Artikel sebelumnya, telah mengulas tentang perbedaan. Kali ini Kali ini teman-teman akan mengetahui persamaan pekerjaan tambah kurang dan bongkar pasang. Emang ada?. Tentu. Boleh dibilang cukup banyak.
Ragam kesamaan pekerjaan
Dirangkum dari berbagai sumber. Terutama orang lapangan. Istilah yang ditujukan bagi orang yang sudah malang-melintang di proyek bangunan. Tambah pengalaman diri sendiri. Hingga saat ini masih eksis menangani proyek. Kesamaan kerja tambah kurang dan bongkar pasang, adalah terletak pada 7 hal berikut:
1. Lingkup pekerjaan ditemukan hanya di proyek bangunan
Dunia permesinan juga familiar dengan istilah bongkar pasang. Tapi, tidak mengenal istilah tambah kurang. Istilah yang menyerupai, kita temui pada saat membeli barang. Misalnya, sepeda motor. Ada istilah tukar tambah. Maka dari itu, kesimpulannya pekerjaan tambah kurang dan bongkar pasang, hanya ditemui pada proyek bangunan.
2. Sering terjadi diluar perkiraan
Tambah kurang pada saat pelaksanaan pembangunan, sedapat mungkin dihindari. Tapi, pada kondisi tertentu acap kali terjadi secara tiba-tiba. Bahkan tanpa perencanaan. Demikian juga pekerjaan bongkar pasang. Penyebabnya hampir sama, antara lain:
- Kesalahan gambar. Tidak lengkap. Atau detail kurang. Akibatnya, seperti nomor 2 berikut ini.
- Tukang mengerjakan bangunan asal-asalah. Kurang hati-hati. Dan/atau kurang koordinasi.
- Permintaan khusus dari pemilik bangunan. Umumnya dibarengi dengan revisi gambar, serta persetujuan untuk mengajukan biaya tambahan.
- Melanggar aturan pemerintah.
3. Tempat dan waktu yang bersamaan
Persamaan selanjutnya, pekerjaan tambah kurang dan bongkar pasang sering terlaksana secara bersamaan. Dan berada pada proyek yang sama. Contoh kasus seperti berikut.
“Sebuah pintu alumunium sudah terpasang dengan benar. Sesuai dengan ketentuan gambar kerja. Dan material yang digunakan, pun telah sama dengan spesifikasi. Tapi, letaknya kurang tepat. Maka, pintu tersebut harus Anda bongkar, dan pasang kembali pada tempat yang baru.
Nah, akibat dari pembongkaran tersebut. Beberapa komponen tidak bisa lagi Anda pakai. Maka dari itu, harus ada biaya tambah. Untuk membeli komponen pintu yang baru, bayar upah, serta biaya pemasangan”.
4. Kesamaan dalam bidang resiko
Membongkar konstruksi bangunan, jika tidak dilakukan secara hati-hati. Mengakibatkan kecelakaan kerja, serta kerusakan material. Jika material rusak. Otomatis tidak layak dipasang kembali. Konsekuensinya adalah harus beli material yang baru. Pertanyaan, anggarannya dari mana?. Apakah owner mengabulkan penambahan biaya, akibat kesalahan kerja?. Tentu tidak bukan?.
Dampak berikutnya bagi pemilik bangunan (owner). Bilamana stuck. Dimana tukang tidak bersedia melaksanakan pekerjaan. Karena biaya tambahan tidak disetujui. Pekerjaan tambah kurang, dan/atau bongkar pasang bakal terbengkalai. Hal demikian tentu merugikan owner sendiri. Lalu, bagaimana?. Langkah bijak adalah win-win solution.
5. Kendala pada saat pengerjaan
Sekarang soal teknis. Pekerjaan tambah kurang sama sulitnya dengan bongkar pasang. Misal membuat kanopi rumah. Mau tidak mau, pasti ada elemen dinding yang terkena dampak. Minimal pada saat memasang angkur. Tapi, ada juga dengan cara bobok besi tulangan. Supaya rangka kanopi dapat di las.
