Pekerjaan konstruksi bangunan secara umum, selalu menghindari perhitungan biaya sistem taksir. Sebab risikonya sangat besar. Bagi pemberi (onwner / main kontraktor), maupun bagi penerima pekerjaan. Tukang, atau bas borong. Mengapa harus di hindari?.
Untuk mengetahui jawaban pertanyaan tersebut. Silahkan simak sampai selesai. bacaan ini sangat cocok bagi Anda, yang berprofesi sebagai pengusaha jual beli material / bahan bangunan yang baru, atau bekas. Pun, jikalau Anda adalah seorang bas borong, dan pemilik bangunan.
Pengertian dan contoh pekerjaan
Biaya sistem taksir adalah penilaian terhadap suatu kualitas, dan kuantitas barang, yang dilakukan dengan cara kira-kira. Serta, hanya berdasarkan pengamatan visual. Oleh satu/sekelompok orang, yang berkepentingan dengan barang tersebut. Seperti untuk keperluan jual beli. Atau, pelaksanaan sebuah proyek konstruksi.
Pekerjaan konstruksi baja secara langsung tidak pernah menerapkan metode ini. Tapi, dalam hal persiapan pekerjaan. Misalnya pengiriman material, sistem taksir kerap terjadi. Yakni pada saat bongkar muat barang. Bagi kalangan serikat pekerja, istilah ini sering disebut biaya KB-KB.
Transaksi biaya bongkar muat berlangsung atas dasar kesepakatan lisan. Pun, tidak ada rincian tentang jumlah, ukuran, maupun bobot barang. Apakah metode seperti ini aman, dan nyaman?. Jawabnya, kadang kala.
Keuntungan menerapkan taksir biaya dan dinamika yang terjadi
Untuk relasi yang sudah terjalin dengan baik. Hitung biaya sistem taksir justru sering dilakukan. Dan, ternyata sangat menguntungkan kedua belah pihak. Selain hemat waktu, karena bisa melaksanakan pekerjaan se-segera mungkin.
Uniknya lagi. Bagi rekan bisnis yang telah lama. Sering terjadi kesepakatan tanpa tatap muka. Melainkan hanya by telpon. Atau, video call. Parahnya lagi. Kerap terjadi tanpa ada pembahasan soal anggaran biaya. Tapi, hanya instruksi kerja. Kemudian mengenai biaya dibicarakan setelah pekerjaan selesai.
Tapi, bagaimana dengan klien baru?. Apakah metode tersebut layak di terapkan?. Tentu tidak. Jangankan untuk mencapai kesepakatan soal biaya. Untuk mendapat kepercayaan dari klien, susahnya minta ampun.
Begitulah dinamika yang terjadi antara penjual, dan calon pembeli. Harus ada dulu kepercayaan, baru terjadi kesepakatan. Setelah itu, terjadi transaksi. Kemudian, Anda mendapat untung.
Kerugian dan solusi jitu
Aplikasi biaya sistem taksir pada pekerjaan bangunan resikonya banyak. Dan, semua akan bermuara pada kerugian. Setidaknya ada 4 macam. Apa saja jenis-jenisnya, dan bagaimana cara mencegahnya?. Sebagai berikut:
1. Biaya upah, alat dan bahan tidak terkontrol
Kunci keberhasilan proyek konstruksi, adalah jikalau RAP (Rencana Anggaran Pelaksanaan) disusun dengan benar. Sesuai dengan realita alokasi biaya. Serta, berdasarkan hitungan volume pekerjaan. Sebagaimana umumnya tercantum dalam BoQ dan RAB.
Tapi, kalau anggaran biaya dihitung berdasarkan taksiran. Mustahil Anda bisa menyusun RAP. Mengapa?. Alasannya ada 5, yaitu:
- Ukuran bangunan tidak akurat,
- Item pekerjaan tidak jelas,
- Volume pekerjaan, serta tonase konstruksi baja belum dihitung
- Jangka waktu pelaksanaan tidak tepat
- Harga satuan pekerjaan tidak ada.
Jikalau sudah terlanjur. Kesepakatan kerja atas dasar biaya sistem taksir, solusinya bagaimana?. Jangan khawatir. Langkah pertama adalah menghitung volume pekerjaan. Layaknya menyusun RAB bangunan yang baru.
Bagaimana, bila Saya tidak mampu menghitung RAB?. Nah, ini baru jujur. Secara logika, orang yang sering menerapkan sistem taksir adalah orang-orang non teknik. Yang lemah dalam soal hitung-menghitung. Oleh sebab itu, pakai jasa orang lain.
