Proses selanjutnya, setelah contoh material baja diserahkan kepada pemilik bangunan, atau pengawas bangunan. Adalah melaksanakan approval material konstruksi. Mekanisme yang tepat Anda temui disini. Sebagaimana yang telah kami praktekkan selama ini pada proyek baja.
Difinisi approval material dan tempat pelaksanaan
Approval material konstruksi adalah proses pemeriksaan terhadap dimensi, dan spesifikasi beberapa material konstruksi, yang di ajukan oleh kontraktor. Selanjutnya, untuk diberi persetujuan bahwa material tersebut beserta kelengkapan lainnya, layak digunakan untuk bahan bangunan. Sekaligus, sebagai isyarat pembelian material boleh dilakukan dengan segera.
Adapun tempat pelaksanaan approval, paling sering dilakukan di proyek. Tepatnya di kantor direksi keet. Yakni antara pengawas pekerjaan, dan pihak main kontraktor. Yang telah ditunjuk untuk melaksanakan suatu pekerjaan konstruksi. Melalui sebuah SPK, atau dokumen kontrak.
Namun demikian, approval material konstruksi juga sering terlaksana antara:
- Main kontraktor dengan suplier, distributor, atau toko bahan bangunan.
- Main kontraktor dengan sub kontraktor, atau pemborong perorangan.
Pada umumnya tempat pengajuan contoh material, maupun pelaksanaan approval adalah di kantor main kontraktor. Dalam hal ini, proses pengajuan dan approval material sifatnya internal. Artinya, belum jelas material tersebut ditujukan untuk proyek apa.
Tapi, Kalau approval material konstruksi dilakukan di lapangan. Sudah jelas bahwa material-material tersebut kelak akan digunakan untuk keperluan proyek itu. Maka dari itu, contoh material yang telah di ACC akan tetap tinggal di kantor direksi keet.
Mekanisme approval yang profesional
Approval material konstruksi merupakan aksi balasan yang dilakukan oleh pengawas proyek, terhadap contoh-contoh material yang telah diterima dari kontraktor. Oleh sebab itu, segala keperluan untuk proses approval, yang menyiapkan adalah pihak pengawas.
a. Menyiapkan form cek lis
Karena penggunaan material baja pada satu proyek jenisnya sangat banyak. Maka form cek material buat sendiri-sendiri. Artinya untuk 1 jenis baja profil, 1 lembar form cek lis. Berisi nama material, ukuran, serta spesifikasi yang lain. Antara lain merek produk, dan sertifikasi mutu.
Sementara itu, sebelum cek fisik material berlangsung. Anda harus menyiapkan dokumen, yang menjadi acuan untuk melakukan penilaian terhadap contoh material. Dan, upayakan jangan sampai double. Sebab, akan akan mengakibatkan perdebatan dengan pihak kontraktor.
Double maksudnya, bila terdapat 2 jenis dokumen proyek yang menjelasakan satu jenis material, tapi ternyata beda ukuran/spesifikasi. Misalnya dalam dokumen gambar, material gording tertulis menggunakan CNP 150x65x20x2,3 mm. Tetapi, di BoQ adalah CNP 150x50x20x3,2 mm. Jauh beda bukan?.
b. Pengukuran dimensi material baja
Alat yang digunakan untuk approval material konstruksi baja cukup 1, yakni jangka sorong digital. Alat ini berguna untuk mengukur dimensi material. Di saksikan oleh staf ahli dari kontraktor baja.
Tips melakukan pengukuran material baja, sebagai berikut:
- Pastikan personil yang turut menyaksikan pengukuran telah berada di tempat,
- Pastikan alat ukur bekerja dengan baik,
- Jangan melakukan pengukuran secara acak. Tapi, urut. Artinya, selesaikan dulu pengukuran material yang sejenis. Kemudian, ukur material yang lain.
- Setiap angka yang akan dicatat dalam form cek lis, harus berdasarkan fakta. Dan, di setujui oleh kontraktor.
c. Membuat BA cek lis material
Setalah semua material di cek, serta membedakan mana yang ACC dan mana yang tidak ACC. Selanjutnya Anda membuat BA (Berita Acara) approval material konstruksi. Yang mana daftar cek lis material tadi, adalah sebagai lampirannya.
Dokumen BA ini berisi penjelasan tentang tanggal, tempat, dan hasil pelaksanaan approval. Serta, personil yang turut melakukan, maupun menyaksikan proses approval. Hal tersebut berguna untuk menjamin keabsahan BA. Maka dari itu, masing-masing perwakilan peserta wajib membubuhkan tanda tangan.
Status material yang tidak ACC bagaimana?
Approval material disebut tidak berjalan lancar. Bilamana salah satu material ternyata tidak memenuhi kriteria. Hal tersebut berdampak pada:
1. Pengajuan ulang contoh material
Pengawas proyek pasti mengembalikan contoh material yang tidak sesuai spesifikasi. Serta, meminta kontraktor untuk mengajukan ulang contoh bahan, dengan material yang baru. Sampai material yang diminta belum mendapat persetujuan, maka hal tersebut akan berdampak pada poin berikut ini.
2. Penundaan pekerjaan konstruksi
Pelaksanaan pabrikasi baja umumnya boleh dimulai, jikalau seluruh material telah di setujui. Kalau ternyata masih ada material yang mengalami proses pengajuan ulang, maka Anda harus menunda pelaksanaan pabrikasi. Apakah hal tersebut tidak masalah?. Tentu. Anda telah rugi waktu.
Penundaan pelaksaan pekerjaan, akibat proses approval material konstruksi yang berulang. Membutuhkan waktu 3-4 hari. Sementara, time schedul tetap berjalan terus. Anda tahu kan, titik awal perhitungan jadwal pelaksanaan proyek konstruksi?. Yaitu sejak SPK Anda terima. Dengan demikian, Anda telah rugi waktu sekian hari. Atau, bahkan minggu.
[Penutup] Approval material untuk kepentingan siapa?
Pentingnya pengajuan contoh material yang benar, sebenarnya bertujuan untuk kelancaran pekerjaan. Semakin cepat Anda menyerahkan contoh material, maka proses approval bisa segera mulai.
Pun, bilamana semua ukuran/spesifikasi material telah sesuai. Maka, Anda dapat sesegera mungkin melaksanakan pekerjaan. Dimulai dengan belanja bahan, pabrikasi, dan terakhir pemasangan konstruksi. Singkatnya, 2 jenis aktivitas ini saling terkait. Serta, merupakan kewajiban setiap kontraktor baja.
Teknis pelaksaan approval material konstruksi ini, adalah berlaku bagi Anda yang bekerja sebagai pemborong, maupun pengawas proyek. Semoga bermanfaat.