Melanjutkan artikel sebelumnya. Telah membahas ragam jenis pintu menurut esensi, kegunaan, dan bahan yang digunakan. Kali ini masih dengan topik yang sama. Yakni pintu bangunan. Tapi, berdasarkan proses pembuatan, cara penggunaan, tampilan, serta nama yang menggunakan bahasa asing.
Sebelum itu, bagi teman-teman yang belum membaca artikel bagian pertama. Sebaiknya Anda baca lebih dulu. Kemudian lanjut pada bagian ke-2 ini. Supaya memahami keberadaan pintu pada sebuah bangunan. Tidak lain, dan tidak bisa disangkal oleh siapa pun. Adalah bersifat wajib.
Berdasarkan proses pembuatan
Pintu bangunan terbagi menjadi 2 macam, yaitu:
1. Buatan pabrik
Ciri khas:
- Finishing sangat bagus, dan rapih
- Presisi
- Memiliki merek dagang
- Desain pintu terbaru
- Menggunakan berbagai macam material
- Biaya pembuatan pintu, include dengan pemasangan.
- Relatif mahal.
2. Buatan manusia
Semua jenis-jenis pintu bangunan, sebenarnya dapat dikerjakan secara manual. Terlebih dengan kecanggihan teknologi saat ini. Selain ketersediaan alat. Para pekerja pun, telah mudah menemukan tempat-tempat pelatihan kerja. Serta, contoh-contoh desain pintu. Untuk dijadikan referensi.
Maka dari itu, hasilnya tidak kalah dengan buatan mesin. Justru unik. Misalnya, pintu kayu yang dilengkapi dengan ukiran tradisional. Hingga saat ini masih sangat di gemari. Terutama oleh masyarakat Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Ragam jenis pintu menurut cara penggunaan
Terdiri dari 3 yaitu:
a. Cara manual
Antara lain:
1. Sorong/sorong. Adalah sejenis dengan pintu sliding.
2. Ayun (mengayun). Atau sering disebut pintu swing.
3. Lipat. Juga sering disebut dengan pintu lipat.
4. Jungkit
5. Gulung
b. Hidrolis
Salah satu penggunaan mesin hidrolik, yang paling sering ditemui adalah pada pintu gerbang pabrik. Pun gedung, serta rumah tinggal. Khususnya untuk pintu bangunan yang berukuran besar.
Karena pintu sangat berat. Dan, tidak bisa dibuka secara manual. Maka, di perlukan alat bantu mesin tersebut. Sehingga bisa pintu bergerak dengan mudah, searah dengan rel pintu.
c. Pintu otomatis
Berbeda dengan sistem hidrolis. Pintu otomatis adalah suatu metode buka tutup pintu yang bekerja secara otomatis, setiap saat, serta tanpa membutuhkan alat kontrol (remot). Sebagaimana yang diterapkan pada pintu gerbang.
Jadi, perlu kami luruskan. Sebenarnya pintu gerbang yang menggunakan mesin hidrolis, belum tergolong pintu otomatis. Untuk membuktikan bahwa pintu hidrolik, berbeda dengan pintu otomatis sebenarnya sangat mudah. Yakni melalui study banding.
Mari bandingkan dengan pintu, yang sering kita temui pada bank, perkantoran, swalayan, hotel, dan sebagainya. Ketika kita mendekat, pintu tersebut langsung terbuka secara perlahan-lahan. Sementara yang menggerakkan pintu tersebut, sama sekali tidak terlihat. Ini baru namanya otomatis.
Selain berdasarkan mekanisme buka tutup pintu, juga dapat dibuktikan dari jenis bahan. Pintu otomatis cenderung terbuat dari material kaca. Sedangkan pintu hidrolis adalah menggunakan material besi.
Berdasarkan tampilan
Jenis-jenis pintu bangunan, juga bisa digolongkan berdasarkan tampilan akhir. Antara lain:
1. Gelap
Gelap disini mengandung 2 arti. Pertama, warna (bahan / finishing cat) pintu memang hitam. Atau, bahan yang digunakan untuk membuat pintu adalah material yang sangat padat (solid). Misalnya papan, plat baja, atu GRC.
2. Transparan (tembus pandang)
Ciri khas pintu ini adalah:
- Menggunakan bahan kaca bening, atau kaca reyben.
- Aktivitas di dalam bangunan kelihatan dari luar. Demikian pula sebaliknya.
- Selain tembus pandang, juga tembus cahaya.
