Menentukan skala gambar bangunan tidak mudah. Tapi, bukan berarti mustahil bagi pemula. Hanya perlu latihan secara rutin. Sebab ada kalanya skala yang kita buat sudah proporsi, ternyata setelah di plot dengan ukuran kertas tidak pas. Disitu akan terasa nyesak banget. Karena pilihannya hanya 2. Anda ganti skala, atau ganti ukuran kertas. Kedua pilihan ini sama-sama dilema.
Nah, agar tidak sampai terjadi hal demikian. Pertama ketahui dulu apa kegunaan skala pada gambar desain bangunan. Lalu, unsur-unsur yang wajib ada, serta cara menghitung skala. Hal itu semua akan saya rangkum dalam artikel bagian pertama ini.
Artikel bagian kedua (terakhir) nanti lebih spesifik lagi. Yakni tentang jenis-jenis skala gambar kerja baja. Serta, cara membaca ukuran skala yang benar.
Definisi, fungsi skala dan analogi
Skala gambar bangunan adalah suatu komposisi perbandingan antara ukuran material, serta konstruksi bangunan dengan desain yang diterapkan pada sebuah halaman/kertas gambar. Dengan demikian, desain bangunan muat pada 1 halaman gambar, serta beberapa elemen konstruksi bangunan dapat di perbesar supaya lebih detail. Tanpa merubah ukuran kertas.
1. Fungsi skala secara umum
Selain proyek bangunan, skala gambar bisa ditemui di berbagai bidang profesi. Utamanya yang berkaitan dengan jurusan teknik dan desain. Misal seorang insinyur mesin. Ketika merancang sepeda motor, pasti menggunakan skala. Sehingga desain kendaraan roda 2 tersebut jadi bagus.
Begitu juga ahli topografi. Harus paham menggunakan skala, agar ukuran (luas/elevasi) permukaan tanah akurat. Serta dapat diterapkan dalam peta gambar. Serta masih banyak contoh profesi yang lain. Jadi, bukan hanya arsitek dan jurusan teknik sipil.
2. Antara skala dan sebuah gunung
Terkait esensi skala gambar. Beberapa hari lalu, saya membaca status di sebuah group Facebook. Seseorang setengah protes, melalui sebuah pertanyaan: “Mengapa skala gambar bangunan harus berbeda-beda?”. Benak saya mengambil simpulan pasti masih pemula.
Kalau sudah profesional, pertanyaannya pasti bukan basic lagi. Setidaknya tentang cara menentukan skala gambar, agar langsung pas dengan yang diharapkan. Sehingga ketika di print, desain tidak terlalu gede. Pun, tidak terlalu kecil. Jadi, benar-benar proporsi.
Kembali pada orang yang bertanya tadi. Spontan saya komentar di grup tersebut, begini:
“Gambar bangunan boleh kita analogikan seperti sebuah gunung. Ketika kita memandang gunung dari kejauhan, kelihatan sangat cantik. Tapi, dibalik itu kita pasti penasaran. Ada apa saja di gunung tersebut?. Lalu, untuk menjawab rasa penasaran itu, kita harus mendekat. Sedekat mungkin. Bila perlu masuk kedalam. Layaknya menjadi seorang pendaki gunung.”
Demikianlah eksistensi skala pada sebuah desain bangunan. Supaya semua yang terdapat pada bangunan tersebut terlihat dengan jelas, maka jarak pandang kita harus semakin dekat. Yakni dengan menggunakan beberapa skala. Dengan demikian, posisi kita tidak lagi berada di luar. Tapi, seakan-akan sudah berada di dalam bangunan tersebut. Luar biasa bukan?.
Singkatnya, peran skala gambar bangunan adalah bagai sebuah teropong yang memiliki lensa pembesar tanpa batas. Sehingga sekecil apapun benda yang hendak Anda desain, bisa Anda perbesar sesuai dengan keinginan Anda. Sehingga orang lain mampu memahami benda tersebut secara detail. Tanpa harus Anda menjelaskan melalui sebuah pembicaraan.
Oleh sebab itu, fungsi skala secara tidak langsung adalah sarana komunikasi, antara arsitek dengan orang-orang yang berkepentingan dengan gambar desain yang dibuat. Semoga sampai disini pembaca sudah paham.
Unsur-unsur penting skala gambar bangunan
Agar skala yang Anda bikin akurat, dan proporsi. Pun, layak sebagai teropong serta media komunikasi. 4 unsur berikut wajib ada dalam gambar bangunan, yaitu:
1. Ukuran real bangunan
Meliputi panjang, lebar, dan tinggi setiap ruang serta konstruksi bangunan. Kemudian, total jumlah masing-masing ukuran. Dengan demikian, maka orang yang membaca gambar tahu panjang/lebar/tinggi total bangunan. Hanya dengan melihat ukuran-ukuran tersebut.
Penting diketahui, semua data tersebut harus akurat, serta dicantumkan dengan menggunakan skala yang tepat. Selain itu, setiap ukuran sudah mendapat persetujuan owner. Atau yang mewakili. Sehingga desain bangunan yang Anda buat tidak mengakibatkan miskomunikasi di belakang hari.
2. Satuan ukuran
Skala gambar bangunan Indonesia memiliki 2 jenis satuan. Yakni metrik (millimeter), dan sentimeter. Beda dengan desain bangunan Eropa. Mereka pasti menggunakan satuan inci.
