6 Dampak Menggunakan Bahan Bangunan Ukuran Banci dan Cara Mencegah [Part 2 of 2]

Pertimbangan menggunakan bahan bangunan banci
Hampir semua bahan bangunan ukuran banci, adalah buatan dalam negeri. Sehingga, keberadaannya bisa ditemukan diseluruh pelosok Nusantara. Yang berarti, cepat atau lambat akan berdampak pada seluruh lapisan masyarakat. Sebab suatu waktu akan menggunakannya.

Keuntungan pakai bahan bangunan ukuran banci

Harus diakui bahwa harga material besi banci, jauh lebih murah dibanding material SNI. Bahkan, proses pembeliannya kerap dilakukan dengan cara timbang nyata. Bukan sistem per batang, atau kiloan. Layaknya material baja ukuran normal. Akan tetapi, penggunaan material punya konsekuensi besar.

Topik ini merupakan kelanjutan dari artikel pertama. Tentang ragam jenis material banci, yang terbuat dari logam. Silahkan simak sampai selesai. Agar tahu apakah konsekuensi yang harus diterima. Sebandingkah dengan harga material yang murah tadi?.

Dampak langsung

a. Garansi material tidak ada

Mengingat status material yang tidak jelas. Buatan pabrik apa, dan sertifikasi mutu nomor berapa. Pastinya toko bangunan tidak bersedia memberi garansi. Sedapat mungkin sang toko, akan berusaha agar jual besi material dilakukan dengan sistem lepas.

Artinya, selepas transaksi ya sudah. Soal teknik penggunaan bahan bangunan ukuran banci, tidak ada lagi sangkut pautnya dengan penjual. Sepenuhnya adalah tanggungjawab pembeli. Demikian pula, perihal yang bakal terjadi kemudian hari. Pasca pembangunan.

Maka dari itu, material ukuran banci tidak pernah menyertakan aturan pakai. Sebagaimana yang ditemui pada produk-produk bahan bangunan, yang berkualitas bagus. Jadi dalam hal ini, bahan bangunan ukuran banci, tidak ada bedanya dengan barang KW. Atau palsu.

Tips belanja material bangunan agar tidak kecewa

b. Proses pengerjaan akan mengalami kendala

Dampak penggunaan material banci, paling sering terjadi pada saat membuat konstruksi baja. Karena pembuatan rangka konstruksi adalah melalui pabrikasi. Dan, pada saat pabrikasi material baja akan dibentuk sesuai dengan ukuran yang tertera dalam gambar kerja. Nah, permasalahan itu mulai Anda temui pada tahap ini.

Drafter baja (sebutan kepada orang yang membuat gambar shopdrawing konstruksi baja), akan kesulitan menemukan ukuran real material. Yang akan di aplikasikan dalam gambar.

Sebagai jalan tengahnya. Seperti yang kami lakukan selama ini. Adalah tetap membuat gambar kerja. Tapi, mengacu pada ukuran material yang terdapat pada tabel baja. Walau ukuran tersebut sebenarnya, jauh beda dengan ukuran real material banci.

Apakah solusi tadi menyelesaikan masalah?. Pada saat itu, iya. Tapi, pada saat instalasi konstruksi, tidak. Pemasangan baut akan sulit. Serta, rangka baja akan terlihat renggang. Contoh ketika memasang plat buhul, dengan besi siku cremona. Maka, rangka cremona akan kelihatan kurus, dan kuda-kuda baja tidak proporsi.

c. Kena penalti kerja

Penggunaan bahan bangunan ukuran banci sebenarnya menyalahi aturan. Entahlah, kalau dalam SPK (Surat Perjanjian Kerja), membolehkan pemakaian material tersebut. Tapi, sejauh pengetahuan dan pengalaman kami, hal itu tidak pernah terjadi.

Namun, bila kontraktor bertekad menggunakan material non SNI, bakal menghadapi 2 hal berikut:

  1. Selama pelaksanaan pekerjaan selalu was-was. Sebab merasa menyalahi aturan.
  2. Mengalami kesalahan pada saat pabrikasi, maupun ereksen baja. Sebab, ukuran material tidak standar.

