Baut Konstruksi Baja Yang Benar Begini

Pada proyek konstruksi baja, baut merupakan salah satu material utama. Karena semua komponen konstruksi dapat menggunakan material berulir ini. Alasan lainnya, sebab baut salah satu alat sambung baja paling familiar, selain las.

Adapun jenis dan dimensi baut umumnya telah tertera pada gambar rencana. Namun banyak yang tidak paham jenis-jenis baut konstruksi baja. Baik dari segi kategori, spesifikasi, cara menghitung bahkan cara pemasangannya. Maka melalui tulisan ini, isu tersebut akan kami bahas lebih dalam.

Eksistensi baut konstruksi baja, demi kekokohan struktur bangunan

Tujuan memahami jenis baut

Seperti kami utarakan pada artikel sebelumnya, mengenai kategori baut baja terdiri 2 (dua) jenis. Silahkan anda pelajari dasar-dasarnya melalui tautan tersebut. Dengan demikian akan memudahkan anda memahami jenis-jenis baut, khususnya untuk sub pekerjaan baja.

Bagi sebagian orang awam akan bertanya, apa gunanya mengetahui jenis baut?. Bukankah kita tinggal menerapkan apa yang terlah ada pada gambar?. Jawabannya, bisa benar dan bisa juga salah. Alasanya, simak tujuan kita memahami jenis baut, berikut ini:

  1. Memudahkan kita melakukan perencanaan bahan serta sistem sambungan baja,
  2. Mengetahui berapa kekuatan baut yang akan kita pergunakan untuk sambungan,
  3. Agar kita dapat menghitung panjang ulir serta jumlah kebutuhan baut,
  4. Guna memastikan spesifikasi baut telah sesuai dengan standar,
  5. Untuk menghindari kesalahan saat pembelian baut.

Alasan baja harus menggunakan sambungan baut

Ada bagian komponen/rangka baja yang tidak dapat kita sambung dengan las. Melainkan harus dengan sambungan baut mur, tetapi sebaliknya juga demikian. Pada bagian tertentu rangka baja, ada kalanya hanya dapat kita satukan melalui las. Tunggu, anda tidak bingung bukan?. Mari kita buat sederhana dengan teori berikut:

“Tidak semua sambungan baja yang memakai las memerlukan baut. Namun, sambungan yang menggunakan baut, selalu membutuhkan pengelasan”

Sehingga dari teori ini dapat kita ambil alasan mengapa konstruksi baja harus pakai baut, yaitu:

  1. Komponen/rangka baja akan lebih kokoh. Sebab akan menerapkan 2 (dua) sistem sambungan sekaligus, yakni las dan baut.
  2. Jenis sambungan yang terbentuk adalah sambungan tidak tetap. Sehingga sewaktu-waktu dapat kita lepas tanpa merusak rangka baja.
  3. Baut cocok kita pakai pada konstruksi bentang lebar, struktur bangunan bertingkat. Serta untuk proyek yang lokasinya jauh atau terpencil, sebab memudahkan mobilisasi bahan.

Sebagai referensi mengenai kelebihan baut, silahkan pelajari sistem sambungan baja. Dengan demikian alasan-alasan yang kami jabarkan tersebut, mudah anda pahami.

Ragam kegunaan baut pada proyek konstruksi baja

Ada bermacam-macam kegunaan baut pada proyek konstruksi baja. Baik konstruksi yang berskala kecil, misalnya kanopi teras tetap memerlukan baut. Terlebih lagi pada konstruksi yang memiliki tonase baja besar.

Berikut ini ragam kegunaan baut pada konstruksi baja:

  1. Sebagai pengikat antara tiang/kolom baja dengan pondasi atau balok beton. Maka kita membutuhkan angkur baja atau angkur tanam.
  2. Untuk menyatukan komponen/rangka baja, misalnya antara kolom dengan balok baja. Maka yang kita pakai adalah baut baja.
  3. Guna meluruskan sekaligus pengaku antar gording baja. Kita memerlukan material jarum gording (Trecstang/Sag Rod), lengkap dengan mur pada kedua ujungnya.
  4. Untuk mengencangkan komponen/rangka kuda-kuda baja agar benar-benar lurus dan rigid. Material yang mana kita pergunakan adalah span skrup (Waltermur/Turn buckle).
  5. Pengikat antara penutup atap yang terbuat dari galvalume dengan rangka baja. Jadi kita harus menggunakan baut sekrup (Drilling screw).
  6. Untuk memasang dinding/lisplang yang terbuat dari Alumunium Composite Panel (ACP), maka kita memerlukan paku rivet.

Jika ada beberapa istilah yang masih asing bagi anda, terkait dengan kegunaan baut. Silahkan anda pelajari istilah asing dalam pekerjaan konstruksi baja, lengkap dengan pengertian dan fungsi. Istilah-istilah ini penting anda pahami karena akan selalu anda temui pada proyek baja.

