Seperti dilansir beberapa media nasional. Pabrik baja terbesar di dunia, saat ini ada 2. Salah satunya adalah berada di Indonesia. Tepatnya di Kawasan Industri Cilegon, Banten. Sedangkan satu lagi, ada di Amerika Serikat. Luar biasa bukan?.
Lalu, dibalik rasa bangga tersebut. Apakah teman-teman tahu hubungan antara pabrik baja, workshop baja, dan proyek konstruksi?. Sepertinya belum. Oke. 3 unsur ini akan kami ulas satu per satu. Dalam perspektif produk, serta proses produksi.
Industri baja
Adalah sebutan lain untuk pabrik baja. Yaitu sebuah perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan (manufaktur) berbagai jenis logam. Dari bahan mentah, hingga menjadi suatu barang (produk) yang bisa dipergunakan untuk beragam keperluan. Misalnya untuk bahan bangunan, konstruksi otomotif, alat transportasi, alat pertanian, dan masih banyak lagi.
a. Ragam jenis produk
Sesuai namanya. Semua produk yang dihasilkan oleh pabrik baja adalah terbuat dari logam. Memiliki kelas mutu, bentuk, ukuran, maupun warna yang beraneka macam. Gambar dibawah ini adalah salah satu jenis material baja. Yang sering digunakan untuk konstruksi bangunan.
Mutu baja konstruksi adalah minimal Bj 37. Atau, memiliki tegangan akhir sampai dengan 3.700 kg/mm². Sementara bentuk material, identik dengan huruf. Antara lain bentuk H, L, U, C, bentuk kotak, bulat, serta berupa lembaran. Material-material ini familiar dengan sebutan baja profil. Oleh para pelaku konstruksi, maupun pabrik baja.
b. Proses produksi dan ragam warna material baja
Sebagaimana kita ketahui, warna material baja ada 3 macam. Yaitu: 1]. Warna gelap, atau abu-abu. 2]. Putih, dan 3]. Silver. Dari warna material ini, sebenarnya bisa diketahui proses produksi. Maupun fungsi material.
Semisal, material baja yang berwarna silver. Adalah besi stainless. Adalah terbuat dari High carbon steel (baja paduan karbon tinggi. Dan, mengandung karbon sebesar 0,6-1,7%. Kegunaannya adalah untuk perabot rumah tangga, perkakas dapur, serta bahan bangunan yang berkaitan dengan pekerjaan finishing.
Sementara itu, material logam yang berwarna putih adalah alumunium. Pun, berguna untuk berbagai macam keperluan konstruksi yang berhubungan dengan finishing. Antara lain membuat pintu dan jendela, serta pekerjaan-pekerjaan yang interior, dan arsitektural bangunan.
Workshop baja
Atau terkenal dengan istilah bengkel konstruksi baja. Beberapa waktu lalu, telah kami ulas dalam satu artikel khusus. Mengenai ragam jenis, fungsi, serta fasilitas yang harus tersedia. Anda membaca artikel tersebut melalui tautan ini.
Kali ini yang menjadi pokok pembahasan, adalah hubungan workshop dengan pabrik baja. Ditinjau dari segi persamaan aktivitas, dan perbedaan produk.
1. Kesamaan aktivitas
Kegiatan yang dilakukan di workshop, dan pabrik sangat mirip. Ada 3 macam aktivitas yang sama. Yaitu: memanasi, memotong, serta membuat lubang pada material baja.
Proses pemanasan dilakukan di pabrik baja merupakan bagian dari proses membentuk material. Sedangkan, yang dilakukan di workshop, adalah dalam rangka melaksanakan pemotongan, serta pengelasan material. Beda bukan?.
Sementara itu, aktivitas pembuatan lubang. Di workshop relatif lebih mudah. Karena fungsi lubang adalah untuk sambungan baut mur. Sedangkan, di pabrik baja adalah untuk membuat rongga pada material. Seperti besi pipa.
2. Perbedaan produk
Produk pabrik baja mayoritas berupa bahan setengah jadi. Material tersebut harus Anda olah kembali, supaya benar-benar berguna. Misalnya untuk keperluan konstruksi bangunan. Anda perlu tempat khusus. Untuk melakukan pabrikasi baja. Tempat tersebut bernama workshop konstruksi baja.
Dengan demikian proses pabrikasi dapat berjalan lancar. Dan, menghasilkan konstruksi bangunan yang berkualitas, tahan lama, serta tidak mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan. Misalnya pencemaran udara, air dan tanah.
Pula, sebagian kecil memang ada pabrik baja yang mengeluarkan produk khusus. Berupa material prefabrikasi yang siap pakai. Namun, pihak pabrik umumnya tetap komitmen sebagai produsen.
Oleh sebab itu, pekerjaan instalasi material selalu diserahkan kepada pihak ke-3. Dalam hal ini paling kompeten adalah jasa konstruksi, atau kontraktor. Nah, kontraktor-lah sebenarnya sang empunya workshop baja. Bukan pabrik. Ketemu kan perbedaan yang lain?.
Konstruksi bangunan
Konstruksi bangunan, atau proyek konstruksi adalah salah satu implementasi penggunaan material baja, yang bisa dinikmati secara langsung oleh masyarakat luas. Hal tersebut bisa tercapai, tentunya oleh campur tangan: 1]. Kontraktor, sebagai aplikator, serta 2]. Pabrik baja, sebagai produsen. Hubungan 3 unsur ini, bisa Anda lihat pada gambar paling atas.
Penting Anda ketahui. Hampir semua bangunan di Indonesia memerlukan, dan menggunakan material baja. Bahkan sekelas RSS (Rumah Tinggal Sederhana), pun memakai produk baja. Sekurang-kurangnya untuk membuat sloof, kolom praktis dan ring balok. Apalagi gedung bertingkat. Dan, bangunan yang besar.
[Kesimpulan] Rantai kebutuhan material
Kaitannya dengan material baja, serta bahan-bahan bangunan lain, yang terbuat dari logam. Pabrik baja (industri), bengkel konstruksi (workshop), dan bangunan (konstruksi), adalah saling membutuhkan satu sama lain. Sebagaima layaknya sebuah rantai makanan.
Pabrik tidak akan beroperasi. Bilamana workshop tidak jalan. Lalu, workshop sendiri, bakal berhenti. Jikalau masyarakat tidak membutuhkan material baja. Tapi, masyakat jangan harap bisa membangun suatu bangunan tanpa menggunakan material logam. Kesimpulannya apa?.
- Pabrik baja bakal beroperasi selama-lamanya. Selama manusia masih membutuhkan bangunan, sebagai bagian dari kebutuhan sekunder.
- Workshop baja akan tetap eksis. Jikalau pabrik, dan proyek konstruksi masih membutuhkan material baja.
- Sampai saat ini belum ditemukan satu jenis material, yang mampu menggantikan peran baja. Oleh sebab itu, sampai kapan pun material baja tetap dibutuhkan.
Demikian ulasan mengenai proyek konstruksi, workshop dan pabrik baja. Semoga dengan penjelasan ini, teman-teman mengetahui proses pengadaan material bangunan, dari hulu. Hingga hilir.