3. Reflektif (one way vision)
Karena pintu tembus pandang dianggap kurang nyaman. Maka, material pintu diganti dengan kaca reflektif. Sehingga segala kegiatan yang berada di dalam bangunan tidak terlihat sama sekali. Bahkan, sinar matahari tidak bisa masuk.
Namun sebaliknya, orang yang berada di dalam banguan, bisa melihat ke luar. Sehingga, mengetahui apa yang terjadi di sekitar bangunan.
Aplikasi pintu bangunan seperti ini sering diterapkan pada kantor-kantor pemerintahan, perbankan, serta lembaga-lembaga keuangan lainnya. Yang mengutamakan privatisasi, dan keamanan dalam bangunan.
4. Pintu jeruji (jaring)
Ciri-ciri:
- Terbuat dari material kayu, atau besi beton. Menyerupai terali.
- Pemasangan pintu selalu berada di dalam bangunan.
- Fungsi pintu layaknya sebuah sekat. Antara 2 ruangan yang berbeda.
- Pintu umumnya terdiri dari 1 daun, dengan model bukaan ayun.
Nama-nama pintu yang berasal dari istilah asing
Keberagaman jenis-jenis pintu bangunan di Indonesia, juga terlihat dari istilah-istilah yang berasal dari bahasa asing (Inggris). Digunakan menjadi nama yang resmi untuk pintu. Makin lama, ternyata semakin populer. Terdiri dari 5 jenis. Berikut ciri-ciri pintu adalah:
a. Engineering door
Yakni sebuah pintu yang dirancang, dan dibuat dengan cara memadukan material terbarukan, dan teknologi rekayasa. Sehingga pintu sangat sempurna. Dari segi kualitas, bentuk permukaan, dimensi, maupun tampilan.
Ciri khas pintu ini adalah:
- Mayoritas warna coklat, dan turunannya. Seperti hitam, dan abu-abu.
- Daun pintu memiliki rongga. Alias kosong.
- Tampilan persis pintu kayu asli. Padahal rekayasa.
- Membuka pintu umumnya dilakukan dengan cara mengayun, dan sorong.
b. Folding gate
Terjemahan dalam bahasa Indonesia adalah melipat gerbang. Yang artinya sejenis pintu lipat. Namun, karena menggunakan kata gerbang. Berarti ukuran pintu sangat besar.
Itu, artinya pula bahwa folding gate, bukan hanya untuk di lewati oleh manusia. Tapi, benda-benda yang besar. Misalnya motor, gerobak dorong, dan mobil.
Jenis-jenis bahan dan teknis pemasangan pintu yang satu ini, sebelumnya juga telah kami ulas dalam artikel tersendiri. Silahkan Anda baca pada link ini.
Walau jenis-jenis pintu bangunan ini sangat banyak, namun sangat mudah di kenali. Yaitu dengan ciri-ciri berikut:
- Lipatan pintu secara vertikal,
- Lebar lipatan antara 20-60 cm
- Antara lipatan pintu terdapat bebera engsel
- Tel pintu ada di atas, dan bagian bawah.
- Membuka pintu dengan cara dorong.
c. Pintu honeycomb
Membaca nama pintu ini, pasti Anda teringat salah satu jenis baja profil bukan?. Tapi, keduanya tidak ada hubungannya loh. Kecuali, karena sama-sama material konstruksi bangunan. Pun, mengenai fungsi. Sangat jauh berbeda. 1 sebagai material struktural, sedangkan yang satu ini adalah pekerjaan arsitektural.
Pintu honeycom, atau sering di sebut pintu panel silent, adalah termasuk kategori pintu engineering (flush door). Yaitu suatu rekayasa untuk membuat pintu agar kedap suara. Dengan cara mengisi material khusus ke dalam rongga pintu.
Jadi, pintu honeycomb sebenarnya adalah model terbarukan dari type engineering door. Dimana tujuan pemasangannya adalah untuk ruangan-ruangan yang kedap suara. Contoh ruang kelas, studio musik, ruang ibadah, dan sebagainya.
d. Solid engineering wood
Rekayasa terhadap material pintu tidak berhenti pada 2 jenis pintu sebelumnya. Setelah sukses dengan pintu honeycomb. Kembali membuat solid engineering wood. Dalam terjemahan bahasa Indonesia adalah kayu rekayasa padat.
Yaitu teknik menciptakan agar panel kayu bisa menjadi padat, layaknya sebuah papan. Sehingga ketika digunakan sebagai bahan pintu. Maka, pintu tersebut jadi solid, serta kedap suara. Dengan demikian, Anda tidak perlu menambah material asing pada pintu bangunan.
e. Rolling door
Satu-satunya pintu dibuka dengan cara menggulung adalah rolling door. Ciri khas lainnya adalah:
- Terbuat dari aluminium, atau plat besi yang sangat tipis
- Memiliki lipatan yang kecil-kecil. Dengan lebar 5-7 cm.
