Esensi alat bantu kerja konstruksi baja tidak boleh dipandang sebelah mata. Walau sifatnya sekedar pelengkap. Dan, digunakan hanya beberapa saat. Tapi, tanpa alat-alat tersebut beberapa proses pabrikasi, pengecatan, hingga instalasi konstruksi bisa menjadi terkendala. Sehingga, menjadi lama. Serta, membuat kualitas pekerjaan jadi rendah.
[Bagian 1] Alat kerja baja berdasarkan eksistensi
Secara umum, alat kerja konstruksi baja ada 2 macam. Pertama, alat kerja inti. Yaitu peralatan pertukangan utama yang digunakan untuk mengolah material baja, agar menjadi bahan bangunan yang siap pasang. Dan, berguna dengan baik.
Semua tukang baja selalu memerlukan (menggunakan) alat inti. Untuk mengukur, memotong, mengelas, membuat lobang, serta pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan pengecatan, dan pemasangan material konstruksi.
Kedua, adalah alat bantu konstruksi baja. Karakteristik alat, antara lain:
- Dioperasikan oleh tenaga kasar (non tukang),
- Berguna sebagai pelengkap alat kerja inti.
- Digunakan secara temporer. Alias, tidak terus menerus.
- Tidak memerlukan perawatan khusus. Seperti biaya servis.
- Harga alat relatif murah.
- Mudah diperoleh,
- Serta banyak pilihan model (alternatif).
Jenis alat, kegunaan dan realisasi
Alat bantu konstruksi baja dapat dibedakan menurut proses pelaksanaan pekerjaan.
1. Alat bantu pabrikasi
Yakni hoist crane. Alternatifnya adalah chain block. Alat ini berguna untuk memindahkan material berukuran besar. Seperti baja WF, dan sejenisnya. Dari suatu tempat, ke tempat lain. Pula, untuk kegiatan bongkar muat material.
Faktanya. Masih banyak workshop baja konvensional, yang tidak memiliki alat ini. Serta, tetap mengandalkan tenaga manusia untuk tugas-tugas tersebut. Sekalipun sudah diketahui, bahwa metode tersebut resiko tinggi.
Namun demikian, pula telah ada beberapa kontraktor baja yang menyediakan hoist crane. Walau hanya hitungan jari. Sehingga pelaksanaan pabrikasi semakin cepat, aman dan nyaman. Sebagaimana yang ditekankan dalam SMK3 (Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja). Supaya resiko kerja di nol-kan (zero).
2. Alat bantu cat
Pada saat kerja konstruksi baja, alat ini diperlukan untuk membantu kelancaran proses pengecatan baja. Serta, untuk menjaga kualitas material yang telah dicat. Contohnya, tenda plastik. Berguna untuk menutupi material. Supaya tidak kotor, tidak kena hujan. Serta cairan-cairan yang dapat menimbulkan kerusakan material.
Sejauh mana urgensi alat ini!. Kan proses pengecatan, dan penyimpanan material selalu di workshop?. Jawabnya. Sangat penting. Material baja yang tersimpan, walau dalam ruangan, tetap rentan terhada korosi. Yakni melalui debu yang menempel, serta temperatur yang berubah-ubah pada suatu ruangan.
3. Peralatan membantu instalasi
Masih terkait dengan tenda plastik. Selain di workshop, benda tersebut juga diperlukan proyek. Manfaatnya adalah untuk menutup material baja. Supaya tidak kehujanan, dan panas yang berlebihan. Sumber utama penyebab terjadinya karat pada besi.
Dari sini diketahui. Secara substansi fungsi tenda plastik adalah sama. Tapi, urgensi alat ini pada saat memasuki proses instalasi. Jauh lebih penting. Sebab potensi terjadinya korosi di proyek, lebih tinggi dibanding di workshop baja.
Selain tenda, alat bantu ereksen konstruksi baja adalah sebagai berikut:
Shock sambung pipa besi
Kegunaannya adalah untuk membantu mengencangkan baut mur. Umumnya alat ini digunakan ketika melaksanakan ereksen baja. Namun, tidak memiliki kunci momen.
Jadi, pengeras mur baut dilakukan dengan cara memanfaatkan kunci pas, atau kunci ring. Lalu, karena gagang kunci ring/pas terlalu pendek, maka disambung dengan menggunakan shock pipa.
Perancah scafolding
Selama kerja konstruksi baja, jumlah scafolding yang Anda butuhkan memang sedikit. Misalnya, bila dibandingkan dengan pekerjaan plafon. Yang mana, scafolding justru termasuk sebagai alat kerja utama.
