Pekerjaan Beton Bertulang Ini Yang Wajib Diketahui Pemula

Persiapan pelaksanaan pekerjaan beton oleh ahli bangunan (Sumber: Fixabay.com)

Pekerjaan beton bertulang artinya suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok tukang batu, tukang kayu dan tukang besi secara bersama-sama, untuk membuat struktur bangunan dengan campuran beton, dan besi. Mengapa harus melibatkan banyak tukang?. Dan apa hubungannya dengan kayu dan besi?. Simak ulasan ini. Plus bonus yang terdapat pada bagian akhir halaman.

 

Ragam jenis pekerjaan beton dan kegunaannya

Pekerjaan beton dalam konstruksi bangunan ada 2 macam, yakni beton bertulang dan tidak bertulang. Beton tidak bertulang sering disebut dengan rabat beton. Karena tidak memiliki besi tulangan, maka kegunaannya bukan untuk struktur bangunan. Melainkan sebagai komponen tambahan suatu pekerjaan struktur. Misalnya lantai kerja pondasi, dasar untuk pemasangan keramik dan sebaginya.

Beton bertulang atau sering disebut struktur beton, selalu ditemukan pada setiap bangunan. Bahkan untuk konstruksi baja sekalipun, pasti membutuhkan beton bertulang. Minimal sebagai pondasi dan balok sloof. Oleh sebab itu, antara pekerjaan beton bertulang dan besi, sebenarnya tidak bisa terpisah.

Disebut beton bertulang karena didalamnya selain semen, pasir, kerikil. Juga terdapat besi beton, yang berguna sebagai tulangan. Dengan adanya besi tulangan tersebut, maka struktur beton tahan terhadap gaya tekan dan tarik. Maka dari itu, tidak salah kalau beton bertulang adalah sebenarnya yang menjadi penopang utama sebuah bangunan.

 

Ketentuan umum tentang beton

Guna mencegah terjadinya kegagalan konstruksi bangunan, pemerintah mengeluarkan beberapa ketentuan tentang pekerjaan beton bertulang, antara lain:

  1. Peraturan Beton Indonesia (PBI), 1971
  2. Tata Cara Perhitungan Struktur Untuk Bangunan Gedung (SK SNI T-15-1991-03)
  3. Standar Industri Indonesia (SII),
  4. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1726-2002)

Sedangkan dari luar negeri. Sebagai syarat bahwa struktur bangunan Indonesia selalu mengikuti standar internasional. Yaitu merujuk pada beberapa ketentuan, diantaranya adalah:

  1. American Society For Testing and Materials (ASTM)
  2. American Condrete Institute (ACI 318M-89)
  3. Concrete Reinforcing Steel Institute, U.S.A (CRSI)
  4. American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO)

Di Asia Tenggara, Jepang sebagai salah satu pelopor dalam bidang struktur beton. Terkenal dengan desain struktur bangunan tahan gempa. Juga mengeluarkan standar tentang pekerjaan beton bertulang. Namun, khusus proyek konstruksi Indonesia, paling banyak mengacu pada ketentuan yang berasal dari negeri paman Sam.

 

Macam-macam beban struktur beton begini

Untuk memperoleh suatu struktur yang sesuai dengan kebutuhan bangunan. Maka dilakukan lebih dulu perhitungan struktur. Dengan tujuan untuk mengetahui ukuran, jenis material yang akan dipakai, kelas mutu beton, serta kemampuan struktur menahan suatu beban. Oleh sebab itu, saat melakukan analisa struktur beton, data yang diperlukan adalah besar beban mati, dan beban hidup.

1. Beban mati (dead load)

Tukang yang melaksanakan pekerjaan beton bertulang, perlu tahu berapa berat beton. Supaya dapat mempersiapkan alat, material bantu serta metode pelaksanaan. Demi menghindari kecelakaan kerja. Sekaligus untuk mencapai kualitas struktur beton yang bagus.

