Desain rumah splilt level dapat dibedakan menurut letak bangunan. Terdiri dari 2 macam. Yaitu bangunan yang berada diatas tapak yang datar, dan diatas tapak yang miring. Salah satu contoh adalah seperti terlihat pada gambar ini.
Supaya Anda tidak terlanjur membangun, dan akhirnya tidak puas, atau bahkan menyesal. Karena berbagai hal diluar perkiraan. Ketahui dulu kelebihan dan kekurangan rumah tinggal split level. Masing-masing ada 5. Sehingga, kalau di jumlah adalah sebanyak 10 macam.
Kelebihan rumah tinggal model split level
Desain rumah split level, atau bisa juga disebut rumah tinggal berundak, atau rumah tingkat tidak teratur, dibanding rumah tinggal bertingkat biasa. Memiliki beberapa kelebihan, yaitu:
1. Fungsi ruang sangat maksimal
Secara umum hubungan antara ruangan dalam sebuah bangunan ada 2, yakni tegak lurus, dan horizontal. Tegak lurus artinya menghubungkan antara 2 ruangan yang beda tinggi. Sedangkan berupa garis horizontal maksudnya adalah hubungan antara ruangan yang berada pada level/elevasi yang sama.
Sementara itu, khusus desain rumah split level terdapat hubungan ruang secara diagonal. Yaitu 2 ruangan yang berada elevasi yang berbeda, tetapi terhubung hanya melalui sebuah tangga. Yang mana posisi tangga tersebut adalah miring, atau boleh disebut berupa garis diagonal.
Oleh sebab itu fungsi ruangan pada rumah split level pasti maksimal. Sebab untuk menjangkau ruangan tidak hanya mengandalkan 2 macam akses. Tapi, 3. Yaitu horizontal, vertikal dan diagonal. Seperti terlihat pada diagram di bawah.
2. Pemakaian lahan efektif dan efisien
Khusus Anda yang memiliki lahan yang sempit. Membangun desain rumah split level adalah ide yang paling tepat. Sebab hanya dengan desain seperti ini kebutuhan ruangan dapat terpenuhi dengan baik. Oleh sebab itu saya sebut efektif. Meskipun lahan terbatas, tapi tidak menjadi kendala untuk memiliki rumah idaman.
Sementara bangunan rumah yang berdiri diatas tapak yang miring. Dan, dibangun dengan model split level. Jauh lebih murah dibanding rumah bertingkat seperti pada umumnya. Sebab Anda harus membuat talud penahan tanah lebih dulu. Lalu, menimbun dengan tanah padas. Maka tapak tersebut jadi rata. Dan, terakhir melakukan pembangunan.
Namun, hal tersebut tidak perlu Anda lakukan, jika desain rumah split level. Tapi, hanya melakukan perataan tanah. Dan, bisa melaksanakan pembangunan rumah. Oleh sebab itu sangat efisien. Terutama soal biaya.
Membuat talud penahan tanah membutuhkan biaya yang sangat besar. Demikian juga menimbun, memadatkan, dan meratakan tanah. Selain itu, juga butuh waktu yang panjang. Agar tanah benar-benar padat. Maka dari itu, bila kondisi tanah miring, solusi yang terbaik adalah split level.
3. Desain minimalis
Sebab lahan terbatas, dan/atau berada pada daerah yang tidak datar. Maka material yang cocok untuk konstruksi bangunan adalah yang ringan. Seperti alumunium, uPVC, baja ringan, panel GRC, dan sebagainya. Oleh sebab itu desain rumah jadi minimalis.
Pemakaian material-material demikian, pula sangat bagus pada sistem struktur bangunan. Selain tidak berat, pula proses pelaksanaan pekerjaan struktur semakin cepat. Dan, hemat.
Jadi, tujuan desain rumah minimalis, dan split level sebenarnya bukan hanya untuk estetika. Tapi, untuk memastikan konstruksi bangunan kokoh, serta tidak membutuhkan anggaran biaya yang besar. Oleh sebab itu harus desain rumah harus di tangani oleh arsitek profesional.
4. Penerangan dalam rumah relatif sedikit
Mengingat pemakaian lahan yang dilakukan secara maksimal, otomatis kebutuhan lampu penerangan dalam rumah jadi sedikit. Oleh sebab itu biaya pemakaian listrik jadi hemat. Beda dengan ruangan/rumah yang besar. Pasti membutuhkan penerangan yang besar pula.
