Walau kegunaannya pada bangunan sekedar penguat tambahan. Namun menentukan ukuran kolom praktis tidak boleh asal-asalan. Banyak hal yang harus dipertimbangkan. Agar pemasangan konstruksi sesuai dengan fungsi yang sebenarnya, hemat biaya, serta kuat dan tahan lama. Pada bagian kedua ini, akan membahas itu semua. Termasuk tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan.
Resiko membuat kolom praktis dengan ukuran yang tidak pas
Kesalahan yang paling sering dilakukan ketika membuat kolom praktis adalah ukuran tidak pas. Padahal pedoman untuk menentukan ukuran kolom praktis sangat mudah, yaitu material dinding. Namun dalam posisi belum finishing. Mengingat proses finishing dinding, dan kolom praktis pada umumnya dilakukan secara bersama-sama. Agar hemat biaya.
Tebal material dinding dibuat sebagai acuan. Dengan tujuan agar dinding dan kolom praktis jadi rata. Dari sisi dalam, maupun luar bangunan. Dengan demikian, estetika bangunan akan menjadi bagus. Namun, jikalau ukuran kolom dibuat serampangan. Maka yang terjadi adalah 2 ini:
- Kolom beton menonjol keluar, atau
- Menjorok ke dalam.
Untuk mengatasi hal tersebut harus kerja ekstra. Pertama, tetap mengikuti bentuk yang ada. Dan melakukan finishing langsung. Sehingga kolom tetap tampak menjorok keluar. Atau [kedua], membuat tampilan dinding menjadi rata. Yaitu dengan cara menambal dengan plester/semen.
Penting Anda ketahui, kedua solusi tersebut sama-sama menimbulan resiko. Yaitu mengakibatkan biaya pekerjaan menjadi tambah. Serta penyelesaian pekerjaan makin lama. Oleh sebab itu, menentukan ukuran kolom praktis harus dengan cara yang tepat.
Macam-macam ukuran dan bentuk kolom praktis
Ukuran kolom praktis untuk dinding bangunan gedung di Indonesia, ada bermacam-macam. Hal itu disebabkan oleh jenis material yang digunakan berbeda-beda. Ragam ukuran dan bentuk kolom praktis, seperti gambar berikut ini.
Ukuran kolom praktis yang berbentuk persegi ada 4 macam, yaitu:
- 100×100 mm; digunakan untuk dinding yang terbuat dari batu bata, bata ringan dan batako T=10 cm.
- 120×120 mm; untuk material dinding dengan ukuran khusus. Pada umumnya terbuat dari bata ringan.
- 150×150 mm; [idem dengan nomor 2]
- 200×200 mm; untuk dinding batako.
A. Dimensi besi tulangan
Masih berdasarkan gambar. Ketentuan ukuran besi tulangan untuk 4 macam kolom praktis, seperti ini:
- Ukuran 100×100 dan 120×120 mm, menggunakan besi beton Ø10 dan Ø6 mm
- 150×150 dan 200×200 mm, menggunakan besi beton Ø12 dan Ø8 mm.
Implementasi material dilakukan seperti berikut:
- Besi beton berukuran lebih besar berguna sebagai tulangan utama. Yaitu terdiri dari 4 buah.
- Sedangkan diameter yang kecil adalah berguna untuk begel (sengkang). Dengan jarak @20 cm.
B. Contoh kolom praktis bentuk L dan T
Walau pada umumnya bentuk kolom praktis adalah persegi. Namun hal tersebut tidak wajib. Untuk kebutuhan khusus. Misal, jikalau diperlukan perkuatan tambahan untuk dinding, atau untuk kolom praktis itu sendiri. Maka dari itu, pada saat menentukan ukuran kolom praktis, penting pula mempertimbangkan bentuk kolom.
Selain kotak, bentuk kolom praktis yang paling bagus adalah menyerupai huruf L dan T. Bentuk L digunakan untuk dinding sudut. Sedangkan bentuk T adalah untuk pertemuan 2 buah dinding. Perhatikan gambar nomor 5 dan 6. Ukuran kolom pada gambar adalah hanya contoh.
Kelebihan kolom praktis model L dan T
Beban yang paling besar diterima oleh kolom praktis adalah geser. Bukan beban tekan. Namun demikian, kedua beban tersebut mengakibatkan dampak yang sangat serius. Antara lain kolom praktis lepas dari tumpuan, retak/patah atau melengkung. Akhirnya dinding bisa rubuh.
Untuk mencegah hal tersebut, solusi paling jitu adalah membuat kolom praktis bentuk L dan T. Kelebihan model ini adalah:
- Tahan terhadap gaya tekan dan geser. Karena kolom memiliki pengaku pada salah satu sisinya.
- Besi tulangan lebih banyak. Bahkan 2x lipat, atau lebih. Sehingga jamin paling kuat dan kokoh.
- Proses pengerjaan sama dengan kolom praktis model kotak. Termasuk bekisting yang digunakan.