Beban mati, atau beban sendiri adalah sejumlah beban yang terjadi pada suatu struktur, serta konstruksi-konstruksi bangunan lainya. Baik yang menyatu dengan beton bertulang, maupun yang pemasangannya secara terpisah. Ragam jenis beban yang dimaksud antara lain:

  1. Beton             = 2.400 kg/m³
  2. Baja             = 7.850 kg/m³
  3. Keramik             = 24 kg/m²/cm
  4. Mortal             = 21 kg/m²/cm
  5. Mekanikal elektrikal (ME) = 30 kg/m²
  6. Hebel tebal (t)= 12,5 cm = 115,6 kg/m²

2. Beban hidup (live load)

Atau sering juga disebut beban berguna, adalah kemampuan sebuah struktur untuk menerima, memikul/menahan, sekaligus menyalurkan sejumlah beban yang di tambahkan diatasnya, setelah proses konstruksi selesai. Standar perhitungan beton, jenis-jenis beban hidup yang umum digunakan adalah:

  1. Ruang kerja = 250 kg/m²
  2. Tangga/koridor = 300 kg/m²
  3. Ruang arsip = 600 kg/m²
  4. Parkir motor/mobil = 500 kg/m²
  5. Beban hidup dak/atap = 100 kg/m²

Implementasi beban hidup, misalnya ruang arsip. Tercatat 600 kg/m². Artinya seluruh struktur beton yang terdapat pada, dan dibawah ruang tersebut. Harus mampu menahan beban hidup sebesar 600 kg/m². Ditambah berat sendiri strukur.

 

Spesifikasi dan kelas mutu beton

Setiap pekerjaan beton bertulang umumnya telah disertai dengan spesifikasi bahan yang akan digunakan. Serta kelas mutu beton yang akan dibuat. Walau saat ini membuat beton cukup mudah. Karena sudah ada mixer beton. Tapi teman-teman perlu mengetahui, kelas mutu menurut PBI, 1971 terdiri dari 3, yakni:

  1. Beton klas I. Setara dengan Grade 14,5. Memiliki kuat tekan ≤ 17,5 N/mm². Dan kegunaannya adalah untuk non struktur.
  2. Beton klas II, yakni beton bertulang dengan kuat tekan antara 17,5 sampai 35 N/mm². Kelompok beton ini ada 4 macam, yaitu K125; K175 dan K225. Inisial K disini menyatakan kekuatan karakteristik beton.
  3. Klas III. Yaitu beton Grade 30 atau lebih. Antara lain K250; K300 dan seterusnya.

Mengingat banyaknya jenis klas mutu beton, yang digunakan pada suatu bangunan. Di isyaratkan adanya laboratorium beton. Beserta tenaga ahli yang cukup. Guna memastikan bahwa kualitas mutu beton sudah tepat. Serta peran aktif pengawas bangunan, untuk menjamin bahwa pelaksanaan pekerjaan telah benar.

 

Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan dan unsur-unsurnya

Unsur-unsur yang dibutuhkan untuk pekerjaan beton bertulang antara lain: 1].Besi beton, 2].Bekisting, dan 3].Cor beton.

1. Besi beton dan personil yang mengerjakan

Semua ukuran dan jenis besi beton dapat digunakan untuk tulangan. Khusus diameter kecil, misalnya 6 mm dan 8 mm. Adalah berguna untuk sengkang, atau begel. Selebihnya adalah untuk tulangan utama. Lebih lengkap mengenai cara membuat besi tulangan, silahkan Anda baca tautan ini.

Sesuai jenis material yang digunakan, berarti yang melaksanakan pekerjaan ini adalah tukang besi. Tukang besi yang dimaksud disini beda loh dengan tukang baja. Selain dari lingkup pekerjaan, keterampilan tukang juga berbeda jauh. Oh, iya mengenai perbedaan ini pun, sepertinya harus dibahas lebih jauh. Satu ide (judul artikel) lagi nih, hehe..

