Saat ini selain sambungan dengan las, baut baja juga merupakan salah satu alat sambung konstruksi paling familiar. Namun agar kita tahu manfaat material berulir ini pada proyek konstruksi, penting kita pahami jenis material ini terlebih dahulu.
Seperti telah kami bahas sebelumnya pada artikel tentang sejarah baut mur. Mengingatkan kita kembali bahwa perjalanan baut baja telah mencapai ratusan tahun. Jadi bagi anda yang belum paham latar belakang baut mur, silahkan pelajari melalui tautan tersebut.
Manfaat memakai baut baja
Penemuan baut baja merupakan salah satu inovasi dalam sistem konstruksi dunia, secara khusus pada proyek bangunan. Yang mana bila material ini kita pakai maka kita akan mendapatkan beberapa kemudahan/manfaat, antara lain:
- Pengerjaan lebih praktis,
- Pelaksanaan konstruksi relatif cepat (efisien waktu)
- Kualitas bangunan lebih kokoh
- Konstruksi bangunan telah berteknologi tinggi.
Dari berbagai manfaat tersebut, secara tidak langsung mengajak kita agar mencari tahu temuan-temuan material lain yang berkaitan dengan bangunan. Misalnya tentang jenis alat pengeras baut, bahan dasar baut serta perkembangan sumber daya manusia (para tenaga kerja). Juga macam-macam baut terbarukan, yang menjadi inovasi lanjutan oleh para produsen alat sambung ini.
Bentuk baut baja masa lalu dan kini berbeda
Namun sebelum membahas jauh tentang kegunaan baut pada proyek konstruksi. Mari kita kilas balik sejenak tentang material ini. Yang ingin kita selidiki adalah terhadap masa lalu apakah jenis baut itu memang sama?. Atau justru berbeda. Hal ini penting guna memudahkan kita mengklasifikasikan baut. Baik berdasarkan bentuk material, bahan dasar atau kualitas.
Seperti kita tahu, adanya tenggang waktu yang mencapai 220 tahun, sejak penemuan baut mur oleh Mr. Micah Rugg. Memunculkan beberapa persepsi yang berbeda mengenai gambaran material ini. Dengan alasan ini pula kami berpendapat, baut mur yang diciptakan oleh Mr. Micah Rugg tidak sama dengan baut mur yang kita pergunakan saat ini. Baik dari segi bentuk, dari segi kegunaan serta tujuan pembuatan, kami yakini juga berbeda.
Salah satu bukti perbedaan tersebut dapat kita lihat, yaitu antara baut/paku keling dengan baut mur. Yang mana paku keling hanya berupa besi berdiameter dengan panjang tertentu. Dengan metode pemasangannya, yang mana tukang hanya melakukan pemukulan pada tangkai paku keling yang telah panas sebelumnya. Maka terbentuklah kepala paku keling yang bulat, menyerupai setengah bola. Cukup sederhana.
Nah, proses pemasangan yang relatif kontras terjadi dengan material baut mur. Kita ketahui pemasangan baut mur harus dengan menggunakan alat pengunci khusus, yaitu kunci momen (Torque moment). Serta pengerasan baut juga harus oleh tukang yang profesional. Dengan demikian dapat kita garis bawahi, dari 2 jenis alat sambung ini adalah:
1. Jenis baut mula-mula adalah paku keling
Mari kita angkat argumen bahwa jenis baut mula-mula adalah paku keling. Dan bukan baut mur seperti yang kita pakai saat ini. Apakah argumen ini mengada-ada?, hemat kami tidak. Walaupun belum ada bukti, tetapi bukan hal yang mustahil, hal tersebut saat itulah yang terjadi.
Nah, jika hal tersebut benar. Maka mematahkan ekspektasi kita terhadap baut yang memiliki ulir, kepala berbentuk segi enam serta lengkap dengan mur sebagai pengeras. Pertimbangan lainnya adalah, sebab baut mur yang kita kenal saat ini lahir sejak tahun 1905, yaitu oleh penemunya WR Wilbur. Nah, catatan sejarah ini juga sinkron dengan teori yang menyebutkan bahwa era baja mulai tahun 1860-an.
Selanjutnya, pendapat tersebut lebih kuat lagi bila kita analogikan. Bagaimana mungkin baut mur terbuat dari bahan dasar besi tempa?. Bukankah seharusnya terbuat dari baja?. Namun untuk bahan paku keling sangat memungkinkan bukan?.