Bukan berarti kedua satuan tersebut boleh Anda pakai sekaligus pada sebuah proyek bangunan. Jangan!. Sebaiknya pilih salah satu. Menurut Anda yang paling familiar bagi owner, maupun bagi Anda sendiri. Disini saya prioritaskan owner. Tahu untuk apa?.
Pentingnya satuan yang tepat bagi pemilik bangunan
Melalui skala gambar bangunan kita dapat mempresentasikan rasa hormat kita kepada pemilik bangunan. Sebab orang yang pertama sekali ingin melihat/membaca gambar yang kita buat adalah Mereka. Maka dari itu, harus menggunakan satuan yang paling mudah Mereka baca.
Dengan demikian, berarti gambar bangunan yang Anda buat sudah komunikatif. Serta, Anda tidak perlu mengingat-ingat ukuran yang balum tercantum dalam desain. Untuk Anda jelaskan lagi kepada pemilik bangunan.
Manfaat skala bagi diri sendiri (arsitek)
Melanjutkan tentang tujuan memilih satuan ukuran yang familiar. Selain sebagai rasa hormat kepada sang owner. Sekaligus untuk memudahkan pekerjaan Anda. Pertama, ketika mengaplikasikan skala gambar bangunan pada komputer, atau meja gambar. Kedua, pada saat Anda mengadakan presentasi dengan pemilik bangunan.
Sebagai arsitek seharusnya memiliki satuan yang favorit. Untuk digunakan pada setiap gambar desain. Misal Jasa Arsitek dan Konstruksi Baja, favorit dengan satuan metrik. Oleh sebab itu, ketika membuat desain konstruksi baja, maupun desain bangunan gedung selalu memakai satuan tersebut.
3. Ukuran halaman/kertas gambar
Penting ditentukan sejak awal, bahak kalau bisa secara baku. Anda berlakukan untuk semua jenis bangunan. Ukuran kertas yang hendak Anda pakai, ketika hendak print gambar bangunan. Apakah pakai kertas A4; A3 atau A2.
Saran saya, diantara 3 jenis ukuran tersebut Anda pilih kertas A3, atau A4. Dan, bilamana Anda ingin menentukan satu standar untuk semua jenis skala gambar bangunan. Pakailah kertas A3. Sebab kertas ini cocok untuk segala jenis skala. Maksudnya, ukuran skala yang besar, maupun yang kecil.
4. Huruf dan angka
Unsur terakhir yang harus ada dalam gambar bangunan adalah huruf dan angka. Huruf-huruf menjelaskan tentang nama-nama konstruksi bangunan, serta material yang digunakan untuk konstruksi tersebut. Sementara angka adalah menerangkan tentang ukuran bangunan. Sebagaimana saya jelaskan pada poin 1.
Kedua unsur ini pada sebuah gambar bangunan harus lengkap. Tapi, sebaiknya jangan terlalu banyak pula. Alias memberi keterangan gambar berulang-ulang. Padahal jenis konstruksi bangunan sama. Bila demikian, desain bangunan yang Anda bikin jadi sulit dipelajari.
Cara menentukan skala gambar bangunan rumah tinggal
Semisal Anda sudah menetapkan ukuran kertas gambar. Lalu, Anda hendak desain rumah tinggal modern dan bertingkat. Seperti terlihat diatas sub judul. Namun, sebelum membuat gambar 3D. Tentu lebih dulu membuat denah rumah, dan tampak.
Nah, agar denah rumah pas dengan ukuran kertas tersebut. Anda lebih dulu menentukan skala. Langkah-langkah menentukan skala adalah sebagai berikut:
1. Mencari ukuran paling panjang
Ukuran paling panjang (P) disini maksudnya bisa tapak, atau bangunan yang hendak Anda desain. Misalnya 26,0 meter. Lalu, bagi dengan angka tertentu (N). Misal N= 100. Dengan demikian Anda akan tahu apakah ukuran kertas A3 mencukupi, atau tidak untuk meletakkan desain bangunan. Hasilnya adalah:
= 26.000 : 100
= 260 mm
2. Menentukan arah bangunan
Karena ukuran kertas A3 adalah 297×420 mm. Jelas skala gambar bangunan 1:100 sangat memadai. Bahkan terkesan terlalu kecil. Karena ukuran tapak + bangunan hanya 26 cm.
Namun demikian, karena disamping denah harus Anda sediakan space untuk meletakkan ukuran, serta keterangan gambar. Maka, skala tersebut sudah cukup. Dan, letak denah terhadap kertas A3 adalah horizontal. Perhatikan gambar potongan bangunan yang saya lampirkan di tengah artikel ini.
Ketentuan & tips memberlakukan skala gambar
Setelah Anda menghitung, dan menetapkan skala untuk denah lantai bangunan. Maka secara otomatis skala tersebut berlaku untuk semua jenis gambar denah. Antara lain denah pondasi, denah atap, hingga denah instalasi penerangan dan pipa air.
Artinya Anda tidak perlu merubah skala gambar bangunan yang sejenis, dengan skala yang lebih kecil, atau lebih besar. Maka dari itu, menghitung skala harus mempertimbangkan kegunaan skala secara luas. Supaya dapat Anda terapkan untuk berbagai jenis desain.
Dengan demikian terjawab sudah pertanyaan di group FB tadi. Sebenarnya skala gambar bangunan tidak perlu banyak. Asal tahu cara menghitung. Setidaknya untuk bangunan rumah tinggal mewah. Cukup 4 macam. Yakni skala 1:100: 1:50; 1:30, dan 1:15.