2. Bekisting kayu dan penanggungjawabnya

Pada umumnya semua pekerjaan beton memerlukan bekisting. Supaya hasil cor tampak bagus dan rapih. Namun ada pula yang tidak menggunakan bekisting. Dengan alasan untuk efisiensi biaya. Misalnya ketika membuat sloof beton. Sebagai cetakan digunakan tanah, yang berada disamping tulangan. Seperti terlihat pada gambar ini.

Contoh pelaksanaan pekerjaan beton betulang. Pengecoran balok sloof rencananya tanpa bekisting.

 

Team yang bertanggungjawab untuk membuat bekisting adalah tukang kayu. Pekerjaan ini harus dilaksanakan secara serentak dengan tukang besi. Sebab kedua unsur ini harus dipersiapkan lebih dulu. Agar pengecoran dapat dilaksanakan. Oleh sebab itu, tukang kayu dan tukang besi harus bekerja sama.

3. Pelaksanaan cor beton dan team

Personil yang melakukan pengecoran adalah tukang batu. Proses ini dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari pengawas. Bahwa semua ketentuan dan spesifikasi yang disyaratkan untuk pekerjaan beton bertulang sudah terlaksana dengan benar. Sampai selesai pengecoran, team pengawas akan terus memantau pekerjaan.

Saat ini cor beton sangat mudah diperoleh. Tidak perlu membuat sendiri (manual). Seperti zaman dulu. Tapi bisa dipesan langsung kepada perusahaan yang bergerak dibidang itu. Seperti Adhimix, Jayamix Ciamix, dan sebagainya. Kualitasnya jamin lebih bagus. Dan pengecoran cepat selesai.

 

RAB pekerjaan beton dan item-itemnya

Item pekerjaan beton yang tertera dalam RAB pada umumnya berbeda-beda. Tergantung konsultan yang mengeluarkan dokumen. Ada yang merinci secara detail, misalnya antara pekerjaan begisting dan pembesian dibuat sendiri-sendiri. Tapi ada pula yang membuat RAB-nya include di dalam pekerjaan beton. Sehingga hanya terdiri dari 1 item pekerjaan saja.

Secara detail, rincian pekerjaan beton bertulang seperti ini:

  1. Pembesian; umumnya volume pekerjaan dihitung dengan satuan kilogram. Layaknya menghitung tonase baja.
  2. Membuat bekisting. Dihitung berdasarkan luas (m²) bekisting yang terpasang.
  3. Cor beton. Yaitu biaya pengadaan dan pelaksanaan cor. Dihitung dalam satuan m³.
  4. Bongkar bekisting. (Idem dengan nomor 2).

Khusus mengecor dak. Bilamana tidak menggunakan bondeck. Terdapat satu item pekerjaan tambahan, yaitu perancah. Pekerjaan ini dilaksanakan oleh team bekisting. Karena perancah tersebut kegunaannya adalah untuk dudukan begisting lantai. Dan biaya pekerjaan umumnya dihitung m².

 

[Bonus] Cara mudah menentukan dimensi balok cor

Hal ini kami lampirkan sebagai referensi bagi teman-teman. Berkaca dari pengalaman-pengalaman sebelumnya. Beberapa pembaca kerap bertanya tentang cara menentukan ukuran balok. Rumusnya sangat gampang, yaitu:

A (Tinggi balok)          = 1/10 L (Bentangan)

B (Lebar balok)           = 1/2A

Contoh, sebuah balok beton bentang 6 meter. Maka:

A = 1/10 x 6 meter      = 0,60 m

B = ½ x 0,60               = 0,30 m

Itu artinya ukuran balok beton untuk bentang 6 meter, adalah 30×60 cm. Sekali lagi, metode ini sebagai referensi saja. Untuk lebih akuratnya mengenai kekuatan balok, silahkan hubungi ahli struktur Anda. Demikian penjelasan mengenai pengenalan dasar pekerjaan beton bertulang. Semoga bermanfaat.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Butuh bantuan untuk Desain Arsitek dan Konstruksi baja? Ayo chat dengan kami!