Nah, akibat dari 2 hal diatas. Jikalau tidak Anda antisipasi dengan baik. Maka pekerjaan Anda akan sering di komplain. Dan, akhirnya kena / bayar penalti. Antara lain, disuruh mengganti material dengan spesifikasi yang benar. Malu bukan?.

Dampak tidak langsung pemakian material non SNI

Jika poin sebelumnya adalah konsekuensi yang akan diterima oleh pemborong bangunan. Kali ini lebih condong kepada pemilik bangunan. Dampak tidak langsung (jangka panjang), atas penggunaan bahan bangunan ukuran banci, ada 3 yaitu:

Fakta-fakta mengenai koefisien material baja konstruksi yang terdapat dalam AHSP

1. Ketahanan konstruksi berkurang

Sedianya konstruksi akan mampu memikul gaya yang besar. Tapi, dengan menggunakan material banci, hal tersebut pasti tidak akan tercapai. Tidak hanya itu. Untuk mengetahui berapa kekuatan struktur konstruksi, pun Anda tidak bisa. Sebab, data untuk melakukan perhitungan momen, dari material banci tidak ada.

Maka dari itu, dipastikan pula kualitas konstruksi sangat jelek. Dan, tidak menutup kemungkinan suatu saat akan mengalami kegagalan. Misalnya baut lepas, sambungan las retak, dan lain sebagainya. Terlebih, pada saat beban yang diterima berlebihan.

2. Biaya maintenance sangat tinggi

Satu hak yang tidak di inginkan oleh pemilik bangunan, adalah maintenance. Kalau bisa jangan sampai ada. Sebab, selain butuh biaya yang besar. Juga menyita waktu, serta konsentrasi sang empunya bangunan.

Kembali soal penggunaan bahan bangunan ukuran banci. Ketika bangunan membutuhkan perawatan yang sangat intens. Berarti konstruksi mengalami perlemahan. Dan, penyebab perlemahan tersebut salah satunya adalah material yang digunakan berkualitas rendah.

3. Usia bangunan tidak lama

Dampak selanjutnya, akibat semakin sering melakukan perawatan. Adalah renovasi. Kegiatan ini merupakan salah satu solusi, kalau bangunan sudah tidak tidak layak. Biaya lagi bukan?.

Padahal, niat untuk melakukan kegiatan renovasi. sebaiknya jangan muncul karena hal-hal diatas. Tapi, karena kebutuhan akan bangunan. Namun, jika hal tersebut terpaksa harus Anda lakukan. Maka, akan timbul rasa kecewa, tidak iklas, serta jengkel kepada pekerja bangunan yang lama.

[Penutup] Tips menghindari pemakaian material SNI

Berdasarkan penjelasan diatas, simpulan-nya bahwa keuntungan yang Anda dapat dengan pembelian material yang murah. Ternyata tidak seimbang dengan resiko yang harus ditangung. Oleh sebab itu, sebaiknya hindari pakai material banci. Tapi, harus yang SNI.

Misalnya, dalam hal ini Anda tengah melakukan renovasi rumah. Kemudian material yang akan Anda beli/butuh adalah besi beton. Agar tidak membeli bahan bangunan ukuran banci, lalukan dengan 3 tips berikut:

  1. Bawa alat ukur diameter. Seperti skemat. Lalu, lalukan pengukuran material sebelum transaksi berlangsung.
  2. Jangan tergoda tawaran dari pemilik toko untuk membeli material yang tidak sesuai dengan yang Anda harapkan.
  3. Bila memungkinkan, lalukan pembelian pada distibutor besar. Jika tidak, jangan membeli material dalam waktu yang mendesak.

Demikian ulasan tentang konsekuensi yang bakal Anda terima, bila tetap memakai bahan bangunan ukuran banci.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Butuh bantuan untuk Desain Arsitek dan Konstruksi baja? Ayo chat dengan kami!