Tips Menentukan Arah Hadap Bangunan Rumah Tinggal Yang Benar

Menentukan arah hadap bangunan tentu tidak boleh sesuka hati. Kalau tidak mau kecewa di kemudian hari. Karena tidak sesuai harapan. Sementara dana yang di alokasikan untuk bangunan sudah banyak. Tentu tidak mau bukan?. Rasa kecewa itu sangat menyakitkan, dan tidak ada obatnya. Kecuali memenuhi apa yang diharapkan semula.

Gambar perspektif 3D bangunan rumah mewah 2 lantai

Sepintas tentang pemakaian kata arah hadap. Artinya arah menghadap, atau bagian depan bangunan. Yang ditandai dengan sebuah pintu utama. Untuk masuk ke bangunan. Pintu tersebut umumnya menghadap jalan. Atau, bisa juga diarahkan pada sisi yang lain.

Latar belakang dan tujuan

Bagi teman-teman yang ingin melakukan renovasi, atau bangun rumah dari awal. Terlebih tapak yang dimiliki berada di hook (pojok). Sebaiknya jangan langsung menentukan arah hadap bangunan. Karena terpengaruh oleh tetangga, atau kondisi lingkungan sekitar.

Penentuan depan bangunan, harus dilakukan dengan pertimbangan yang matang. Lebih bagus lagi, konsultasi dengan jasa arsitek profesional. Agar desain bangunan dibuat untuk jangka panjang. Serta, memenuhi regulasi yang berlaku dalam negeri, terkait perencanaan dan perancangan bangunan.

Faktor penentu arah depan rumah tinggal

Depan bangunan dapa di analogikan seperti wajah. Tampilan makin menjadi cantik kalau diberi make up. Tapi, tidak hanya itu. Harusnya berada di tempat yang strategis, dan terang. Kalau gelap, pasti tidak kelihatan toh?.

Demikian juga sebuah rumah tinggal. Tidak cukup punya desain yang bagus, serta konstruksi yang kuat dan kokoh. Tapi, harus menghadap tempat yang bagus, serta berada pada level yang tepat. Baru desain bangunan semakin berasa. Eksentrik dan menawan.

Sebaiknya menentukan arah hadap bangunan dengan mempertimbangkan 4 hal berikut:

1. Jalan raya

Pososi bangunan yang menghadap langsung ke jalan raya adalah harapan banyak orang. Tapi, tahu kah Kalian tidak semua jalan raya bagus untuk bangunan?. Apalagi hunian?. Karena apa?. Polusi udara dan suara. Belum lagi, bila terjadi pelebaran jalan. Anda bakal kena dampaknya.

Kasus yang kedua. Bangunan tidak berada tepat di tepi jalan raya. Alias masuk gang. Juga menjadi persoalan yang membuat pemilik bangunan kurang nyaman. Misalnya, membuat akses jalan dan harus keluar dana sendiri. Belum lagi soal view bangunan yang tidak bagus.

Berkaca pada 2 situasi ini. Rumah tinggal yang menghadap jalan raya sebaiknya mematuhi batas koefisien GSB (Garis Sempadan Bangunan), atau sering disebut Royline. Supaya tidak terlalu dekat, dan mengakibatkan polusi.

Sementara, bila berada di hook (pojok). Anda menentukan arah hadap bangunan pada jalan yang paling nyaman, dan mudah di akses. Bukan jalan yang paling lebar. Jikalau, dua-duanya kurang bagus. Maka, tentukan dengan 3 aspek berikut ini.

Arah hadap bangunan swalayan yang bagus

2. Rencana ekspansi

Ekspansi bangunan bisa terjadi disebabkan oleh 2 hal, yakni factor eksternal dan internal. Atau, boleh disebut secara tidak sengaja, dan di sengaja.

– Faktor tidak sengaja (tidak terencana)

Sebagaimana saya singgung diatas. Pelebaran jalan akan selalu terjadi diseluruh pelosok Nusantara. Sebab infrastruktur jalan sudah menjadi kebutuhan utama dalam negeri. Guna meningkatkan perekonomian bangsa. Oleh sebab itu, tidak mustahil suatu saat Anda akan kena dampaknya.

Memang setiap warga dapat ganti rugi dari pemerintah. Akibat pelebaran jalan. Bahkan sering diartikan menjadi ganti untung. Sebab uang ganti yang diterima berlipat ganda dari NJOP (Nilai Jual Objek Pajak) tanah dan bangunan. Tapi, apakah dengan menerima sejumlah uang urusan langsung beres?.

Mau tidak mau Anda harus membuat rencana untuk renovasi rumah. Agar tampak lebih cantik lagi. Atau, menjual rumah tersebut sekalian. Karena sudah tidak suka dengan lingkungan sekitar. Atau, karena desain bangunan bakal tidak bisa seperti semula lagi.

