Rumus Perhitungan Yang Selalu Digunakan Selama Proses Konstruksi

Macam-macam rumus yang dibutuhkan selama proses pembangunan berlangsung

Agar Anda bisa terlibat dengan aktif, untuk pelaksanaan sebuah proyek bangunan. Setidaknya sebagai seorang pelaksana. Syaratnya, minimal memahami 6 macam rumus perhitungan matematika dasar. Apa saja jenis-jenisnya?. Tunggu dulu teman-teman. Sebelum sampai kesana. Ketahui dulu rahasia ini.

Perhitungan artinya sebuah proses menghitung suatu benda, atau objek tertentu dengan menggunakan metode tertentu, yang mana akurasi hitungan sudah diakui sangat akurat. Bahkan, tidak mustahil kalau sudah dianggap sebagai ketentuan yang baku. Karena telah mendapat pengakuan dunia internasional.

Hubungannya dengan 6 macam rumus perhitungan yang akan kita bahas ini. Yakni dilakukan dengan cara umum. Sehingga, sebenarnya bukan saja ditemukan pada saat pelaksanaan proyek bangunan. Tapi, bisa juga di pasar, di pabrik, pelabuhan, dan sebagainya. Oleh sebab itu, boleh di kata tidak sulit.

Jenis-jenis rumus dan tujuan perhitungan

Implementasi perhitungan adalah sebagai berikut:

1. Menghitung luas

Rumus:
= P x L
P = Panjang
L = Lebar

Khusus pada bidang dengan posisi vertikal. Misalnya sebuah dinding. Huruf L umumnya diganti dengan T (Tinggi). Artinya apa?. Bahwa cara menghitung luas bidang horizontal, maupun vertikal ternyata menggunakan rumus yang sama.

Pertanyaan, bagaimana kalau bidang yang akan dihitung bukan sebuah bidang?. Tapi, luas selimut?. Misalnya, ketika menghitung luas dinding tangki air?. Jawabnya. Tetap menggunakan metode yang sama. Hanya lebih dulu menghitung keliling lingkaran (diameter) tangki. Sebagai berikut:

P, kita anggap sebagai keliling lingkaran. Dan, L adalah tinggi tangki. Langsung saja pada contoh iya teman-teman. Agar mudah Anda pahami. Sebuah tangki dengan diameter (D)= 1,44 meter. Dan, tinggi (T)= 1,75 meter. Maka, rumus perhitungan luas selimut tangki adalah:
= (π x 1,44) x T
= 3,14 x 1,44 x 1,75 m = 7,91 m2.

Benang merahnya begini. Sering terjadi di proyek sebelumnya, dimana suatu pekerjaan harus dilaksanakan. Padahal tidak di rencanakan sebelumnya. Dan, berdampak pada perhitungan luas bidang bangunan.

Bentuk bidang yang akan Anda hitung pun tidak selalu dalam keadaan datar, vertikal, dan bulat. Tapi, sering dengan bentuk kombinasi. Seperti bentuk segi tiga, jajar genjang, atau lengkung.

Maka dari itu, harus cerdas melihat perkembangan dilapangan. Sebab, implementasi perhitungan luas pada proyek bangunan memang luas. Alias, tidak terbatas pada bidang tertentu.

Panduan bagi pemula untuk menghitung regel baja dengan mudah

2. Hitung volume konstruksi bangunan

Rumus perhitungan berikutnya, yang wajib Anda kuasai adalah volume. Esensi perhitungan volume pada proyek bangunan 3, yaitu:

Untuk mengetahui kebutuhan material

Misalnya pasir, kerikil, tanah, serta material-material lain yang menggunakan satuan meter kubik (m3). Adalah dilakukan dengan rumus:
= P x L x T

Perhatikan penggunaan simbol huruf L, dan T. Dalam perhitungan volume ternyata digunakan secara bersama-sama. Sementara pada perhitungan luas, adalah sebagai pilihan. Yaitu untuk menyesuaikan letak bidang yang akan hitung.

Oleh sebab itu, sekalipun rumus-rumus yang digunakan adalah umum. Namun, ketika Anda aplikasikan untuk proyek bangunan, butuh ketelitian yang tinggi. Sebagaimana disebut sebelumnya. “Tidak semudah itu Naruto!”. Meminjam sebuah semboyan film kartun Naruto.

Untuk mengetahui daya tampung (isi)

Misalnya talang air, buis beton, dan lain sebagainya. Umumnya dilakukan untuk memastikan, bahwa ketika material tersebut digunakan sebagai bahan bangunan. Mampu bekerja dengan baik. Serta, pasca konstruksi minim maintenance.

Mencari bobot volume pekerjaan

Umumnya diterapkan setelah salah satu pekerjaan telah selesai. Tepatnya untuk mengetahui bobot prestasi pekerjaan. Atau, sering disebut opnam pekerjaan. Kemudian, hasil perhitungan tersebut dipergunakan untuk pengajuan termin pembayaran (tagihan) proyek. Juga berguna pada saat menentukan besar upah tukang sistem borong.

Adapun jenis elemen bangunan yang sering dihitung menurut volume adalah cor beton, tandon bawah tanah, urugan tanah/pasir, serta pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan galian, serta perataan tanah. Semua menggunakan rumus perhitungan volume yang sama.