Namun, kalau scafolding tidak Anda siapkan sejak awal. Serta, tidak menempatkan (stand by) di proyek. Maka, jangan harap pekerjaan berjalan lancar. Terutama pada saat memasuki proses finishing. Mulai dari memasang rangka talang, shear connector kolom, serta perapihan cat.
Semua pekerjaan-pekerjaan yang kami sebutkan tadi. Membutuhkan perancah (scafolding). Bahkan, sifatnya wajib. Sebab, tidak ada alternatif lain. Selain alat tersebut. Mau pakai tangga?.
[Bagian 2] Material bantu konstruksi baja
Bersamaan dengan pemakaian alat bantu. Kala Anda mulai kerja konstruksi baja. Anda pasti memerlukan sejumlah material bantu. Material ini juga sangat penting. Karena perannya sama, dan bahkan sering digunakan secara bersama-sama dengan material utama konstruksi baja.
Ciri-ciri
Selain memiliki fungsi yang sama dengan material inti. Material bantu ini ciri-cirinya adalah dipakai untuk membuat komponen struktur konstruksi. Dengan kata lain, setelah pemasangan, material tersebut akan menjadi satu kesatuan dengan struktur konstruksi.
Ciri-ciri lain adalah sering digunakan bersamaan dengan alat kerja inti. Dan, yang lebih unik lagi. Alat kerja inti tadi tidak dapat Anda operasikan, jikalau material bantu ini tidak ada. Penasaran bukan?.
Jenis-jenis
Material bantu kerja konstruksi baja, beserta kegunaannya sebagai berikut:
- Kawat las = untuk melaksanakan pengelasan. Jenis kawat tidak perlu kami uraikan. Sebab telah mewakili seluruh jenis material yang dimaksud.
- Oksigen (O2) = untuk melaksanakan pemotongan baja. Dengan metode nyala api, atau menggunakan alat potong blender.
- Pelumas mesin = selain untuk melumasi peralatan mesin. Juga digunakan pada saat mengoperasikan bor hidrolik.
- Air bersih = sebagai pengganti pelumas. Namun, penggunaannya khusus pada saat membuat lubang baut dengan bor magnet.
- Pengencer cat = untuk melaksanakan pengecatan baja.
Resiko dan realita pelaksanaan pekerjaan
Berdasarkan penjelasan diatas. Kedua unsur (alat bantu, dan material bantu) konstruksi baja tidak boleh dipandang sebelah mata. Sebab, dapat menghambat pekerjaan. Ternyata tidak tanggung-tanggung. Sejak pabrikasi, instalasi, maupun pekerjaan cat. Meliputi seluruh proses pelaksanaan pekerjaan konstruksi baja.
Hal tersebut wajar kalau berdampak pada kualiatas. Sebab, salah satu tahap saja tidak berjalan dengan baik. Dipastikan proses pelaksanaan pekerjaan berikutnya, akan turut terdampak. Akhirnya, sangat wajar pula, kalau
mengakibatkan anggaran biaya bengkak.
Sedemikian urgensi alat, serta material bantu kerja konstruksi baja. Toh, masih ada yang anggap remeh. Lalu, mencari metode lain pada saat pelaksanaan pekerjaan. Misalnya memanfaatkan alat, dan material yang ada. Padahal jelas-jelas sesuai dengan fungsi yang sebenarnya.
Sungguh sebuah ironi. Satu sisi, ingin agar pekerjaan konstruksi cepat selesai, mematuhi RKS, dan standar K3. Namun, sisi lain yang lain. Pekerja (kontraktor) tidak mampu menyediakan alat/material bantu kerja, yang notabene tidak dalam jumlah yang banyak.
[Penutup] Esensi alat dan material terkait dengan biaya
Dalam BoQ, maupun RAB baja. Alat dan material bantu kerja konstruksi baja. Tidak pernah tercantum. Maka, sering dianggap telah menjadi satu kesatuan dengan material yang lain. Padahal bukan. Sejauh pengamatan kami, sebaiknya item ini dicantumkan. Untuk penawaran harga pekerjaan baja.
Pula, yang membuat peran kedua unsur tersebut. Selama ini terasa sangat terabaikan adalah tidak pernah di uraikan secara detail dalam RKS. Akhirnya, jasa konstruksi anggap remeh. Bahkan, lalai akan dampak maupun kewajiban-kewajiban yang seharusnya dipenuhi.
Sebagaimana disebutkan dalam perjanjian kerja. Bahwa segala resiko pelaksanaan pekerjaan baja adalah tanggungjawab kontraktor. Maka dari itu, semoga penjelasan ini menambah pengetahuan, dan kesadaran kita tentang esensi alat bantu, maupun material bantu kerja konstruksi baja.