Spandek dapat diterapkan untuk penutup atap bangunan dengan berbagai macam bentuk. Mulai dari bentuk atap datar/menerus, atap pelana, joglo maupun atap lengkung. Namun untuk mencapai hal tersebut persoalan yang sering dihadapi adalah mengenai rangka atap spandek sendiri.
Misal ketika ingin membuat bentuk lengkung, berarti rangka atap yang disediakan juga harus lengkung. Pertanyaan, kira-kira material apa yang dapat dibentuk melengkung dan kokoh?. Jawabnya material besi baja.
Pertanyaan berikutnya, bagaimana caranya agar pemasangan konstruksi atap mudah dilakukan dan hemat biaya?. Menjawab pertanyaan ini penting diketahui dulu ragam jenis komponen konstruksi atap spandek.
Pengertian dan komponen minimal atap
Rangka atap spandek adalah sejumlah material yang terpasang dengan pola tertentu pada bagian atap bangunan untuk selanjutnya digunakan sebagai rangka pemasangan spandek.
Berapa banyak komponen rangka yang dibutuhkan untuk memasang atap spandek?. Minimal 2 macam, yakni kuda-kuda dan gording. Jadi, untuk memasang atap spendek tidak perlu pakai usuk dan reng. Sebab usuk dan reng hanya diperlukan ketika memasang atap genteng saja.
Dalam hal penyiapan rangka kuda-kuda dan gording untuk keperluan pemasangan atap spandek, aspek-aspek yang harus dipertimbangkan sebagai berikut:
- Tebal atap spandek
- Bentuk atap bangunan yang hendak dibuat.
Tebal minimal atap spandek dan pengaruh-pengaruhnya
Tebal minimal spandek yang tersedia di pasaran adalah 0,20 mm. Namun yang paling umum digunakan untuk atap bangunan adalah tebal 0,30 sampai 0,40.
Spandek tebal 0,20 dan 0,25 paling cocok digunakan untuk cladding, lisplang, atap kanopi, atau untuk atap pada bangunan-bangunan non fungsional. Seperti rumah pompa, kandang ternak dan sebagainya.
Pengaruh menggunakan rangka atap spandek yang dibawah standar ada 2, yaitu:
- Tidak mampu memikul berat atap, beban angin, maupun beban berguna yang timbul pada saat maintenance atap.
- Tidak mampu menehan berat plafon yang terpasang dibawah rangka.
Sementara itu pengaruh menggunakan material spandek yang tipis adalah:
- Mudah penyok/sobek
- Suara hujan lebih jelas terdengar
- Rangka gording harus rapat
- Tidak tahan di injak.
Jarak minimal rangka atap spandek
Dalam hal persiapan rangka sesungguhnya tidak dibedakan antara atap spandek gelombang biasa atau spandek pasir. Sebab pada prinsipnya semua rangka atap untuk pemasangan spandek adalah sama.
Sebagaimana disinggung di atas. Rangka yang harus disiapkan untuk memasang atap spandek adalah kuda-kuda dan gording. Jarak kuda-kuda ditentukan menurut kondisi dan bengan bangunan. Sementara jarak gording adalah menurut tebal spandek.
Lalu bagaimana tahapan menentukan konstruksi rangka atap spandek?. Jawabannya sama dengan konstruksi atap genteng. Tahap pertama, Anda tentukan dulu tebal atap spandek yang akan digunakan.
a. Pertimbangan menentukan tebal atap
Nah, menentukan tebal spandek pun harus dengan beberapa pertimbangan. Antara lain:
- Bentang bangunan
- Ketinggian (posisi pasang) rangka atap, dan
- Sudut kemiringan atap.
Bentang bangunan yang lebar mengakibatkan pemasangan atap spandek harus sambungan. Oleh sebab itu sambungan harus dibuat sempurna, supaya tidak terjadi bocor. Salah satu upaya untuk itu ialah menggunakan atap yang tebal.
Pemasangan atap bangunan yang tinggi, misalnya diatas 10,0 meter akan mengakibatkan beban angin makin besar. Maka dari itu, supaya atap tahan terhadap beban tekan dan hisap angin, Anda harus pakai atap yang tebal.
Terakhir, sudut kemiringan rangka atap spandek juga menentukan kuat tidaknya atap terhadap beban angin dan hujan. Sudut atap yang terjal mengakibatkan beban angin sangat tinggi, namun beban hujan sangat rendah. Sebaliknya, bila sudut kemiringan dibuat landai maka beban angin sangat kecil, tapi berat hujan makin besar.
