Orang-orang yang telah lama terlibat dalam proyek bangunan, pasti sudah tidak asing lagi dengan topik ini. Pekerjaan bongkar pasang dan tambah kurang, jelas memiliki perbedaan. Secara harfiah jelas berbeda. Tapi, apakah Anda tahu dimana letak perbedaannya?. Menambah rasa penasaran Anda. Selain memiliki perbedaan. Pekerjaan-pekerjaan proyek bangunan itu, juga punya persamaan loh!.
Perbedaan pekerjaan
Diawali dari segi perbedaan. Pekerjaan bongkar pasang dan tambah kurang, bedanya terletak pada 7 hal berikut:
1. Difinisi
Bongkar pasang konstruksi bangunan adalah satu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok tukang, untuk merubah bentuk bangunan yang lama. Dan memindah, serta memasang kembali material-material bangunan. Sesuai dengan bentuk bangunan yang lama.
Sedangkan, difinisi pekerjaan tambah kurang. Tidak perlu lagi kami sampaikan disini. Sebab, sebelumnya telah kami jabarkan dalam artikel khusus. Yaitu tautan ini. Silahkan Anda kilas balik sejenak.
2. Biaya bongkar/pasang
Biaya pekerjaan bongkar pasang, seluruhnya berasal dari pemilik bangunan. Atau perwakilan. Dengan jumlah tertentu, dan sesuai kesepakatan awal.
Sementara itu, untuk melaksanakan pekerjaan tambah kurang. Sumber biayanya, belum tentu dari owner. Tapi, bisa juga dari pemborong. Sebagai kompensasi, atau konsekuensi dari perjanjian yang telah dibuat sebelumnya. Misalnya, karena wanprestasi. Melanggar perjanjian, dan sebagainya.
3. Pemberi tugas
Tukang mendapat tugas untuk melaksanakan pekerjaan bongkar pasang, asalnya bermacam-macam. Selain dari owner langsung. Bisa juga dari pemborong (kontraktor). Atau, seseorang yang membeli konstruksi bangunan bekas. Sering dikenal dengan sebutan juragan rosok.
Sementara, perintah melaksanakan pekerjaan tambah kurang hanya 2. Yakni: oleh pemilik bangunan langsung. Atau kontraktor yang terpilih untuk mengerjakan proyek bangunan.
4. Sistim pelaksanaan pekerjaan
Pekerjaan bongkar pasang bangunan, umumnya dilaksanakan secara borong. Serta, dalam waktu yang tidak mengikat. Dengan kata lain, pekerjaan tersebut kerap dilaksanakan tanpa schedulle. Kalau pun ada. Tidak seketat proyek bangunan.
Sebaliknya, pekerjaan tambah kurang. Biasanya dilakukan dengan sistem harian. Dan, telah terikat dengan time schedulle, yang telah ada sebelumnya. Yaitu pada saat kontrak pekerjaan bangunan utama.
Penting diketahui pula. Pekerjaan bongkar pasang maupun tambah kurang, membutuhkan waktu yang lama. Maka dari itu, tidak heran kalau tukang tidak mau sistem borong. Jika, mau. Pun karena dalam keadaan terpaksa. Karena telah terikat dengan kontrak sebelumnya. Sejalan dengan itu. Tukang akan berupaya untuk negosiasi ulang. Terutama soal biaya, dan waktu pelaksanaan.
5. Sifat pekerjaan
Pekerjaan bongkar pasang sudah umum melalui proses tender. Walau tidak secara terbuka. Layaknya tender proyek. Setidaknya, Anda wajib mengajukan penawaran resmi. Sehingga pemilik bangunan punya bukti tertulis. Mengenai besaran biaya yang harus disediakan.
