6+ cara melestarikan lingkungan alam, akan menjadi isu yang hangat sepanjang masa. Setiap generasi akan berurusan dengan topik ini. Tak kecuali orang kaya, miskin. Yang berpendidikan atau tidak. Pengusaha atau pengangguran. Hidup di perkotaan atau desa. Semua wajib terlibat. Persoalannya semakin pelik. Ketika hanya segelintir orang yang peduli.
Sementara itu, semua bidang ilmu telah menyinggung tentang pentingnya pelestarian lingkungan. Terlebih jurusan arsitektur. Hasilnya apa?. Lagi-lagi, hanya sedikit arsitek yang peduli. Dan mengaplikasikan pencegahan kerusakan lingkungan dalam desain. Yang lain ‘lewat’ begitu saja. Padahal tanpa biaya loh. Kok susah amat iya..
Cara arsitek menjaga lingkungan alam tetap asri
6+ cara melestarikan lingkungan versi arsitekta.com antara lain: 1]. Optimasi SDA (Sumber Daya Alam), 2].Hemat energi, 3].Minimalisir limbah, 4].Menggunakan material terbaik, 5].Memasukan kearifan lokal, dan 6].Menyediakan RTH (Ruang Terbuka Hijau). Implementasi konsep untuk menghasilkan desain arsitektur. Dan pro terhadap lingkungan alam adalah:
1. Memanfaatkan SDA dengan bijak
SDA ada 2 macam, yaitu yang cuma-cuma. Atau tanpa konsekuensi apapun ketika anda gunakan. Walau dengan jumlah yang sangat banyak. Karena sumbernya memang melimpah. Dan tanpa batas waktu. Yaitu cahaya matahari dan udara. Yang kedua adalah SDA yang dapat anda manfaatkan tetapi dengan jumlah yang terbatas. Contoh bahan bangunan dari alam. Seperti kayu, batu, pasir dan sebagainya.
Salah satu penyebab kerusakan lingkungan alam adalah karena penggunaan material bangunan alami secara berlebihan. Sementara itu tidak menggunakan energi secara hemat. Padahal sumbernya berlimpah dan gratis. Itu sebabnya harus bijak untuk membuat desain arsitektur. Karena harus mempertimbangkan semua hal secara arif.
2. Menggunakan energi secara hemat
Bagian yang tak kalah penting. Dari 6+ cara melestarikan lingkungan alam yaitu energi. 2 Macam energi yang bersinggungan langsung dengan desain arsitektur yakni listrik dan air. Namun jika sudah menginjak proses konstruksi. Maka anda akan menghadapi persoalan baru lagi. Yaitu bahan bakar. Oleh karena itu sebagai arsitek yang inovatif. Anda tidak dapat memisahkan 3 macam energi tersebut. Walau anda hanya mendapat tugas sebagai perencana.
Sejatinya tanggungjawab arsitek bukan sebatas desain. Melainkan termasuk pada saat pelaksanaan bangunan, operasi dan pemeliharaan. Hingga penghancuran bangunan (destroy). Untuk kembalikan ke alam. Implementasi penggunaan energi dan SDA secara bijak. Serta hubungannya dengan tugas arsitek seperti diagram berikut.
3. Menghindari dan meminimalisir limbah
Pentingnya 6+ cara melestarikan lingkungan. Salah satunya adalah untuk mencegah dan meminimalisir limbah. Baik yang terjadi pada saat pelaksanaan pembangunan, pasca pembangunan, serta pada masa penghancuran bangunan. Seperti anda ketahui 3 situasi tersebut menghasilkan limbah yang berbeda-beda.
Ketika proses pembangunan bentuknya berupa waste construction. Sementara ketika bangunan sudah jadi. Wujudnya menjadi sampah dan Co2, yang dihasilkan oleh orang-orang yang melakukan aktivitas pada bangunan. Sedangkan kala masa buildings destroyer. Semua akan menjadi limbah/sampah. Oleh karena itu walaupun pada saat proses desain. Untuk misi melestarikan lingkungan alam. Maka desain arsitektur yang anda buat, wajib dengan konsep zero waste.
4. Memakai material yang terbaik & ramah lingkungan
Upaya konkrit dari 6+ cara melestarikan lingkungan. Salah satunya adalah menggunakan material yang berkualitas. Serta ramah lingkungan. Kategori material yang ramah lingkungan, ada 4 yaitu:
- Material tidak mengandung unsur kimia. Karena dapat mengakibatkan gangguan kesehatan. Bagi pekerja maupun pengguna bangunan kelak.