Akibat pemasangan kanopi tersebut, dinding rumah jadi rusak. Akhirnya, harus melakukan perbaikan. Pertanyaan kembali muncul. Apakah setelah diperbaiki, hasilnya sama dengan sebelum pemasangan kanopi?. Jamin tidak.
Singkatnya, kesulitan yang Anda hadapi saat melaksanakan pekerjaan tambah kurang, atau bongkar pasang. Mempengaruhi kualitas kerja. Serta berdampak langsung pada bangunan eksisting. Dimana pekerjaan tersebut dilaksanakan.
6. Pelaksanaan pekerjaan sering molor
Tentu. Mengingat pekerjaan tambah kurang sudah di luar kontrak. Sehingga pelaksanaan pekerjaan boleh disebut tidak prioritas. Begitu juga dengan pekerjaan bongkar pasang. Sering dilaksanakan tanpa perjanjian kerja. Hanya berupa lisan. Atau berbekal sebuah surat penawaran harga.
Maka wajar, kalau pelaksanaan pekerjaan kerap molor. Dan membutuhkan waktu yang lama. Pun, harus mempertimbangkan resiko yang akan dihadapi. Maka secara pribadi sepakat, bila kedua pekerjaan tersebut dilakukan dengan mengutamakan keselamatan kerja. Kedua, kualitas. Dan terakhir, adalah ketepatan waktu.
7. Persamaan pada bidang alat kerja
Persamaan terkahir. Ditinjau dari sub pekerjaan. Misalnya konstruksi baja. Alat yang Anda butuhkan untuk melaksanakan pekerjaan tambah kurang proyek baja. Sama persis dengan bongkar pasang baja. Contoh yang lain. Teralis dan pintu besi. Alat kerja yang Anda pakai saat membongkar pintu. Itu pula yang Anda gunakan untuk memasang ulang pintu.
Kaitannya adalah pada biaya. Karena alat kerjanya sama. Berarti biaya pengadaan, maupun pemakaian alat. Untuk pekerjaan tambah kurang dan bongkar pasang, akhirnya sama. Tapi, perlu ingat kembali. Hal ini hanya berlaku pada sub pekerjaan yang sejenis. 1 jenis maksudnya adalah sub pekerjaan yang menggunakan material yang sama. Atau serumpun.
Persamaan pekerjaan yang unik
Bilamana pekerjaan tambahan terjadi pada suatu proyek bangunan. Tidak serta merta terjadi pula pekerjaan kurang. Mengingat latar belakang terjadinya pekerjaan tambahan kurang berbeda-beda. Maka, kalau mau jujur. Sebenarnya pekerjaan ini sebaiknya jangan sampai terjadi. Maka dari itu, memungkinkan sekali pelaksanaan pekerjaan hanya 1. Misalnya item pekerjaan tambah saja. Atau, hanya pekerjaan pengurangan.
Demikian pula kejadiannya pada pekerjaan bongkar pasang. Kasusnya relatif sama. Membongkar konstruksi bangunan, tidak serta merta untuk dipasang lagi. Mungkin saja untuk dijual sebagai barang bekas (rosok). Atau hanya merapikan bangunan. Karena sudah tidak berfungsi. Maka di bongkar. Nah, dengan kondisi seperti ini, berarti pekerjaan pemasangan tidak ada. Unik bukan?.
[Penutup] Pekerjaan proyek bangunan dan disiplin ilmu yang dibutuhkan
Demikian 7 persamaan antara pekerjaan tambah kurang, dan bongkar pasang. Esensi, serta hal-hal yang terjadi (kemungkinan), akibat pelaksanaan pekerjaan. Semoga dapat menambah wawasan Anda. Bilamana, Anda punya pengalaman yang berbeda tentang topik ini. Mengingat banyaknya jenis-jenis pekerjaan bangunan. Dan, disiplin ilmu yang terlibat dalam pelaksanaannya. Silahkan bubuhkan pendapat Anda. Mmelalui kolom komentar dibawah ini.