Selanjutnya dari ragam kegunaan tersebut, dapat kita simpulkan jenis baut untuk proyek baja adalah:

  1. Angkur baja
  2. Baut baja
  3. Mur
  4. Span skrup
  5. Sekrup
  6. Paku rivet

Kategori baut berdasarkan bentuk

Kembali kita pada kategori baut baja. Seperti yang kami sebutkan sebelumnya hanya 2 (dua) jenis. Jika kita perhatikan dari segi bentuk, maka 6 (enam) jenis baut tersebut dapat kita kelompokkan menjadi:

  1. Kategori baut mur, terdiri dari: baut baja dan mur
  2. Kategori baut pengikat, terdiri dari: angkur baja, span skrup, sekrup dan paku rivet.

Mengapa perlu mengelompokkan baut?. Pertanyaan ini muncul sebab menganggap hal ini tidak penting. Alasannya berdasarkan pengalaman yang kami temui selama ini. Banyak BoQ bahkan RAB baja yang tidak mencantumkan mur, span skrup, sekrup dan paku rivet. Umumnya yang tercantum hanya baut mur dan angkur baja. Padahal semua jenis baut ini memiliki peran penting dalam pelaksanaan pekerjaan baja. Mengapa hal ini terjadi?. Menurut pengamatan kami sebabnya adalah kurangnya pemahaman tentang material baja.

Spesifikasi baut mur untuk sambungan baja

Sudah menjadi keharusan agar orang yang terlibat dengan pekerjaan baja memiliki cukup referensi mengenai baut. Misalnya mereka yang terlibat pada saat perencanaan (konsultan). Perlu memberi keterangan yang lengkap mengenai spesifikasi baut, baik pada gambar rencana maupun pada BoQ.  Hal ini bertujuan menghindari adanya salah perhitungan biaya, yaitu saat proses tender oleh para rekanan (kontraktor).

Demikian juga bagi para rekanan dan tukang, memahami spesifikasi baut akan meminimalisir kesalahan pada saat pelaksanaan. Antara lain kesalahan pada waktu pengadaan material, maupun saat pemasangan.

1. Standar baut konstruksi menurut ISO

Klasifikasi baut yang memenuhi syarat untuk kita gunakan pada proyek baja, menurut ISO (International Standardization of Organization), ada 6 kelas yaitu:

  1. Kelas 4,4: yaitu baut yang terbuat dari material besi/baja
  2. Kelas 4,6: dari bahan baja karbon rendah (low carbon steel). Setara dengan SAE (Society of Automotive Engineers) Grid 2, dengan kekuatan tarik baut sebesar 55.000 Psi.
  3. Kelas 5,8: dengan bahan baja karbon rendah atau sedang. Yang mana kekuatan tariknya juga sama dengan SAE Grid 2.
  4. Kelas 8,8: masih terbuat dari baja karbon rendah. Namun kekuatan tarik baut sama dengan SAE Grid 5, yaitu mencapai 110.000 Psi.
  5. Kelas 9,8: yakni dari material baja karbon sedang, dengan kekuatan tarik sebesar 133.000 Psi atau setara dengan SAE Grid 7.
  6. Kelas 10,9: adalah baut yang terbuat dari baja paduan. Yang kekuatan tariknya setara dengan SAE Grid 8, atau sebesar 150.000 Psi.

Dari 6 kelas baut tersebut, sepertinya belum memudahkan anda memahami jenis baut. Jadi, mari kita jadikan sederhana dengan standar American Society for Testing and Materials (ASTM).

2. Baut Konstruksi baja menurut standar ASTM

Standar ini adalah paling umum menjadi acuan ketika penentuan klasifikasi baut. Selain praktis juga mudah kita ingat sebab terdiri dari 2 (dua) macam saja, yaitu:

  1. ASTM A325, adalah baut baja berkekuatan tinggi atau sering kita sebut dengan HTB (Hight Tension Bolt). Yang mana kekuatan tariknya sama dengan ISO Class 8,8 atau SAE Grid 5.
  2. ASTM A36, merupakan baut baja dengan kadar karbon rendah atau sering sebut dengan baut hitam. Yang kekuatan tariknya setara dengan ISO Class 4,6 atau SAE Grid 1.

Gambar baut mur standar A36 dan A325

Sebagai catatan, penting anda perhatikan perbedaan bentuk antara baut ASTM A325 dan A36 pada gambar ini. Serta koefisien ukuran baut, yang berguna sebagai acuan perhitungan panjang baut.

Eksistensi baut pengikat rangka baja

Penggunaan baut pengikat pada struktur konstruksi baja tidak cukup dengan angkur baja. Karena kondisi tertentu harus memakai angkur dynabolt atau angkur fisher.

