis font, jenis dan tebal garis maupun warna garis.
6.Mengukur lokasi
Sebelum shop drawing anda buat, drafter selalu terlebih dahulu melakukan ukur lokasi. Yaitu untuk mengetahui panjang dan lebar riil bangunan yang hendak memakai rangka baja profil. Jika ada perbedaan antara hasil ukur lokasi dengan DED, maka hasil ukur lokasi yang menjadi acuan untuk membuat shopdrawing. Tujuan lain pengukuran lokasi adalah berkaitan dengan anggaran, manakala ukur lapangan lebih besar dengan DED, maka dapat anda tahu lebih awal bahwa harus ada anggaran biaya tambahan.
7.Meninjau proses fabrikasi dan erection
Meninjau proses fabrikasi dan erection bertujuan untuk menambah pemahaman anda, tentang bagaimana profil-profil baja mereka produksi. Yaitu mulai dari bahan yang masih berbentuk batang menjadi rangka baja yang siap kirim kelokasi proyek. Dengan melihat proses fabrikasi, drafter mengetahui apakah shop drawing yang anda sajikan kepada tukang sudah cukup jelas dan komunikatif, atau justru sebaliknya.
Sedangkan meninjau proses erection lokasi proyek, bertujuan agar anda memahami bagaimana teknis pemasangan rangka baja mereka lakukan. Karena bisa saja kesulitan erection terjadi karena drafter tidak mengetahui bagaimana teknis pemasangan yang efektif. Tetapi ketika anda bisa menghidari kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi, kesulitan erection melalui shop drawing yang anda sajikan, anda sudah menjadi drafter profesional pekerjaan konstruksi rangka baja.
Penutup/kesimpulan
Sampai anda bisa mahir membuat shop drawing, anda akan uji tahap demi tahap dari shop drawing yang anda buat. Misalnya, adakalanya pada gambar DED tidak menyebutkan secara rinci, rangka baja apakah menggunakan sambungan sistem mur baut atau las. Disini kompetensi anda uji, ketika mampu mempertimbangkan dua sistem sambungan mana paling cocok anda terapkan. Walaupun pada akhirnya yang menetapakan pilihan adalah engineer atau owner, namun masukan dari seorang drafter berpengalaman selalu menjadi referensi terbaik.