2. Pekerjaan tidak terlaksana dengan baik
Dampak hitung biaya sistem taksir:
- Akan timbul pekerjaan tambah dalam jumlah (nilai borongan) yang besar.
- Pelaksanaan pekerjaan asal-asalan. Sehingga mutu konstruksi jelek.
Dalam hal ini yang pertama menanggung kerugian adalah pemberi pekerjaan. Semaksimal apapun usaha yang Dia lakukan, agar pekerjaan berjalan dengan baik. Toh, faktor penentunya adalah anggaran biaya yang tersedia.
Kalau kemauan owner Anda turuti, maka tidak menutup kemungkinan Anda pun turut mengalami kerugian. Adakah pemborong yang mau rugi?. Tentu tidak. Lalu, cara mencegahnya bagaimana?.
Guna menghindari resiko yang kami sebutkan diatas. Bilamana, biaya sistem taksir terjadi pada suatu borongan pekerjaan. Hal-hal yang Anda lakukan, dan sampaikan kepada owner adalah sebagai berikut:
- Membuat rincian item-item pekerjaan yang akan dilaksanakan
- Membicarakan sistem pekerjaan tambah kurang,
- Membicarakan tata cara pembayaran, time schedule, serta sanksi-sanksi.
Kemudian, hasil kesepakatan Anda tuang dalam sebuah Surat Perjanjian Kerja. Dan, di tandatangani bersama. Dengan demikian, proses konstruksi akan berjalan lancar, berkualitas bagus, serta tidak ada yang di rugikan.
3. Tanggungjawab pekerja kurang
Dampak lain biaya sistem taksir, jikalau tidak segera dicegah adalah kepada para pekerja. Hal ini tidak terjadi secara langsung, namun masif. Artinya, ketika pemborong telah merasa bahwa anggaran biaya pekerjaan ternyata minim. Maka, Dia akan melakukan upaya untuk hemat.
Hal-hal yang dilakukan untuk menghemat biaya. Selain dari segi pengadaan bahan, umumnya adalah:
- Mengurangi jumlah tenaga kerja,
- Membatasi jam kerja lembur, dan
- Menunda pembayaran upah.
Ketika gaji tukang sering molor, kemudian tidak ada sistem lembur. Lalu, personilnya juga dibatasi. Secara otomatis kinerja tukang yang melaksanakan pekerjaan akan menurun. Akhirnya, kembali pada dampak seperti nomor 2.
4. Pelaporan pajak tidak transparan
Sebagai warga negara yang baik. Kita adalah wajib pajak, serta taat pada ketentuan-ketentuan yang berlaku tentang perpajakan. Oleh sebab itu, biaya sistem taksir pun tidak luput dari pajak. Sebagai pendapatan pribadi (PPh), atau pertambahan nilai (PPn) borongan pekerjaan.
Maka dari itu, perlu membuat SPK. Karena dokumen berfungsi sebagai lampiran untuk pelaporan pajak. Jadi dalam hal ini, Anda telah mencegah agar negara tidak menanggung kerugian. Itu baru seorang warga negara yang taat pajak.
[Simpulan] Profesionalitas penafsir biaya dan pelaksanaan pekerjaan
Pada dasarnya tidak masalah kalau biaya sistem taksir Anda terapkan pada suatu barang, atau pekerjaan konstruksi. Asalkan orang yang melakukan tafsir biaya benar-benar ahli. Sehingga, akurasi taksiran tidak perlu di ragukan.
Kemudian pada saat pelaksanaan pekerjaan. Dalam hal ini, misalnya biaya taksir adalah untuk proyek konstruksi. Maka pekerjaan harus dilaksanakan secara profesional. Ingat, proses perhitungan biaya saja yang boleh Anda terapkan dengan sistem taksir. Kalau pelaksanaan pekerjaan harus yang pasti-pasti. Alias tidak boleh kira-kira. Semoga sukses.
Jika Anda sedang mencari Jasa Pembuatan Website MLM atau Website Replika kami merekomendasi Cekotechnology Jasa Website MLM Terbaik saat ini, sudah banyak pembisnis sukses menggunakan layanan Solusitech sebagai Jasa Pembuatan Website sudah tidak diragukan lagi kemampuan TIM Programmernya. Atau bisa kunjungi kami di Jagoan Studio
dan jika Anda sedang mencari jasa sewa mobil bisa ke Jagoan Trans. Kami semua berada di PT Kreativitas Digital Indonesia / KDI