Pemakaian alat berat pada proyek konstruksi saat ini sudah hal yang biasa. Alat berat tidak lagi hanya ditemui pada proyek-proyek besar. Tetapi, juga pada proyek yang kecil. Contohnya, pada saat ereksen baja konstruksi gudang. Nah, yang menjadi pertanyaan. Efisienkah pemakaian alat tersebut?. Jawabnya, bisa Iya. Namun, bisa juga Tidak.
Pemakaian alat berat crane optimal caranya begini
Seperti yang telah Anda baca pada artikel sebelumnya. Tentang alat berat yang paling cocok untuk melaksanakan ereksen baja. Untuk segala jenis konstruksi bangunan. Yaitu crane. Agar pemakaian alat berat benar-benar optimal, caranya seperti berikut:
1. Pastikan kebenaran jarak angkur
Kendala yang pertama, dan sering terjadi pada saat ereksen baja adalah terkait dengan jarak pasanga angkur. Akibatnya ada 2 macam, yaitu:
- Pemasangan tiang kolom menjadi lambat. Karena harus menunggu proses perbaikan angkur.
- Sudut kemiringan kuda-kuda tidak sesuai rencana. Bahkan tidak tegak lurus. Dan, akhirnya konstruksi atap tidak kokoh.
Cara memastikan bagimana?. Lakukan pengecekan ulang pada semua titik pemasangan angkur. Maupun pada bentangan kuda-kuda. Dan, sebaiknya lakukan hal itu jauh-jauh hari sebelum ereksen baja. Supaya, ketika terjadi kesalahan. Anda memiliki waktu untuk memperbaiki.
2. Material konstruksi harus sesuai gambar kerja
Optimasi pemakaian alat berat crane. Juga bisa Anda lakukan melalui kesiapan material konstruksi. Upayakan, supaya material yang terkirim ke proyek, telah sesuai dengan gambar kerja. Sesuai maksudnya dalam hal tampilan, bentuk, dimensi, maupun jumlah. Seandainya jumlahnya belum lengkap. Tapi, proses ereksen harus jalan terus.
Soal kesiapan material baja. Pihak yang paling paham adalah bagian produksi (pabrikasi). Oleh sebab itu, Anda harus koordinasi dengan mereka. Misalnya, membahas tentang komponen-komponen konstruksi yang prioritas. Supaya pemasangan konstruksi bisa jalan. Sembari proses pabrikasi tetap berlangsung.
3. Meminimalisir sambungan las
Melakukan pengelasan baja di lapangan. Menjelang proses ereksen. Harus Anda hindari. Terutama untuk material struktur. Seperti tiang kolom, balok dak, kuda-kuda, serta regel dan gelagar. Sebab hal tersebut justru akan menimbulkan pertanyaan.
Jikalau harus terjadi pengelasan. Berarti, kemungkinan besar pabrikasi material tidak benar. Dan, tidak bisa terpasang dengan sempurna. Lalu, harus melakukan perbaikan lebih dulu. Serta, harus melalui proses pengelasan. Akibatnya, pemakaian alat berat berhenti.
4. Ukuran bangunan harus tepat
Pemakaian alat berat menjadi efektif, kalau alat digunakan secara kontinu. Alias tidak banyak nganggur. Selain karena perubahan bentuk material. Sebagaimana disebutkan pada poin nomor 3. Penyebab lain adalah ukuran bangunan tidak sesuai dengan gambar shop drawing. Mirisnya lagi, perubahan ukuran tersebut tidak sepengetahuan kontraktor baja. Akhirnya material baja tidak bisa terpasang.
Untuk mencegah hal tersebut. Sebelum ereksen baja. Anda wajib berkoordinasi dengan main kontraktor. Tentang perkembangan proyek, serta hal-hal yang berkaitan dengan pemasangan rangka baja. Antara lain: jadwal pemasangan angkur baut, jadwal ereksen, tempat penyimpanan material sementara. Dan sebagainya.