Oleh sebab itu memilih tebal atap harus cermat. Atap spandek 0,35 misalnya cocok untuk bangunan bentang >_15 meter, dengan susut kemiringan 15 derajat atau lebih, dan dengan ketinggian pemasangan atap <_8,0 m.
b. Pertimbangan menentukan jarak gording dan kuda-kuda
Setelah menentukan tebal atap spandek. Langkah berikutnya adalah menentukan material konstruksi atap. Apakah seluruhnya terbuat dari 1 jenis material atau kombinasi. Untuk ini pilihan yang terbaik adalah satu jenis material.
Akan tetapi jika tidak memungkinkan, kombinasi beberapa jenis material juga tidak masalah pada pemasangan atap spendek. Hanya diperlukan kemahiran pada saat modifikasi sistem konstruksi. Misal antara cor beton dan kayu, atau material baja.
Pada sebuah konstruksi rangka atap spendek, beton bertulang sering aplikasikan sebagai kuda-kuda. Sementara material baja (besi CNP) digunakan sebagai gording. Nah, agar gording terpasang dengan sempurna pada kuda-kuda berarti harus menggunakan las, atau pasangan batu bata.
Sistem sambungan tersebut juga secara langsung akan mempengaruhi jarak pasang kuda-kuda dan gording. Jika semakin lebar berarti dimensi material yang dibutuhkan semakin besar. Demikian juga sebaliknya.
Desain rangka atap spandek minimalis
Setelah tebal atap spandek dan jenis material rangka telah ditentukan. Tahap terakhir adalah merancang desain konstruksi atap.
Untuk membuat desain rangka atap yang minimalis dan hemat biaya, dibutuhkan beberapa data tambahan antara lain:
- Ukuran bentang
- Bentuk atap bangunan
- Pembuangan air hujan dari atap
Ragam bentang atap dan jenis bangunan
Bentang atap bangunan bisa 1, namun bisa juga lebih. Bentang bangunan yang bermacam-macam menandakan bahwa atap bangunan terdiri dari berbagai macam bentuk. Misal kombinasi antara atap pelana dan trapesium, atau atap limas dengan pelana.
Kombinasi bentuk atap sering terjadi pada rumah tinggal. Dimana bagian utama adalah bentang bangunan rumah yang paling lebar, sementara bagian yang lain adalah sebagai kanopi. Dengan bentangan yang lebih kecil.
Untuk itu desain rangka atap spandek harus dibuat menyatu. Supaya antara atap utama dan atap kanopi tidak terpisah. Dalam hal ini maka dipastikan akan terjadi talang jurai, yang menjadi penghubung antara 2 atap tersebut.
Adapun bentang atap tunggal adalah sering diterapkan pada bangunan gudang atau pabrik. Karena ukuran bentang sangat lebar, maka bentuk atap yang paling ideal adalah pelana.
Nah, bentuk atap pelana sendiri sama sekali tidak membutuhkan juarai. Oleh sebab itu lebih mudah merancang rangka atap bentuk pelana, dibanding bentuk-bentuk atap bangunan yang lain.
Sistem pembuangan air hujan dan pengendalian
Makin sedikit bidang atap bangunan, maka semakin mudah untuk mengendalikan arah aliran air hujan. Sebaliknya makin banyak aliran hujan pada atap, dipastikan semakin rawan bocor.
Oleh pertimbangan itu maka desain rangka atap spandek dibuat sesederhana mungkin. Caranya adalah mengusahakan agar bentuk atap pelana atau lengkung. Pilihan kedua adalah atap trapesium. Dan pilihan ketiga ialah kombinasi antara antara pelana dengan trapesium.
Alasan mengutamakan atap pelana atau lengkung, karena aliran air hujan dari kedua bentuk atap ini hanya 2 arah. Yakni sisi kanan dan kiri.
Sementara atap trapesium dan limas 4 arah. Lalu, kalau kombinasi berarti aliran hujan bisa mencapai 6 arah. Nah, kira-kira mudah mengendalikan yang mana?.
Biaya rangka atap spandek dan komponen yang mempengaruhi
Semakin mudah proses pengendalian air hujan dilakukan tentu biaya pemasangan atap juga akan makin rendah. Sebaliknya jika Anda melakukan pengendalian air hujan dengan berbagai macam cara, misalnya menggunakan jurai, talang datar, dan talang vertikal berarti biaya yang dibutuhkan untuk pemasangan atap semakin tinggi.
Oleh sebab itu biaya pemasangan atap spandek sebenarnya tidak hanya dipengaruhi oleh rangka. Melainkan termasuk komponen-komponen pelengkap atap. Selain talang dan jurai adalah lisplang.