- Setiap lipatan terhubung dengan sistem klip lock
- Arah lipatan adalah horizontal.
Menurut kondisi material
Pintu bangunan terbagi menjadi 2 macam, yakni:
1. Pintu baru
Adalah semua jenis pintu yang masih dalam kondisi baru, dan belum pernah dipakai. Material pintu ini umumnya di tempatkan pada area khusus. Selain itu, dengan kondisi tersusun rapih, serta terhindar dari panas dan hujan.
2. Pintu bekas
Yaitu satu, atau beberapa jenis pintu bekas bongkaran bangunan, dengan segala macam keberadaannya. Misalnya dalam kondisi masih bagus (layak pakai), rusak sedang, atau rusak parah. Pun, tidak bisa disangkal bahwa material tersebut pernah memiliki peran penting pada sebuah bangunan.
Berdasarkan gaya arsitektur pintu
Adalah terbagi menjadi 4 macam, yakni:
a. Pintu minimalis
Adalah suatu aliran desain pintu yang tidak menonjolkan satu unsur tertentu dalam tampilan pintu. Tapi, mengedepankan kesan praktis, dan fungsi yang maksimal.
Model pintu seperti ini banyak ditemui pada hunian. Antara lain, rumah tinggal type 60 ke bawah, kos-kosan, serta penginapan dan kamar hotel.
Ciri-ciri pintu minimalis adalah:
- Menggunakan material yang murah, dan mudah diperoleh.
- Aksen garis vertikal/horizontal pada daun pintu terlihat sangat jelas.
- Selain tampilan garis tersebut, tidak ada tambahan ornamen lain.
b. Gaya modern
Pintu dengan gaya modern banyak diterapkan pada bangunan mewah. Seperti gedung publik, gudang pemerintahan, serta beberapa rumah tinggal. Yang mana rancangan bangunan-bangunan tersebut, juga dibuat dengan gaya arsitektur modern.
Ciri khasnya adalah: ukuran daun pintu besar, tebal, serta menggunakan material kayu berkualitas. Selain itu, soal fungsi. Umumnya jenis pintu ini diterapkan pada tempat-tempat tertentu. Yaitu sebagai akses masuk utama bangunan.
Jadi, dari segi penempatan. Pintu bangunan minimalis lebih unggul, karena cocok digunakan dimana saja. Sebagai pintu utama, maupun pintu di dalam ruangan. Sementara pintu modern, kurang pantas. Sebab tidak efisien.
c. Gaya tradisional
Yaitu semua pintu yang terdapat pada bangunan-bangunan tradisional. Umumnya terpasang menjadi satu kesatuan dengan gaya arsitektur bangunan itu sendiri. Tapi, bisa juga pada unit pintu itu saja.
Salah satunya telah disinggung sebelumnya, yakni pintu ukir. Selain pintu yang berasal dari suku Jawa tersebut, pun banyak jenis pintu yang memiliki karakteristik kearifan lokal. Contoh, pintu bangunan rumah adat Bali, rumah adat Batak, Minang, Toraja dan sebagainya.
d. Gaya kontemporer
Adalah gaya pintu yang menyesuaikan keadaan tertentu pada saat pemasangan. Misalnya karena sifat bangunan adalah darurat. Maka, bentuk maupun bahan yang digunakan untuk pintu bangunan, terkesan apa adanya.
Contoh lain adalah karena faktor eksternal. Misalnya ketersediaan bahan. Seharusnya tidak pantas sebagai material pintu, akhirnya terpaksa digunakan. Sebab pilihan lain tidak ada. Kondisi seperti ini sering ditemui di pedalaman.
Manfaat memahami jenis-jenis pintu
20 jenis pintu bangunan sebagaimana dijelaskan di atas. Semoga bisa menambah wawasan teman-teman sekalian. Bila ditambah dengan ragam jenis pintu yang terdapat pada artikel bagian 1. Totalnya menjadi 44 macam. Banyak sekali bukan?. Kira-kira mau pakai yang mana?.
Peluang yang Anda dapatkan dari pembacaan tulisan ini, ada 4:
- Hanya menambah ilmu pengetahuan,
- Ingin beli pintu untuk keperluan bangunan sendiri
- Beli pintu untuk keperluan proyek, atau
- Jual beli pintu.