Secara umum kegunaan dynabolt maupun fisher sama dengan angkur baja. Yaitu sebagai jangkar atau pengikat antara rangka baja dengan struktur beton atau kayu. Namun demikian 3 (tiga) jenis baut pengikat ini, cara penggunaan serta pemasangannya berbeda.

a. Penggunaan angkur dynabolt

Pemasangan dynabolt kita terapkan khsusu pada struktur beton, bukan pada pasangan batu bata atau kayu. Penggunaan angkur ini umumnya terjadi karena beberapa faktor, yaitu:

  1. Rangka baja yang akan terhubung dengan struktur beton relatif ringan,
  2. Struktur beton telah jadi, sementara angkur pengikat belum terpasang,
  3. Penambahan rangka baja pada bangunan yang telah jadi sebelumnya.

b. Pemasangan angkur fisher

Berbeda dengan dynabolt, angkur fisher hanya dapat kita terapkan pada dinding yang terbuat dari pasangan batu bata. Sementara faktor yang menjadi pertimbangan pemilihan material ini sama dengan dynabolt. Namun yang membedakan hanya pada bidang bangunan mana akan kita pasangkan.

Pada prinsipnya pemilihan angkur dynabolt maupun fisher dengan tujuan untuk: 1].Efisiensi biaya, 2].Efektivitas waktu dan 3]. Tidak merusak struktur/bangunan yang sudah jadi. Adapun metode pemasangan 2 jenis angkur ini telah banyak dalam bentuk video YouTube.

 

Jumlah kebutuhan baut konstruksi baja

Menghitung kebutuhan baut penting kita lakukan untuk mengetahui jumlah real-nya pada satu proyek. Yang mana dari daftar kebutuhan baut kita bisa tahu klasifikasi, ukuran serta jumlah masing-masing baut. Selain itu tujuan perhitungan ini untuk penyusunan RAP (Rencana Anggaran Pelaksanaan) proyek baja secara keseluruhan.

1. Perhitungan panjang baut untuk sambungan pelat baja

Sambungan pelat suatu konstruksi baja berfungsi sebagai penghubung antara profil baja. Misalnya antara kuda-kuda dengan tiang/kolom baja. Yang mana sebagi pengikat profil tersebut menggunakan baut mur. Perhatikan gambar komponen pelat lekat (sambung) berikut.

Dalam gambar tersebut kita ambil contoh pelat dengan kode bahan PL.1, yang berguna untuk penyambung baja profil WF 400x200x8x13 MM. Dan masih berdasarkan gambar, kita dapatkan data-data berikut:

  • Tebal pelat sambung (Clead plate), T=14 MM
  • Dimensi baut Ø7/8” (≥22 MM), dengan spesifikasi ASTM A325

Maka untuk menghitung panjang baut adalah:

L    = T + 13 + 2d

= 14 +13 + (2×22) MM

= 71 MM;

Kita bulatkan menjadi 75 MM, sehingga panjang baut (L) = 3”. Sebab diameter maupun panjang baut yang tersedia adalah dalam satuan inci. Maka penulisan dalam kebutuhan baut adalah Ø7/8”x3” ASTM A325.

2. Contoh perhitungan baut kuda-kuda baja profil WF

Adapun cara menghitung jumlah baut kuda-kuda, sebagai kelanjutan dari perhitungan panjang baut tersebut. Kita perhatikan pada kode bahan PL.1, titik baut berjumlah 16 buah. Yang artinya pada tiap sambungan terdiri dari 16 buah baut.

Sehingga bila sebuah kuda-kuda WF, misalnya terhubung dengan 3 (tiga) sambungan maka jumlah baut = 3 x 16 buah = 48 buah. Nah, andai total kuda-kuda ada 10 unit, maka kebutuhan baut adalah 10×48 buah = 480 buah.

Selanjutnya dalam daftar kebutuhan baut akan tertulis Ø7/8”x3” ASTM A325 = 480 Buah.

Penutup

Menghitung kebutuhan baut konstruksi baja memerlukan ketelitian. Sebab jika panjang baut tidak memenuhi koefisien ukuran, maka akan mengurangi kekuatan baut maupun struktur konstruksi baja. Sementara pada saat pengadaan baut, penting meneliti apakah telah sesuai spesifikasi atau belum. Sebab dari segi warna, baut mur tersedia dengan 3 (macam). Yaitu warna hitam, putih dan kuning.

Dan dalam tulisan ini, mengenai warna baut tidak kami bahas. Karena yang menjadi pedoman saat pengadaan bukan warna baut, melainkan kekuatan tarik. Perhatikan penulisan dalam daftar kebutuhan baut!. Tidak ada tertulis warnanya apa, tetapi yang tertera adalah standarnya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Butuh bantuan untuk Desain Arsitek dan Konstruksi baja? Ayo chat dengan kami!