Menerapkan sambungan full baut pada konstruksi baja sangat mudah. Sebab media, serta alat yang gunakan tidak banyak. Bahkan mudah diperoleh. Tapi akhir-akhir ini, metode ini mulai tidak diminati. Dan tetap memilih model lama. Yakni sistem baut dan plat sambung/connecting. Mengapa demikian?. Ulasan selengkapnya berikut ini.
Alasan kuat memilih sambungan baut pada konstruksi
Sambungan baut merupakan salah satu jenis sambungan tidak tetap. Serta yang paling banyak diterapkan pada konstruksi baja. Karena sambungan dapat dilepas dengan mudah. Serta dipasang kembali tanpa merusak lubang baut, maupun material konstruksi. Oleh karena itu, seharusnya selalu di upayakan menerapkan sambungan full baut. Kalau memang terpaksa. Baru menggunakan sambungan las. Seperti yang dilakukan pada rangka atap space frame.
Kemudahan memasang dan melepas konstruksi. Memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap anggaran. Selain cepat selesai. Juga memudahkan proses pemindahan (langsir) material. Dengan demikian, biaya pengerjaan jadi hemat. Oleh sebab itu, tidak heran kalau konstruksi bekas pun banyak yang diperjual-belikan. Bukan sebagai rosok. Melainkan untuk digunakan kembali pada proyek bangunan.
Pengertian, contoh, kelebihan dan kelemahan sambungan ini
Sambungan full baut artinya metode menyambung material baja dengan menggunakan baut mur sebanyak-banyaknya. Tanpa ada proses pengelasan sama sekali. Memang bisa?. Bisa!. Yaitu dengan tambahan 1 alat bantu sambung. Yakni besi siku. Fungsinya adalah sebagai penghubung antara 2 jenis balok baja. Contoh sambungan seperti gambar berikut.
Keterangan gambar:
- Media penyambung menggunakan 2 buah besi siku L 80x80x8. Masing-masing dengan panjang 290 milimeter.
- Baut sambung Ø3/4” HTB (A-325) sebanyak 12 buah. 4 buah terpasang pada balok WF 350, dan 8 buah pada balok WF 500.
a. Kelebihan sambungan balok baja sistem ful baut
Menerapkan sambungan full baut dapat dilakukan pada balok dak, kuda-kuda, konsol dan sebagainya. Dengan catatan terbuat dari material Kanal C (CNP), Kanal U (UNP), WF dan H-Beam. Kelebihannya adalah:
- Proses pengerjaan sangat mudah dan cepat. Sehingga-
- Biaya pabrikasi baja lebih hemat.
- Kuat dan kokoh,
- Tidak rawan korosi. Sebab tidak menggunakan pengelasan.
- Komponen sambungan secara terpisah. Mengakibatkan proses pengiriman material sangat mudah.
b. Kelemahan menerapkan baut sambung full pada balok baja
Antara lain:
- Lubang baut sering meleset. Akibat proses pabrikasi tidak dilakukan secara hati-hati. Sehingga pemasangan balok menjadi lama. Serta tidak sempurna.
- Walau tidak ditemukan lubang baut yang meleset. Pada dasarnya proses pemasangan balok sudah relatif lebih lama, dibanding dengan model lama. Karena baut mur yang dipasang sangat banyak.
Cara menentukan besi siku sebagai alat bantu sambung balok
Besi siku satu-satunya media yang paling cocok, untuk menerapkan sambungan full baut. Karena pilihannya sangat banyak. Yakni mulai dari L 30x30x3 hingga L 250x250x25. Sehingga besi siku mudah di aplikasikan untuk semua balok baja. Terutama yang terbuat dari WF dan H-beam. Caranya bagaimana?. Tahap-tahapnya seperti berikut:
1. Pertimbangan memilih besi siku
Selain letak pemasangan baut pada besi siku, penting Anda ketahui jenis balok yang akan disambung. Apakah sejenis dan beda ukuran. [Seperti contoh sambungan di atas]. Atau tidak sejenis, serta beda ukuran. Misal, balok induk terbuat dari H-Beam, tapi balok pembagi pakai WF.
Acuan untuk menentukan media penyambung adalah tebal web (t1) balok anak. Bukan balok Induk. Yakni ≥ t1. Balok anak dalam gambar adalah WF 350x175x7x11. (t1) = 7 mm. Itu sebabnya digunakan L 80x80x8 sebagai media penyambung. Mudah bukan?.
2. Ketentuan panjang besi penyambung
Setelah mengetahui dimensi besi siku. Selanjutnya adalah menentukan panjang. Hal ini sangat penting, karena berkaitan langsung dengan proses pemasangan. Kalau untuk kekuatan sambungan, tidak begitu berpengaruh. Asalkan jarak baut dari tepi, telah sesuai ketentuan. Caranya seperti berikut:
- Ketahui dulu berapa tebal flange (t2) balok induk.
- Kemudian tinggi (H) balok pembagi, Anda kurangi sebanyak ± 2x (t2). Pengurangan ini berlaku untuk bagian atas, dan bawah.
Contoh pada gambar diatas, balok induk adalah WF 500x200x10x16. (t2) = 16 mm. Maka dibuat pengurangan 30 milimeter. Karena pembulatan dari (2×16) = 32 milimeter. Maka dari itu, diketahui panjang besi siku menjadi (350-30-30) 290 milimeter. Sebagai media untuk menerapkan sambungan full baut.
3. Menentukan jumlah baut sambung pada balok induk dan balok anak
Jumlah dan diameter baut pada satu titik sambungan. Balok baja maupun komponen rangka baja yang lain, selalu melalui analisa perhitungan struktur. Dan harus dilakukan secara hari-hati. Hal tersebut guna menjamin kekuatan konstruksi. Supaya tidak terjadi hal-hal yang di inginkan.
Pada gambar diatas, jelas diketahui jumlah dan ukuran baut. Namun, belum tentu cocok diterapkan untuk proyek lain. Karena beban yang terjadi pada balok pasti berbeda. Maka dari itu, hanya dapat dijadikan sebagai acuan, atau model.
[Penutup] Ragam model sambungan baut pada konstruksi, dan fenomena yang terjadi
Sampai disini, teman-teman sudah mengetahui cara menerapkan menerapkan sambungan full baut kan?. Metode ini sangat bagus diterapkan pada kontruksi dak. Karena posisi balok baja datar, dan tidak tinggi. Hal tersebut memudahkan pembuatan lubang baut. Serta pemasangan balok baja.
Intinya. Sangat banyak model sambungan pada konstruksi baja. Apalagi zaman dulu, yang masih menggunakan paku keling. Tapi sekarang, sudah jauh beda. Paling favorit hanya 2, yakni sambungan baut dan las. Khusus sambungan baut, model-modelnya sudah bayak yang ditinggalkan. Termasuk yang Anda baca saat ini. Dan memilih cara yang lebih praktis.
Fenomena tersebut juga terjadi pada kolom baja. Banyak model sambungan yang sudah tidak dikenal. Apakah hal itu salah?. Dan, haruskan kita menyalahkan orang lan?. Sejatinya tidak. Sejauh tidak merugikan orang lain, dan lingkungan sekitar. Atas dasar hal tersebut pula, maka muncul ide menulis topik ini. Supaya teman-teman dapat menerapkan sambungan full baut pada balok baja.