2. Alat pengikat paling awaln menggunakan paku keling.
Salah satu bukti teori ini dapat kita buktikan dari dalam negeri. Yang mana sistem sambungan dan pengikat dengan menggunakan paku keling, banyak kita temui pada
bangunan-bangunan peninggalan Belanda. Selain itu dari buku-buku pustaka menerangkan bahwa konstruksi baja, lebih dahulu menggunakan sambungan paku keling bukan baut mur.
Jadi boleh kita simpulkan, alat sambung baut mula-mula yang dimaksud dalam catatan sejarah tersebut adalah paku keling. Walau beberapa orang meyakini bahwa sekrup lahir abad 15. Namun tidak merta mendakan bahwa yang mereka asosiasikan tersebut adalah baut mur.
Barometer klasifikasi ragam baut
Oke sahabat arsitekta.com, isu ini sama pentingnya dengan yang telah kita bahas sebelumnya. Sampai saat ini kami tidak menemukan barometer, yang dapat memudahkan kita kategorikan ragam baut. Apakah berdasarkan jenis bahan dasarnya, apakah oleh proses pembuatannya atau apakah berdasarkan manfaat/kegunaan?
Seperti kita tahu, saat ini banyak kita temui material sambung yang memiliki ulir. Mulai dari sekrup, angkur baja dan angkur tanam (chemical bolt). Yang mana masing-masing bahan tersebut juga memiliki ragam jenis. Kita ambil salah satu contoh sekrup. Sekrup yang kita pakai untuk sambungan material besi, berbeda jenisnya dengan sekrup untuk kayu dan beton cor.
Hal yang sama juga terjadi pada angkur baut dan angkur tanam. Itu sebabnya kami sebut isu ini penting. Sehingga harus ada pembatasan, material berulir apa saja yang dapat kita klasifikasikan sebagai kelompok baut.
Adapun pendapat kami atas persoalan klasifikasi baut ini, yaitu berdasarkan bentuk material, yaitu:
- Material yang dapat kita kategorikan Baut Mur adalah bahan yang memiliki ulir. Memiliki mur sebagai pengeras/pengikat sambungan. Serta proses pengencangan pun harus dari 2 (dua) sisi/ujung baut.
- Jika cara pengerasan baut hanya melalui 1 (satu) sisi/ujung saja. Maka tidak termasuk kategori baut mur. Melainkan sebagai material pengikat saja. Jadi ragam angkur baja maupun angkur tanam adalah kategori Baut Pengikat bukan baut mur.
Implementasi baut mur dan pengikat
Bagaimana implementasi 2 kategori material ini pada proyek kontruksi?. Iya, memang sulit!. Dan mungkin usulan kami ini hanya sebatas teori saja. Mengingat asumsi banyak orang baut mur telah mencakup semua jenis material sambung atau pengikat. Tetapi dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, bukankah kelak akan makin banyak jenis-jenis baut mur serta baut pengikat yang baru?
Nah, ketika makin banyak ragam baut mur dan pengikat. Apakah tidak makin sulit kita untuk memberi pembatasan (barometer) pada semua material ini?. Bagaiman dengan pendapat sahabat-sahabat?, silahkan beri masukan pada kolom komentar iya.
Atas pendapat kami tentang klasifikasi baut mur, selanjutnya kita coba implementasikan dalam artikel ini. Yang mana ada 2 (dua) jenis kategori baut, antara lain:
- Baut mur
- Baut pengikat
Macam-macam kegunaan baut baja pada proyek
Sejalan dengan makin meningkatnya kebutuhan bangunan, secara tidak langsung kebutuhan bahan bangunan juga akan bertambah. Tidak terkecuali baut mur dan baut pengikat. Dan untuk memudahkan kita memetakan manfaat 2 (dua) jenis material ini pada proyek konstruksi. Berikut ini kami uraikan kegunaannya berdasarkan sub pekerjaan pembangunan, antara lain:
-
Fungsi baut baja pada pekerjaan struktur
Kegunaan baut pada lingkup pekerjaan struktur bangunan tergolong paling banyak. Bila kita bandingkan dengan skup pekerjaan lain. Hal ini terjadi karena struktur sebuah bangunan umumnya terdiri dari 3 (tiga) macam, yaitu 1]. Strukur beton, 2]. Struktur kayu, dan 3]. Struktur rangka baja.