Tambahan dari koordinasi. Gambar kerja baja wajib Anda serahkan kepada main kontraktor. Dan, umumnya memang berlaku demikian. Pihak main kontraktor, maupun pengawas bangunan pasti meminta gambar kerja. Sebagai bahan bagi mereka, untuk mengontrol ukuran, jenis dan dimensi material yang akan dipakai untuk konstruksi.
5. Menjadikan alat berat sebagai titik tolak pemasangan baja
Pemakaian alat berat selama ereksen baja. Harus fokus. Artinya, semua sumber daya yang tersedia dilapangan harus menjadikan alat berat crane prioritas, atau titik tolak pelaksanaan ereksen.
Contoh, bilamana alat berat crane sedang memasang balok baja. Anda beserta semua team harus mendukung. Jangan, mengerjakan yang lain. Yang bisa Anda laksanakan tanpat alat berat. Misalnya, memasang gording, rangka talang, dan sebagainya. Melainkan, item pekerjaan yang berkaitan dengan balok. Seperti, memasang bondek, dan shear connector.
6. Material baja tidak kurang, dan/atau telat datang
Kurang berarti telah terjadi kesalahan pada jumlah material, dari yang seharusnya. Hal ini kaitannya tentu dengan proses pabrikasi, serta shop drawing. Sebab 2 hal ini sering menjadi biang kerok kurangnya material.
Dan, sampai dengan pelaksanaan ereksen baja berlangsung. Baru diketahui bahwa salah satu jenis material ternyata kurang. Ini memalukan sekali.
Nah, manakala hal itu telah terjadi. Anda akan diperhadapkan pada:
- Rencana cadangan (Plan B). Supaya alat berat tidak menganggur. Apakah sudah punya?
- Proses pabrikasi material yang kurang. Langsung dilapangan, atau di workshop?
- Waktu yang dibutuhkan untuk menyiapkan material. Apakah mempengaruhi time schedule?.
Hal ini juga berlaku, jikalau material sering telat. Garis bawahi kata sering. Artinya adalah berulang-ulang. Dan, tidak menutup kemungkinan dalam jumlah yang besar. Parahnya lagi, kalau pengiriman material membutuhkan waktu yang lama. Karena di luar pulau misalnya. Maka, dipastikan biaya pemakaian alat berat bakal bengkak.
7. Material pendukung dan alat kerja bantu sudah lengkap
Lengkap disini berarti telah disediakan sejak awal. Bukan membeli alat pada saat dibutuhkan. Hal ini sebenarnya, tidak berhubungan langsung dengan pemakaian alat berat. Tapi, salah satu faktor penentu lancar tidaknya proses ereksen.
Misalnya, tali tambang. Tanpa alat ini. Jangan harap bisa melaksanakan ereksen baja dengan lancar. Sekalipun ukuran konstruksi tersebut sangat kecil. Begitu juga cat besi, kunci pengeras, dan kunci momen.
8. Area pelaksanaan ereksen baja harus lapang, dan rata
Bertujuan agar alat berat crane leluasa melakukan manuver selama pemasangan konstruksi. Khsusunya, jikalau Anda menggunakan mobil crane, atau rafter crane. Posisi kedua alat ini harus tepat berada di tengah bangunan. Supaya bisa memasang konstruksi baja. Terlebih kuda-kuda. Seperti gambar berikut.
9. Menghindari langsiran material dari jarak jauh
Bilamana masih pada jarak yang terjangkau. Terjangkau disini artinya tidak merubah posisi crane. Agar alat bisa melakukan langsiran. Oke-oke saja. Namun demikian, perlu disadari tujuan utama pemakaian alat berat, buka untuk langsir material.
Kalau hal tersebut Anda paksakan. Jangan heran nanti, kalau biaya sewa alat bertambah. Parahnya lagi, bila biaya langsir tidak turut Anda cantumkan dalam perhitungan biaya operasional alat. Ingat, selain rugi waktu. Anda diwajibkan untuk membayar biaya bahan bakar, serta uang makan operator alat. Selaman Anda menggunakan suatu alat berat.