Perlu Anda ketahui pula. Sekalipun gambar bangunan tidak ada. Karena bangunan sudah lama (tua). Dan, gambar as built drawing kemungkinan besar tidak ditemukan. Maka, untuk mengetahui spesifikasi material konstruksi, yang akan Anda bongkar. Anda wajib melakukan survei lapangan. Sebelum membuat surat penawaran harga. Serta menentukan satuan pekerjaan. Apakah lump sum, atau berdasarkan tonase (kilogram).
Sedangkan pekerjaan tambah kurang adalah tanggung jawab pemborong yang telah ditunjuk. Dan, dilaksanakan berdasarkan dokumen gambar yang resmi. Maka dari itu, pekerjaan tambah kurang sifatnya wajib. Dengan atau tanpa biaya tambahan dari pemilik bangunan.
6. Karakteristik
Pekerjaan bongkar pasang dilakukan di 2 lokasi yang berbeda. Yakni: 1]. Di lokasi konstruksi bangunan lama yang akan dibongkar. Dan, 2]. Tempat bagunan yang baru. Dimana konstruksi akan Anda pasang kembali. Sedangkan, pekerjaan tambah kurang hanya dilakukan pada 1 tempat.
7. Garansi pekerjaan
Bongkar pasang konstruksi bangunan tidak pernah menyertakan garansi. Sebab, sama sekali tidak ada menggunakan material baru. Oleh sebab itu, segala kemungkinan bisa saja yang terjadi. Misalnya, konstruksi kurang kokoh. Dalam hal ini, berarti yang tanggungjawab adalah pemilik bangunan.
Sedangkan pekerjaan tambah kurang, dilaksanakan terikat dengan Surat Perjanjian Kerja (SPK). Dan, semua material yang digunakan adalah baru. Maka dari itu, pemborong wajib memberi garansi. Atau sering disebut retensi.
Bedanya bongkar/pasang dan renovasi
Satu jenis lagi pekerjaan bangunan, yang mirip dengan bongkar/pasang adalah renovasi. Kami sebut mirip karena sebenarnya berbeda. Tapi, dalam pelaksanaannya jauh berbeda. Gambaran utama seperti ini: “Pekerjaan bongkar pasang merupakan bagian dari renovasi bangunan. Namun, renovasi belum tentu melaksanakan bongkar pasang bangunan”. Sejauh ini, paham kan teman-teman.
Contoh, ketika Anda menambah dak baja pada sebuah bangunan. Kegiatan tersebut adalah termasuk renovasi. Lalu, ketika pemasangan dak. Ternyata tidak ada elemen bangunan eksisting yang terdampak. Sehingga tidak perlu dibongkar, dan pasang ulang. Berart pekerjaan tersebut sebatas renovasi bukan?.
Lain halnya, bila Anda harus membongkar lantai atau dinding. Agar dak terpasang dengan sempurna. Maka, ketika itu otomatis terjadi pekerjaan bongkar pasang. Memasang apa?. Tentunya lantai dan dinding bangunan. Supaya tidak berantakan. Akibat telah dibongkar, untuk pemasangan dak.
[Penutup] Manfaat memahami jenis-jenis pekerjaan bangunan
Berdasarkan penjelasan diatas. Teman-teman sudah mampu membedakan pekerjaan bongkar pasang, dan tambah kurang. 2 item ini, adalah bagian dari pekerjaan proyek bangunan. Sering ditemui sehari-hari.
Kelak Anda bisa saja terlibat langsung. Sebagai pemilik bangunan, pemborong atau tukang yang melaksanakan pekerjaan. Maka dengan pemahaman ini, Anda [Owner]; mampu mengalokasikan dana secukupnya. [Kontraktor]; Me-realisasikan pekerjaan dengan benar. Serta [Tukang]; mengerjakan konstruksi bangunan dengan cermat.
Sebagaimana kami sebut diawal. Pekerjaan bongkar pasang, dan tambah kurang juga punya persamaan. Mengenai hal tersebut tidak kami ulas disini. Tapi, dalam artikel tersendiri. Tahap berikutnya.