Nah, kondisi seperti ini lah yang disebut tidak terencana. Alias terjadi disebabkan oleh pihak lain. Maka dari itu, pada saat menentukan arah hadap bangunan, faktor-faktor eksternal perlu Anda pertimbangkan. Agar dibelakang hari tidak kecewa.

– Ekspansi bangunan sesuai rencana (di sengaja)

Penting diketahui, melakukan renovasi bangunan sebaiknya jangan ke arah jalan raya. Karena hal itu pasti melanggar peraturan GSB. Batas bangunan dari jalan raya minimal 1/2x Lebar jalan. Misal lebar jalan adalah 8,0 meter. Maka, jarak antara pagar depan dengan bangunan adalah 4,0 meter, atau lebih.

Alasan kedua. Sekalipun Anda masih memiliki sisa lahan, yang bisa dimanfaatkan untuk menambah bangunan. Saya tetap tidak setuju dilakukan ke depan. Sebab hal itu akan merubah tampilan bangunan secara keseluruhan. Lalu, bagaimana caranya memenuhi kebutuhan ruang yang semakin meningkat?.

Renovasi sebaiknya dilakukan pada bagian samping (tidak bersebelahan dengan jalan), bagian belakang, dan/atau dengan cara tingkat. Lebih istimewa lagi, rencana ini kalau sudah ada sejak menentukan arah hadap bangunan. Alias pada saat merancang gambar desain.

3. Arah mata angin

Untuk sirkulasi cahaya dan penerangan. Bangunan yang menghadap Timur adalah paling di idamakan. Sebab sinar matahari pagi hari bisa terasa secara langsung. Bahkan sangat bagus untuk kesehatan. Namun demikian, kan tidak semua orang se-beruntung itu?.

Adakalanya tapak yang kita miliki justru dari awal menghadap Barat. Lalu, apakah harus dipaksa menghadap Timur agar ketika sore hari tidak silau?. Kan tidak bisa. Solusi yang dapat dilakukan adalah mengurangi cahaya masuk kedalam rumah. Dan, hal ini pun akan mengakibatkan dampak lain. Yaitu penerangan dalam rumah harus pakai listrik. Boros kan?.

Oleh sebab itu, ketika memilih tapak jangan lupa perhatikan arah mata angin. Lalu, sesuaikan dengan rencana Anda jangka pendek, maupun jangka panjang. Jangka pendek terkait dengan desain dan proses pelaksanaan pembangunan. Sementara jangka panjang adalah ekspansi.

4. Feng Sui

Walau sifatnya opsional. Sebab Feng Sui lebih dominan diterapkan oleh saudara kita Tinghoa. Namun saya setuju dengan ajaran Tata Letak dari Feng Sui. Terutama menentukan arah hadap bangunan terhadap jalan. Misalnya, tidak boleh tusuk sate. Elevasi jalan harus lebih rendah, jalan sebaiknya tidak searah, dan sebagainya.

Singkatnya, Feng Sui dapat menjadi solusi manakala Anda tengah menghadapi persoalan tentang pemilihan tapak, desain dan tata ruang, serta rencana untuk melakukan renovasi. Sekarang kembali pada Anda. Apakah yakin atau tidak dengan metode yang diajarkan?. Sejauh pengamatan dan.pengalaman saya. Cocok dijadikan acuan.

[Penutup] Waktu yang tepat menentukan arah bangunan

Yaitu pada saat Anda membeli tapak. Bukan pada saat hendak renovasi, atau ekspansi bangunan. Maka dari itu, jikalau hendak bangun rumah baru sebaiknya pada tempat yang direncanakan sejak semula.

Sebelum tapak tersebut jadi Anda beli, pastikan 3 hal ini bisa Anda terapkan pada tapak:

  • GSB = Lebar Jalan

Mengapa dibuat sama?. Kan peraturan hanya 1/2. Supaya pada saat terjadi pelebaran jalan, bangunan Anda tetap aman. Alias masih dalam batas ukuran yang di ijinkan.

  • RDTRW (Rencana Detail Tata Ruang dan Wilayah) sudah ada

Regulasi ini berkaitan dengan rencana pemerintah daerah jangka waktu 20-30 tahun terhadap suatu wilayah kota, atau kabupaten. Penting Anda ketahui, supaya untuk mencegah dampak pelebaran jalan.

  • RTH (Ruang Terbuka Hijau) 35-40% lari luas tapak

Khususnya tapak yang berada di hook. RTH sebanyak ini pasti bisa tercapai. Sebab tapak Anda diapit oleh 2 buah jalan. Yakni jalan di depan, dan samping. Oleh sebab itu, tapak Anda harus memenuhi 2 GSB sekaligus. Sehingga RTH pada tapak Anda otomatis jadi lebih luas.

Demikian cara menentukan arah depan bangunan, agar sesuai dengan peraturan pemerintah, dan tampil cantik.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Butuh bantuan untuk Desain Arsitek dan Konstruksi baja? Ayo chat dengan kami!