10. Jangan melakukan ereksen baja pada saat cuaca tidak mendukung
Resikonya memang sangat tinggi. Terutama saat hujan, dan angin kencang. Mengingat pemasangan konstruksi baja, erat berhubungannya dengan ketinggian. Sehingga rentan terhadap sambaran petir. Maupun, angin puting beliung. Maka dari itu tidak dianjurkan.
11. Hindari pemakaian mobil crane di luar jam kerja normal
Yaitu sebelum pukul 08.00 WIB, dan/atau setelah pukul 15.00 WIB. Mengapa?. Karena pemakaian alat berat pada jam-jam tersebut, berpotensi mengakibatkan 4 hal berikut:
- Kecelakaan kerja. Sebab masih terlalu pagi untuk melakukan sebuah aktivitas berat. Dan, terlalu sore untuk melanjutkan suatu aktivitas yang besar.
- Over time alat berat tinggi. Sehingga mempercepat habisnya masa pakai alat.
- Kualitas pemasangan konstruksi rendah. Sehingga harus melakukan perapihan.
- Tingginya biaya operasional alat berat. Dan, upah tukang.
12. Jumlah tenaga kerja ereksen cukup, dan berpengalaman
Memaksimalkan pemasangan konstruksi baja, dengan alat berat crane. Jumlah tenaga kerja tidak boleh pas-pasan. Melainkan harus pas. Pas-pasan dalam hal ini condong memaksakan suatu keadaan, dengan SDM apa adanya. Padahal masih ada cara yang terbaik, untuk dilakukan.
Sedangkan pas artinya, telah merancang suatu situasi sedemikian rupa, supaya personil yang terlibat benar-benar sebagaimana mestinya. Dalam hal ini adalah untuk melaksanakan efeksen baja. Antara pas-pasan dan pas, berbeda bukan?.
13. Perapihan konstruksi yang tepat pasca proses ereksen
Meliputi pengencangan mur baut, finishing cat, maupun pemasangan komponen konstruksi dengan cara las. Sebaiknya dilakukan setelah konstruksi utama telah rampung. Itu, artinya sama dengan bahwa pemakaian alat berat sudah berakhir. Dan, segala biaya yang diperlukan untuk operasional alat, otomatis tidak ada lagi.
Manfaat mengoptimalkan pemakaian alat kerja
Menekan biaya, adalah satu-satunya alasan, mengapa perlu mengoptimalkan pemakaian alat berat. Dan, penting Anda ketahui. Sebenarnya hal ini, berlaku untuk segala jenis alat kerja bangunan. Bukan saja pada alat berat crane. Serta bangunan-bangunan yang terbuat dari konstruksi baja.
Alat kerja yang berukuran kecil misalnya. Sekalipun milik sendiri. Alias tidak rental. Pemakaian alat perlu Anda optimalkan. Dengan tujuan, sekaligus manfaat yang diperoleh antara lain:
- Tidak perlu beli alat kerja yang baru,
- Pekerjaan cepat selesai,
- Mendapat untung yang lebih besar.
[Penutup] Kerjasama yang baik menentukan efektivitas alat
Selain menerapkan 13 tips diatas. Anda juga harus memastikan, bahwa kerja sama yang baik akan terjalin selama ereksen baja. Misalnya, antara operator alat berat dengan: 1]. Tukang baja, 2]. Pengawas bangunan, 3]. Bagian pabrikasi di workshop. Bahkan pada tingkat yang lebih tinggi. Yaitu main kontraktor, dan pemilik bangunan.
Mengapa komunikasi haru dilakukan. Alasannya, meskipun pemakaian alat berat, adalah otoritas pemborong. Tapi, pemasangan konstruksi harus sepengetahuan mereka. Paling tidak, melaporkan perkembangan pekerjaan. Atau, hal-hal yang berkaitan dengan progres, dan pembayaran tagihan proyek. Semoga bermanfaat.