Perhitungan tonase material

Tidak hanya material besi dan baja. Perhitungan tonase sering dilakukan di lapangan untuk material-material yang akan ditempatkan pada konstruksi bangunan.

Misalnya, ketika memasang rangka plafon. Berat plafon dan rangka harus Anda perhitungkan, untuk mengetahui cara pemasangan plafon yang tepat. Apakah di gantung pada konstruksi atap?, atau harus menambah balok gantungan khusus.

Selain itu, perhitungan tonase pada proyek bangunan, juga sering dilakukan untuk hal-hal non teknis. Semisal pada saat mendatangkan/mengirim material. Anda harus mengetahui bobot barang. Supaya bisa menentukan jenis armada.

Jadi, manfaat memahami rumus perhitungan ini, adalah tidak mesti berkaitan langsung dengan pekerjaan konstruksi. Tapi, termasuk kegiatan-kegiatan pendukung. Yang mana harus diakui juga, sebenarnya tidak termasuk tugas dari seoarang engineer.

Contoh perhitungan tonase plat buhul kuda-kuda baja

Hitung jumlah bahan

Kebutuhan material dan bahan bangunan wajib di hitung secara tepat. Buka saja untuk menghindari pemborosan, tapi sekaligus untuk memastikan bahwa material yang akan di beli, telah sesuai dengan spesifikasi. Sehingga proses pemasangan berjalan lancar. Serta,

Untuk mengetahui jumlah bahan sangat mudah. Pertama, Anda lebih dulu hitung luas/volume pekerjaan. Lalu, bagi dengan koefisien pemakaian bahan. Selesai.

Contoh, kebutuhan pasir pada pekerjaan cor. Misalnya akan membuat beton kelas mutu K-200. Dengan total volume sebesar 103,0 m³. Rumusnya adalah:
= 103,0 : 0,43
= 239,5 m3.

Catatan: 0,43 adalah koefisien material pasir untuk mutu beton K-200. Angka tersebut adalah baku. Serta, dapat diperoleh dari AHSP bangunan.

 

Menghitung sudut kemiringan

Merupakan rumus perhitungan yang cukup sulit. Namun, selalu dibutuhkan di proyek,. Khususnya untuk mencari sudut kemiringan suatu konstruksi. Disebut salah satu yang tersulit, karena perhitungan yang dilakukan bukan untuk sekedar mengetahui panjang suatu material. Tapi, termasuk elemen-elemen terkait dengan material tersebut.

Semisal untuk membuat tangga besi menerus. Panjang miring balok tangga hitung dengan rumus phytagoras. Tapi, diatas balok tersebut harus terpasang beberapa anak tangga. Nah, tujuan menghitung sudut kemiringan disini. Adalah sekaligus untuk menyesuaikan jarak trap tangga juga.

Hal yang sama juga berlaku pada rangka atap. Misalnya panjang kuda-kuda. Perhitungan sudut kemiringan batang kuda-kuda, juga berguna untuk mengetahui jarak pemasangan gording. Pun, untuk proses pemotongan material (pabrikasi). Serta, hal-hal lain yang terkait dengan pemasangan rangka atap.

Hitung persentase

Hal ini umumnya diakukan untuk mengetahui kemajuan progres pekerjaan. Teknisnya adalah melakukan update kemajuan pekerjaan (progress) secara menyeluruh. Dengan cara menghitung volume pekerjaan yang telah selesai.

Lalu, membandingkan dengan target yang tertera dalam time schedule. Perhatikan hasilnya?. Lebih kecil mana?. Disebut dengan hasil positip, jika progress pekerjaan ternyata melebihi target. Kalau tidak. Berarti pekerjaan Anda telat.

Selain untuk mengetahui progres pekerjaan. Perhitungan persentase juga sering dilakuakan untuk mengetahui biaya pengeluaran. Untuk beli bahan, atau untuk bayar upah. Kemudian di bandingkan dengan prestasi lapangan. Indikasinya bagaimana?.

Realita setelah mempelajari 6 rumus perhitungan adalah hanya dibutuhkan sekali tempo. Bahkan, dengan jangka waktu yang lama baru dibutuhkan. Alias, tidak langsung bermanfaat. Misalnya untuk menghitung biaya upah. Jika ternyata lebih kecil dari bobot prestasi lapangan (volume pekerjaan yang sudah dilaksanakan), berarti pengeluaran tidak minus.

Sebaliknya, manakala biaya upah lebih besar dari bobot pelaksanaan pekerjaan. Berarti Anda sudah minus. Dan, dipastikan hal tersebut terjadi karena kinerja tulang sangat buruk. Jadi, sekaligus sebagai bahan evaluasi bukan?.

Pentingnya melakukan perhitungan dengan akurat

Sebagaimana disebut di awal. 6 rumus perhitungan ini adalah diterapkan di lapangan. Alias, pada saat proses pelaksanaan konstruksi. Berarti, harus akurat. Karena berkaitan dengan alokasi biaya, kelancaran, serta kualitas pekerjaan agar bagus. Guna mencegah hal-hal yang tidak di inginkan. Sebaiknya setiap perhitungan dilakukan oleh orang yang sudah profesional.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Butuh bantuan untuk Desain Arsitek dan Konstruksi baja? Ayo chat dengan kami!