- Dapat diterapkan untuk bidang (dinding) yang lebih luas. Kalau pada umumnya ketentuan pemasangan kolom praktis adalah dengan jarak ≤ 3 meter. Namun dengan menggunakan model L atau T, kemungkinan bisa lebih dari itu. Hanya perlu perhitungan struktur yang lebih dalam. Supaya lebih akurat.
Tanda-tanda kolom beton praktis yang tidak kokoh
Menentukan ukuran kolom praktis secara cermat, tujuannya bukan sekedar untuk mengetahui dimensi konstruksi, dan material-material yang digunakan. Namun untuk memastikan seluruh konstruksi bangunan sudah kuat. Dengan biaya pengerjaan se-efisien mungkin.
Nah, kebanyakan akar permasalahan konstruksi yang tidak kokoh, adalah pada proses pengerjaan yang tidak benar. Mengenai hal ini akan lebih baik, kalau dibahas tersendiri. Supaya lebih detail. Dan tidak terlalu jauh melebar. Tanda-tanda kolom praktis tidak kokoh ada 2, yaitu:
1. Beton mengalami keropos
Parahnya, sampai besi tulangan terlihat. Keropos disini berbeda dengan istilah yang ditemui pada pekerjaan konstruksi baja. Cor beton keropos artinya suatu kondisi dimana hasil pengecoran (kelas mutu beton) tidak sesuai dengan yang direncanakan. Sehingga mempengaruhi bentuk, dan kekuatan struktur beton.
Keropos paling sering terjadi pada kolom beton, penyebabnya oleh:
- Membuat adukan cor dengan cara manual. Sehingga mengakibatkan komposisi antara semen, pasir, kerikil dan air tidak sebanding. Kadang terlalu banyak pasir, atau kerikil. Serta air yang terlalu sedikit.
- Pengecoran dilakukan secara buru-buru. Dan tidak dipadatkan secara benar. Sehingga pada titik-titik tertentu tidak terisi oleh cor.
- Selimut beton terlalu tipis. Dampaknya seperti ini. Pada saat dilakukan pemadatan cor, kerikil sering tersangkut di antara bekisting dan begel. Akhirnya adukan cor menjadi tersumbat. Sehingga pengecoran tidak merata.
2. Dinding bangunan mengalami retak
Menentukan ukuran kolom praktis harus menyesuaikan jenis dinding. Karena tujuan utama pemasangan kolom praktis adalah sebagai penguat dinding. Yaitu dengan cara memasang beberapa stek/angkur. Dengan ukuran (panjang dan jarak) tertentu. Ketentuan mengenai hal ini sudah jelas dalam artikel bagian 1. Tepatnya pada tautan paling atas halaman.
Nah, ketika dinding mengalami retak. Salah satu penyebabnya adalah kolom praktis yang miring, atau melengkung. Akibatnya dinding ikut tersorong, atau tertarik. Karena adanya pemasangan stek tadi. Mengakibatkan kolom praktis dan dinding menjadi satu kesatuan. Dan bilamana salah satu tidak kokoh, maka yang lain akan ikut terdampak.
Tips menjaga dimensi dan bentuk kolom agar tetap sesuai dengan rencana
Menentukan ukuran kolom praktis dengan benar, tidak serta merta menjamin pengerjaan berjalan dengan benar. Agar dimensi dan bentuk kolom praktis sesuai rencana. Maka pengerjaannya harus dilakukan oleh tukang yang berpengalaman, serta pengawasan yang ketat.
Tukang bangunan sering anggap remeh. Dan menganggap pemasangan kolom praktis tidak wajib. Lalu melaksanakan pengerjaan secara asal-asalan. Akhinya tidak sesuai harapan, kurang kokoh, serta tidak menarik. Tidak hanya itu. Bahkan dapat menyebabkan biaya pembangunan jadi mahal. Karena terjadi pekerjaan bongkar pasang.
Guna menghindari hal-hal tersebut. Syarat melaksanakan pekerjaan kolom praktis, yang tepat seperti berikut:
- Diameter besi tulangan harus sesuai dengan gambar kerja,
- Jangan merubah material dinding. Karena hal tersebut mempengaruhi ukuran kolom praktis.
- Menggunakan bekisting yang bagus. Bagus dalam arti permukaan bahan rata, lurus, serta tidak ada sambungan,
- Lakukan pengecoran secara langsung. Alias tidak bertahap. Bila terpaksa. Lakukan pengecoran dengan jeda waktu ≤ 3 jam. Supaya cor beton menyatu dengan baik.
- Bekisting dibuka setalah cor berumur ≥ 24 jam.
- Bila kolom beton keropos. Segera perbaiki. Yaitu dengan menggunakan campuran semen dan pasir.
Lakukan hal yang sama pasca setiap kolom praktis. Dengan demikian, ukuran dan bentuk kolom praktis jamin sesuai dengan rencana. Kokoh dan tampil cantik.
Demikian penjelasan mengenai cara menentukan ukuran kolom praktis. Pada artikel berikutnya, akan menerangkan cara membeli besi tulangan. Sekaligus sebagai bagian terakhir dari 3 topik, yang berkaitan dengan kolom praktis.