Khusus pada struktur rangka baja, baut mur adalah salah satu sistem sambungan baja paling familiar selain las. Sebab hampir seluruh ragam jenis material ini dapat kita temukan pada komponen struktur rangka baja.
Namun hal yang bertolak belakang pada struktur beton dan kayu, sebab jenis baut yang umum dipakai adalah baut pengikat. Dan penggunaanya pun hanya terdiri dari beberapa jenis saja, antara lain angkur baja dan angkur tanam.
-
Baut juga berguna pada pekerjaan arsitektur
Mengingat pekerjaan arsitektur adalah pekerjaan yang berkaitan dengan finishing atau tampak bangunan. Maka penggunaan baut relatif lebih sedikit, serta jenis baut yang mereka gunakan adalah baut pengikat.
Adapun macam-macam kegunaan baut pengikat pada lingkup pekerjaan arsitektur. Misalnya pada saat pemasangan reiling tangga dan balkon, dan untuk perkuatan. Serta pemasangan asesoris pintu maupun jendela.
-
Utilitas bangunan yang membutuhkan baut baja
Fungsi baut pada skup pekerjaan utilitas bangunan antara lain adalah untuk pemasangan tangga besi atau tangga kayu, serta guna pemasangan unit lift dan eskalator.
Untuk kita ketahui juga, jenis baut yang umum dipakai untuk pekerjaan ini adalah baut pengikat. Antara lain angkur baja dan angkur tanam. Adapun sebagian kecil pemakaian baut mur akan kita temui pada komponen rangka lift atau eskalator.
-
Kebutuhan baut pada pekerjaan mekanikal elektrikal
Sementara pada pekerjaan mekanikal dan elektrikal (ME), fungsi baut lebih banyak sebagai material pelengkap saja. Misalnya pada saat instalasi kabel listrik, antaranya akan membutuhkan beberapa baut tanam (sekrup). Demikian juga untuk instalasi kabel telepon, internet atau penangkal petir jenis baut yang umum terpakai adalah baut pengikat.
-
Kegunaan baut baja untuk Plumbing dan Drainase
Sama halnya dengan lingkup pekerjaan arsitektur, utilitas dan mekanikal elektrikal. Pemakaian baut pada pekerjaan plumbing dan drainase juga sangat kecil. Hal ini karena pada umumnya lingkup pekerjaan ini berkaitan erat dengan saluran air.
Adapun kegunaan baut pada sub pekerjaan ini, sering kita temui saat hendak memasang wastafel. Yang mana perabot ini harus kita tempelkan pada dinding dengan memakai baut tanam. Demikian juga kala memasang shower pada kamar mandi.
Persoalan yang masih tersisa tentang baut baja
Berdasarkan macam-macam kegunaan baut tersebut dapat kita ketahui, bahwa pemakaian baut mur mayoritas kita temukan pada pekerjaan struktur, khususnya rangka baja. Adapun pembahasan lebih dalam tentang material ini pada konstruksi baja. Namun untuk topik ini akan kita lanjutkan pada artikel berikutnya.
Masih terkait tentang kegunaan baut, pada sub pekerjaan arsitektur, utilitas, mekanikal elektrikal serta pada pekerjaan plumbing dan drainase. Jenis baut yang lebih banyak terpakai adalah baut pengikat, namun demikian jumlahnya tidak signifikan.
Dari penjelasan tersebut juga kita tahu, sesungguhnya semua sub pekerjaan pembangunan (proyek) membutuhkan baut. Baik jenis baut mur maupun baut pengikat, tetapi kebutuhannya tidak banyak.
Persoalan yang harus kita selesaikan mengenai baut mur dan eksistensinya pada proyek. Adalah batasan bentuk material, seharusnya yang bagaimana?. Sehingga dapat kita klasifikasikan dalam kategori baut?. Sekali lagi, kategori baut yang kami sampaikan bahwa cukup 2 (dua) jenis saja, masih memerlukan kajian yang lebih jauh. Namun paling tidak dengan adanya “ekperimen” seperti ini, sahabat arsitekta.com, lebih mudah memahami macam-macam kegunaan dan jenis baut, khusus untuk proyek konstruksi.