- Material tersedia pada lingkungan sekitar. Artinya anda tidak perlu mendatangkan bahan-bahan bangunan dari tempat jauh. Melainkan mengutamakan yang terdekat.
- Perbuatan bahan. Tidak melalui proses mesin canggih. Karena akan membutuhkan energi besar. Untuk mengoperasikan mesin tersebut.
- Pasca pemakaian. Material bisa anda daur ulang (recycle). Dan berguna kembali untuk keperluan bangunan atau yang lain. Dengan demikian tidak menjadi waste proyek.
5. Melestarikan kearifan lokal sebagai bagian dari konsep
Kearifan lokal merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan lingkungan alam. Tetapi sangat disayangkan. Sejak munculnya istilah (era?) arsitektur minimalis modern. Sepertinya hal-hal yang terkait dengan budaya. Dan geografis mulai terlupakan. Padahal arsitektur-arsitektur era sebelumnya. Tetap memasukkan unsur-unsur kearifan lokal. Sebagai bagian dari konsep desain.
Pentingnya paduan unsur lokal dalam desain. Karena dengan cara itu anda bisa mempertahankan lingkungan alam. Agar tetap seperti kondisi semula. Jika tidak?. Berarti anda menciptakan lingkungan yang baru. Alih-alih dengan slogan pelestarian lingkungan. Padahal sejatinya tidak.
6. Menyediakan & menjadikan RTH sebagai lingkungan binaan
6+ cara melestarikan lingkungan dapat anda mulai dari hal-hal kecil. Misalnya tentang penyediaan RTH. Dalam skala mikro adalah pada bangunan hunian. Yaitu minimal 40% dari luas tapak rumah. Apakah hal itu sudah terlaksana?. Kalau di pedesaan pasti sudah. Namun bagaimana dengan yang di kota?. Yang gembar-gembor dengan konsep minimalis modern. Pun ternyata kurang mematuhi ketentuan tentang RTH.
Oleh karena itu tidak perlu muluk-muluk. Dalam rangka pelestarian lingkungan tidak harus untuk lingkup yang besar. Jika semua rumah masa kini memiliki RTH. Maka dengan sendirinya setiap rumah tangga bisa memanfaatkan ruang kosong tersebut sebagai lingkungan binaan. Misalnya untuk menanam bunga, membuat kolam ikan dan sebagainya.
Regulasi untuk mendukung aksi peduli lingkungan
6+ cara melestarikan lingkungan ini dapat berhasil bila mendapat dukungan dari pemerintah. Secara khusus penerapan regulasi. Bukan hanya sebatas diatas kertas. Melainkan dijalankan secara ketat. Tak bisa disangkal kerusakan lingkungan lebih banyak terjadi di kota. Hal itu sangat wajar. Karena pertumbuhan penduduk begitu cepat. Sementara ketersediaan ruang semakin sempit.
Kalau mau jujur sebenarnya peraturan-peraturan telah ada. Namun kesadaran masyarakat masih kurang. Bahkan dari kalangan arsitek pun, masih ada yang tidak menjalankannya secara benar. Walau hal tersebut tidak terungkap secara lisan atau tertulis. Namun mudah terbaca dalam desain yang dia hasilkan. Bahwa dia tidak sepakat melakukan kampaye pelestarian lingkungan melalui desain.
Oleh karena itu harus ada tindakan tegas dari pemerintah. Misalnya tidak memberi IMB. Menaikkan pajak secara pribadi. Atau mungkin dalam bentuk pajak progresif. Sebagai bentuk sanksi atas pelanggaran. Dan sebagainya. Singkatnya, banyak upaya lain yang bisa dilakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan.
[Penutup] Sosialisai pelestarian lingkungan bagi masyarakat
Jika semua arsitek sepakat. Maka sangat mudah untuk mewujudkan lingkungan yang asri. Hanya melalui desain saja, setiap saat arsitek bisa melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Sama seperti yang kami sebut sebelumnya. Yaitu mulai dari hal-hal yang kecil. Karena jika pada desain bangunan yang sederhana saja anda tidak mengupayakan konsep green building. Akan semakin sulit mewujudkan pada bangunan yang besar. Misalnya pada bangunan bertingkat, mixused bulding. Apalagi untuk lingkup sebuah kawasan.
Terakhir. Menurut kami barometer keberhasilan arsitek, bukan karena pelanggan telah puas melalui desain kita buat. Melainkan sejauh apa pelanggan bisa kita pengaruhi. Dan bersedia membayar desain yang kita buat. Demikian 6+ cara melestarikan lingkungan. Semoga bermanfaat.