Sebagai material konstruksi atap, besi siku dan besi pipa hampir seimbang. Seimbang dalam hal fungsi, kekuatan konstruksi, maupun proses pelaksanaan pekerjaan. 3 hal ini menjadi topik pembahasan kali ini. Tujuannya apa?.
Sama halnya dengan kuda-kuda WF, dan Kastela yang telah dibahas pada artikel bagian pertama. Kala menentukan material rangka atap, apakah terbuat dari besi siku, atau besi pipa. Membutuhkan pertimbangan yang matang. Jadi, bukan sekedar karena suka dengan material tertentu. Atau, dari aspek estetika saja. Melainkan, berdasarkan 3 faktor berikut.
Fungsi konstruksi besi
Manfaat material besi siku, atau sering di singkat dengan besi L, pada konstruksi bangunan harus di akui jauh lebih banyak di banding besi pipa. Dan, boleh disebut besi L adalah sebagai material serba guna. Hal tersebut juga terbukti ketika digunakan sebagai material untuk konstruksi atap.
Sisi lain. Pipa merupakan material yang terbaik untuk membuat rangka atap lengkung. Bahkan, boleh disebut tanpa batas bentangan. Untuk diketahui saja, konstruksi kuda-kuda lengkung, dengan bahan pipa besi, pernah kami buat hingga bentang 120,0 meter. Kaitannya dengan besi siku apa?.
Tidak mau kalah. Besi L juga bisa loh digunakan untuk membuat rangka atap lengkung!. Cara kerjanya sama dengan material pipa. Yakni melalui proses bending. Serta sistem sambungan las.
Oleh sebab itu, besi siku mampu mengimbangi material besi pipa dalam hal lebar bentangan. Namun dibalik itu, besi L memiliki kelemahan, yaitu:
- Implementasi material digunakan secara rangkap. Artinya setiap rangka terdiri dari 2 batang siku. Yang mana terkenal dengan istilah siku double.
- Akibat penggunaan material siku yang harus rangkap, maka tonase rangka atap siku jauh lebih besar dibanding rangka atap pipa.
Ketahanan konstruksi besi L dan pipa
Dari segi kekuatan, antara material besi siku dan pipa, kala digunakan sebagai konstruksi atap. Sebenarnya tidak bisa ukur dari bentuk rangka batang. Atau, hanya berdasarkan lebar bentangan kuda-kuda.
Tapi, harus berdasarkan perhitungan analisis. Pun, dengan satu syarat. Yakni konstruksi atap sama. Misalnya bentang 40 meter, serta menggunakan penutup atap galvalum 0,40. Dengan demikian, diketahui dengan pasti material mana yang mampu menahan beban, serta kemampuan sampai berapa.
Pula, dapat dilakukan melalui pengamatan visual. Hanya metode ini merupakan taksiran kasar. Akan tetapi, hasil pengamatan tidak jauh meleset. Misalnya, untuk konstruksi atap lengkung bentang 15,0 meter.
Bila, terbuat dari besi pipa, maka rangka kuda-kuda bagian atas cukup menggunakan pipa Ø2″x3,6 mm. Yang mana berat satuan material tersebut adalah 5,09 kg/m.
Namun, jikalau menggunakan material besi siku. Batang atas kuda-kuda minimal 2L 5×5 (double). Yang berarti berat material adalah: 2 x 3,75 kg
= 7,50 kg/m. Silahkan bandingkan berat kedua material tersebut.
Lebih ringan besi pipa bukan?. Dengan selisih sekitar 32%. Kaitannya dengan ketahanan konstruksi apa?. Artinya, untuk menyamai kekuatan konstruksi pipa besi, Anda harus rela menambah bobot/tonase material besi siku.
Dengan demikian, serta merta dapat kesimpulan. Bila mengacu pada tonase konstruksi yang telah ditetapkan. Misal 50 ton. Kemudian Anda mengaplikasikan dengan 2 alternatif material. Maka, dipastikan material pipa jauh lebih kokoh, dibanding besi siku.
Metode pelaksanaan pekerjaan konstruksi
Selain melalui proses bending, sebagaimana telah disinggung di atas. Dalam hal pelaksanaan pekerjaa kedua material ini sama-sama memiliki kekurangan. Oleh sebab itu, jangan buru-buru memutuskan menggunakan salah satu material.
Masih dengan contoh kasus yang sama. Misalnya membuat rangka kuda-kuda lengkung. Kekurangan besi pipa antara lain:
1. Proses pemotongan material memakan waktu yang lama
Hal tersebut disebabkan karena penyesuaian bentuk permukaan material pipa. Supaya, ketika dirangkai bisa menyatu dengan sempurna. Lalu, mudah untuk melakukan pengelasan. Oleh sebab itu, otomatis membutuhkan upah tukang, serta biaya alat yang tinggi.
Pun, hingga saat ini pemotongan pipa dengan gerinda potong, hanya bisa dilakukan untuk posisi lurus. Sementara, dengan posisi serong hasilnya kurang bagus. Oleh sebab itu, tetap pakai alat manual. Yaitu dengan nyala api. Atau, blender potong. Hal ini pula yang mengakibatkan pekerjaan menjadi lama.
2. Pengelasan pipa relatif lambat
Benar. Dibanding mengelas material baja yang datar. Mengelas besi pipa sangat sulit, karena harus dilakukan mengelilingi material pipa. Selain itu, oleh tukang las yang spesialis, dan bersertifikat khusus. Yaitu las pipa.
Sedangkan kelemahan besi siku, kala digunakan untuk membuat kuda-kuda lengkung hanya 1. Yakni pada saat pelaksanaan bending. Harus Anda lakukan 2 kali. Sebab, semua material yang digunakan adalah kelipatan 2. Alias double. Oleh sebab itu, terkenal dengan sebutan double siku.
[Penutup] Pilih besi siku atau pipa?
Sejauh ini, penggunaan material besi pipa memang jauh lebih banyak, dibanding besi siku. Khususnya untuk membuat konstruksi kuda-kuda melengkung. Hal tersebut didukung pula oleh tampilan konstruksi pipa yang minimalis.
Tapi, pada kasus yang lain. Misalnya untuk membuat balok baja gabungan. Tentu besi L lebih unggul. Dari segi keuatan, maupun kemampuan balok untuk menahan beban. Bahkan hingga saat ini, balok baja belum pernah terjadi terbuat dari material besi pipa.
Singkatnya, tidak ada salah satu jenis material baja yang mendominasi satu fungsi konstruksi. Bahakan, baja WF sendiri yang paling populer saat ini. Memang paling banyak digunakan untuk bahan kuda-kuda. Tapi, hal itu tidak mutlak. Sebab, hanya cocok untuk bentang 45,0 meter kebawah. Selebihnya, Anda harus mencari alternatif material baja yang lain.