Berakhirnya Popularitas Railing Stainless dan Cara Untuk Membangkitkan Kembali

Desain railing stainless yang dimodifikasi dengan material kaca dan kayu

Tidak diketahui kapan persis berakhirnya popularitas railing stainless dari dunia konstruksi Indonesia. Seingat kami (penulis), sejak terjun di bidang konstruksi baja tahun 1996 awal. Material stianless telah booming. Saat itu tidak saja digunakan sebagai material railing dan kanopi. Bahkan untuk teralis jendela dan pintu. Namun, kini nasibnya berbeda.

Tulisan ini bukan sekedar ingin mengenang kejayaan material berwarna perak ini di masa lampau. Tapi mengajak pembaca mencari tahu. Apa sebenarnya penyebab berakhirnya popularitas railing stainless. Supaya bisa kita bangkitkan kembali pada masa-masa yang akan datang. Oleh sebab itu, kami berharap ada masukan dari teman-teman. Dan menyampaikannya melalui kolom komentar dibawah. Atas kesediaannya, kami mengucapkan terimakasih.

Pengertian railing stainless dan ragam pemasangan

Railing stainless adalah kegiatan memagari suatu area dengan menggunakan material stainless steel. Sesuai dengan model, ukuran dan kebutuhan konstruksi bangunan. Yakni untuk mencegah hal-hal yang tidak di inginkan terjadi pada area tersebut. Misalnya orang jatuh atau tergelincir. Serta sebagai pembatas. Supaya kendaraan, ternak atau orang asing masuk.

Railling stainless cocok digunakan untuk tangga, balkon, void, dak/atap beton, halte bis, pedestrian, taman kota dan sebagainya. Fungsi railing ini pada dasarnya sama dengan railing yang terbuat dari material lain. Misalnya railing besi, railing kaca dan railing kayu. Hanya letak railing stainless tergolong paling banyak. Karena tahan karat.

Berikut ini salah satu contoh railing stainles minimalis. Sebelah kiri terpasang pada tangga beton. Sedangkan sebelah kanan adalah untuk ramp dan balkon.

2 model pemasangan railing stainless minimalis

Penyebab jatuhnya popularitas material stainless akhir-akhir ini

Berakhirnya popularitas railing stainless ditandai dengan berkurangnya pemakaian material untuk bahan bangunan. Pemakaian berkurang karena minat masyarakat untuk menggunakan material menurun. Mengapa masyarakat?, Bukankah yang membuat desain railing adalah arsitek?. Benar. Tapi, keputusan terakhir adalah ditangan pemilik bangunan. Artinya, sekalipun desain telah dibuat sebagus mungkin. Kalau pemilik bangunan tidak suka. Mau bilang apa?. Apakah jasa arsitek berhak memaksa?. Tentu tidak bukan?.

Sejauh pengamatan kami, ketika membuat desain railing tangga. Klien kerap berpesan agar tidak menggunakan material stainless. Karena alasan:

  1. Relatif mahal dibanding material yang lain,
  2. Sudah ketinggalan zaman,
  3. Kurang cocok dengan konsep minimalis,
  4. Tampilan railing tidak bisa dirubah. Karena stainless tidak memerlukan cat akhir.

Gaimana pendapat dari teman-teman sekalian. Apakah 4 alasan tersebut terbukti?. Saya sendiri sependapat. Oleh sebab itu, harus ada terobosan baru dari semua pihak yang terkait.

Upaya membangkitkan kembali penggunaan material stainless untuk bahan bangunan

Penggunaan material stainless sebagai bahan bangunan penting ditingkatkan kembali. Supaya nasibnya tidak sama dengan 14 macam baja profil ini. Secara langsung memang tidak ada pihak yang dirugikan. Namun, kita sebagai pelaku konstruksi akan kekurangan ‘stock’ material, manakala hendak membuat desain bangunan.

Sebagaimana kita ketahui. Umumnya pemilik bangunan sangat senang, kalau desain yang kita tawarkan terdiri dari beberapa alternatif. Modelnya berbeda, dan material yang digunakan pun berbeda. Tapi dengan berakhirnya popularitas railing stainles, berarti kita juga akan kehilangan satu material yang bisa dijadikan sebagai alternatif.

1. Alasan mempertahankan material stainless steel

Selain anti karat, stainless steel memiliki banyak keunggulan. Bahkan, bila Anda dibandingkan material railing yang lain. Kelebihan material stainless jauh lebih banyak. Antara lain:

  1. Tampilan sangat rapih,
  2. Mudah dibersihkan,
  3. Tahan api,
  4. Anti rayap,
  5. Sangat kokoh,
  6. Cocok digunakan pada ruang tertutup (interior). Maupun area terbuka (eksterior).
  7. Bisa digunakan sebagai material struktur dan arsitektur. Bahkan untuk membuat furnitur, serta perabot rumah tangga.
  8. Tersedia dalam berbagai macam ukuran dan bentuk.
  9. Tidak perlu proses sand blasting, apalagi pengecatan.

