Banyak hal yang harus diputuskan pada saat pabrikasi baja, yang mana sebelumnya tidak pernah terpikirkan. Bahkan, tidak dijelaskan dalam gambar detail konstruksi, maupun RKS baja. Salah satu contoh adalah plat baja sambungan. Apakah memenuhi syarat, atau tidak.
Sebagaimana kita ketahui, beberapa baja profil kala digunakan untuk struktur konstruksi. Jelas harus melalui sambungan. Dan, hal itu di izinkan. Tentu dengan syarat-syarat khusus. Lalu, bagaimana dengan plat baja?. Apakah boleh?. Jawabnya tidak.
Pengertian, dasar, dan tujuan melakukan sambungan
Plat baja sambungan artinya sebuah komponen struktur baja yang terbuat dari material plat lembaran, tapi bukan dalam kondisi utuh. Melainkan, sebelumnya telah melalui proses sambungan las. Kondisi material yang dimaksud seperti pada video short ini.
Ide ini muncul, awalnya disebabkan oleh adanya waste. Akibat pemotongan plat baja. Namun, waste tersebut ingin di manfaatkan kembali. Tentu dasar pemikiran seperti ini, bisa diterima. Karena motivasinya baik. Tapi, tidak ada cara lain?.
Untuk diketahui, pada saat memotong plat baja lembaran. Sesuai dengan ukuran komponen struktur. Misalnya, ketika membuat pelat kuda-kuda WF 350. 1 lembar plat baja setelah dipotong, akan menyisakan ukuran:
1. 175×500 mm
2. 150×2.100 mm
3. 125×2.400 mm
Cukup banyak bukan?. Mari, kita hitung berdasarkan persentase. Sisanya (waste) adalah 24,4% dari luas plat baja lembaran. Maka dari itu, wajar kalau ada ide untuk memaksimalkan penggunaan plat. Salah satu cara yang paling ekstrim adalah membuat plat baja sambungan.
Sebentar. Anda pasti penasaran kan, bagaimana cara menghitung persentase tadi?. Tenang. Hal tersebut sudah kami jelaskan pada artikel khusus. Dengan judul “Standar Ukuran Pelekat, Baut dan Rib Baja WF”. Pun, bisa Anda temukan dalam website ini.
Dampak menggunakan plat baja sambungan
Ada 3 alasan mengapa tidak di perbolehkan. Secara langsung, maupun tidak langsung yaitu:
1. Saat pabrikasi baja
Anda pikir menyambung plat baja mudah?. Sulit bro!. Pekerjaan ini sama sulitnya dengan membuat baja kastela. Bisa bayangkan kan seperti apa bentuk baja profil rekayasa tersebut?. Demikian halnya membuat plat baja sambungan.
Ukuran plat memang tidak besar/panjang. Tapi, proses las untuk membuat 1 buah plat, bisa berhari-hari. Pun, permukaan plat belum tentu rata. Belum lagi soal kualitas sambungan las. Jelas, tidak sebagus sambungan las pada baja profil lain. Mengapa?.
Karena Anda menyambung plat baja secara sembunyi-sembunyi. Maka, bekas las pasti Anda rapihkan. Supaya terlihat seperti tanpa sambungan. Dan, permukaan las tidak kelihatan menonjol. Hal tersebut membuat mutu sambungan las jadi lemah.
2. Kendala pada saat ereksen
Akibat las yang tipis, plat baja sambungan mudah lepas. Hal tersebut sering terjadi ketika plat tersebut digunakan sebagai media untuk sambungan baut. Misalnya pelekat balok dengan tiang kolom. Terlebih lagi sebagai landasan.
Maka dari itu, untuk menjaga agar (sambungan) plat baja tidak retak. Proses pengencangan mur baut sering tidak maksimal. Lalu, tahu dampak berikutnya?.
3. Setelah konstruksi baja terpasang
Dampak terakhir. Paling fatal adalah kegagalan konstruksi. Setelah konstruksi terpasang seluruhnya. Termasuk penutup atap, serta fasilitas bangunan yang berada pada struktur baja. Seperti plafon, lampu, serta instlasi-instalasi lainnya.
Pada saat itu, boleh dikata beban konstruksi bangunan telah mencapai puncaknya. Titik sambungan yang paling lemah, akan menjadi sasaran kerusakan struktur. Akibat beratnya bangunan, serta beban eksternal yang harus dipikul. Misalnya beban angin, dan gempa.
Hal ini tidak bisa diprediksi. Namun, cepat atau lambat. Karena konstruksi baja juga mengalami titik jenuh. Maka, saat itulah plat baja sambungan retak, dan mengakibatkan rubuh. Amit-amit.
Penggunaan plat baja sisa tidak efektifkah?
Dengan pertimbangan resiko yang akan dihadapi. Jawabnya tidak efektif. Dari segi waktu. Jelas proses pengerjaan jauh lebih lama. Dibanding menggunakan plat baja yang masih utuh. Lalu, dari segi manfaat. Terbukti tidak maksimal. Terakhir, dari segi kualitas. Sangat rendah.
Oleh sebab itu, sekali lagi. Penggunaan baja plat sambungan tidak di perkenankan. Satu-satunya cara memanfaatkan plat baja sisa potongan adalah Anda gunakan sebagai:
- Rib balok, dan kuda-kuda WF
- Sepatu gording, dan rangka cladding
- Sepatu kres (ikatan angin),
- Plat buhul kuda-kuda cremona.
- Dan lain sebagainya.
Kapan komponen tersebut bisa digunakan?. Iya, menunggu pas proyek itu ada. Artinya biarkan material plat baja sebagai stock. Jangan di jual rongsok. Atau, besi bekas. Pun, jangan digunakan secara paksa. Sekalipun dianggap telah memenuhi syarat.
[Rahasia] Cara mengetahui plat baja sambungan, atau tidak!
Kalau posisi belum di cat. Terlihat jelas bekas sambungan las. Sekalipun sudah di rapihkan dengan menggunakan mesin gerinda. Permukaan plat akan terlihat putih, akibat gesekan mesin gerinda.
Bagaimana kalau sudah dilapisi cat?. Caranya ada 2, yaitu melalui: 1]. Pengamatan visual, atau 2]. Menggunakan sikat kawat. Bilamana sudah pengalaman, cara pertama sudah cukup. Sedangkan untuk uji coba, silahkan lakukan kedua tips tersebut.
a. Pengamatan langsung
Tampilan cat baja bekas gerinda, akan lebih halus dibanding permukaan baja yang asli. Yang asli sedikit kasar. Oleh sebab itu, sembari melalukan pengamatan. Permukaan baja yang sudah di cat Anda raba. Kalau halus/rapih berarti bekas las.
b. Pakai sikat
Hal ini dilakukan untuk menampilkan wujud asli material baja. Atau, kondisi sebelum dilakukan pengecatan. Setelah Anda sikat, akan kelihatan bagian yang bening/putih, dan abu-abu/hitam. Jikalau warna baja terlihat putih, berarti bekas sambungan.
Demikian ulasan dampak penggunaan plat baja sambungan. Cara menggunakan plat baja sisa yang tepat. Serta, tips mengetahui apakah material baja, bekas sambungan atau tidak. Semoga bermanfaat.