2. Cara meningkatkan pemakaian stainless saat ini

Mencegah berakhirnya popularitas railing stainless. Seluruh jasa arsitek harus sepakat untuk melakukan inovasi. Mengapa harus dimulai dari arsitek?. Sebab secara tidak langsung, kita-lah ujung tombak dalam mempertahankan material stainless. Melalui desain bangunan yang kita buat. Material stainless tetap bisa eksis.

Namun sebaliknya. Jikalau arsitek ogah menggunakan material stainless. Jangan harap material tersebut dipakai sebagai bahan bangunan. Kalau semua jasa arsitek melakukan hal yang sama. Otomatis material stainless tidak laku. Akhirnya, pabrik akan mengurangi produksi. Lalu, lambat laun lenyap dari peredaran. Dan tinggal kenangan. Sangat miris!.

3. Modifikasi railling stainless dengan material kaca dan kayu

Jika sebelumnya asumsi masyarakat tentang material stainless terlanjur buruk. Salah satu cara untuk merubah mindset tersebut. Sekaligus untuk mendongkrak pemakaian stainless ke depan. Dengan cara mengkombinasikan material stainless dengan material lain. Seperti terlihat pada gambar paling atas. Agar lebih jelas. Silahkan Anda gulir keatas.

Railing tidak terbuat dari 1 jenis material saja. Tapi terbuat dari kaca, kayu dan stainless. Inovasi seperti ini sangat ampuh menumbuhkan kepercayaan masyarakat. Bahwa material stainless dapat dimodifikasi sedemikian rupa, dengan bahan-bahan yang lain. Dan hasilnya seperti pada gambar. Sangat bagus. Dengan demikian, kekhawatiran akan berakhirnya popularitas railing stainles tidak menjadi kenyataan.

Keterangan gambar:

A = railing digunakan untuk pengaman lantai 2 sebuah gedung bandara. Gabungan antara material kaca, kayu, stainless dan alumunium. Terlihat sangat mewah dan elegan.

B = railing ini terpasang pada sebuah tangga melingkar. Dengan menggunakan material kayu sebagai anak tangga. Sedangkan stainless steel sama sekali tidak dipakai. Sehingga tampilan railing kurang menarik.

Peran serta tukang, pemborong dan produsen stainless

Sisi lain, tukang dan produsen staninless steel. Wajib serta dalam upaya peningkatan pemakaian material. Tukang harus meningkatkan kualitas kerja. Agar stainless tidak dianggap sebagai material murahan. Padahal sudah dibeli dengan harga yang mahal. Melebihi harga material besi biasa.

Begitu juga produsen. Penting melakukan inovasi pada produk. Misalnya dengan cara menciptakan jenis-jenis profil yang baru. Seperti besi strip plat, besi siku, stal kotak dan sebagainya. Atau dengan mengurangi spek. Sebab selama ini, disadari atau tidak, asumsi masyarakat terhadap stainless steel hanya berbentuk bulat. Padahal tidak.

Munculnya ketidaktahuan masyarakat tentang material stainless. Sejauh pengetahuan kami, penyebabnya ada 5 yaitu:

  1. Kurangnya sosialisasi/promosi produk
  2. Harga bahan dasar terlalu tingi.
  3. Proses pengerjaan lama, dan membutuhkan alat yang canggih.
  4. Atau, kurangnya minat masyarakat untuk mencari tahu tentang keberadaan material stainless.
  5. Terlanjur percaya dengan pengalaman buruk orang lain. Setelah menggunakan stainless steel.

5 pion ini adalah menjadi tugas bersama. Oleh arsitek, tukang, pemborong, suplier dan produsen. Serta harus diselesaikan sejak dini. Guna mencegah berakhirnya popularitas railing stainless. Sebab dampaknya akan terasa pada konstruksi-konstruksi bangunan lain, yang terbuat dari stainless steel.

[Penutup] Kesamaan nasib antara stainless dengan besi tempa

Seperti yang kami sebutkan sebelumnya. Di negeri ini bahan bangunan yang tidak laku, sepertinya sudah hal biasa. Serta tidak ada upaya yang konkrit untuk mencegahnya. Akhirnya satu per satu hilang. Entah kemana.

Hal yang sama, juga telah terjadi pada besi tempa. Masa kejayaannya telah berakhir sejak lama. Adapun saksi tentang keberadaannya adalah material yang terpasang pada bangunan saat ini. Modelnya sangat banyak. Begitu pula kegunaannya. Oleh sebab itu, jangan sampai terjadi lagi pada material stainless steel. Khusus tangga besi sendiri material ini tetap dibutuhkan, apalagi untuk konstruksi bangunan yang lain.

Demikian ulasan tentang kemungkinan berakhirnya popularitas railing stainless. Serta dampak-dampak yang berkaitan dengan penggunaan material stainless. Semoga tidak terjadi.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Butuh bantuan untuk Desain Arsitek dan Konstruksi baja? Ayo chat dengan kami!