Selain itu, penerangan dapat dilakukan untuk 2 atau 3 ruangan sekaligus. Karena ruangan dalam bangunan split level umumnya tidak segaris, (tegak lurus), tapi menyamping. Alias berupa garis diagonal. Sehingga dipastikan biaya biaya pemasangan, maupun operasional lampu menjadi hemat.
5. Split level dapat diterapkan untuk segalal jenis bangunan
Split level tidak hanya cocok untuk rumah tinggal. Tapi, untuk segala jenis bangunan gedung. Asal tempat tersebut layak, serta tidak melanggar peraturan. Misalnya tidak berada di bantaran sungai, atau tidak menempati tanah pemerintah. Dan, sebagainya.
Kelemahan rumah tinggal split level
Sisi lain desain rumah split level, juga terdapat kelemahan. Oleh sebab itu, pertimbangkan lebih dulu secara seksama apakah Anda akan memilih desain ini, atau desain seperti biasa. Antara lain:
1. Desain plafon relatif rendah
Hal ini disebabkan ruangan berada pada ketinggian yang berbeda-beda. Dan, dalam posisi terhuyung-huyung. Sehingga, tinggi plafon juga antara ruangan yang satu dengan yang lain tidak sama. Bahkan, relatif lebih rendah dibanding desain rumah yang biasa.
Dampaknya, interior rumah jadi terasa sempit, dan sesak. Sehingga kurang cocok untuk keluarga besar. Tapi, khusus keluarga muda. Terdiri dari 3-4 orang anggota keluarga saja.
2. Biaya struktur bangunan mahal
Struktur desain rumah split level menjadi banyak karena elevasi lantai trap. Oleh sebab itu pemasangan balok struktur juga harus trap. Menyesuaikan elevasi lantai rumah. Jadi, seharusnya cukup 1, tapi harus menjadi 2 buah,.atau lebih.
Nah, karena balok struktur banyak, otomatis tiang kolom berukuran besar. Agar mampu menopang balok, dan struktur bangunan yang lainnya. Akhirnya berimbas pada biaya. Khusus biaya struktur dipastikan lebih mahal dibanding struktur bangunan desain biasa.
3. Kekuatan bangunan kurang
Khusus bangunan yang berada di tapak yang miring. Sangat rentan terhadap longsor, dan gempa. Oleh sebab itu, struktur bangunan harus ekstra kuat. Misalnya dengan menggunakan pondasi sistem pancang, serta talud penahan tanah dari bahan beton bertulang.
Nah, hal ini kembali berimbas pada anggaran. Satu sisi Anda harus memastikan bangunan kokoh, tapi sisi yang lain Anda wajib menyediakan dana yang besar. Kalau tidak, kekuatan bangunan dipertaruhkan.
4. Kenyamanan harus ekstra
Khusus lansia dan anak-anak, desain rumah split level kurang nyaman. Sebab akses utama dalam ruangan adalah tangga. Padahal tangga kurang nyaman bagi anak-anak dan lansia. Selain rawan gelincir, juga disebabkan oleh trap tangga terlalu tinggi. Sehingga sulit melangkah.
Maka dari itu, sebaiknya jangan mengandalkan tangga saja. Tapi, menggunakan Lift. Agar semua ruang/lantai mudah, dan dapat terjangkau oleh semua kalangan. Hemm, ending-nya kepada dana juga kan?.
5. Sistem drainase dan instalasi pipa air kotor rumit
Kembali pada split level yang berada di lahan yang miring. Otomatis semua pembuangan (air bekas, dan kotor/limbah) ke arah yang lebih rendah. Artinya Anda harus menyiapkan saluran dan drainase hanya pada satu sisi. Yaitu di depan, atau belakang bangunan.
Sistem drainase tersebut kurang bagus untuk maintenance. Selain membutuhkan biaya yang besar, hasil yang Anda peroleh juga kurang maksimal. Contoh menguras saptik tank. Karena posisi di belakang, dan lebih rendah dari jalan. Otomatis proses menyedot tinja tidak maksimal. Akhirnya tidak bersih.
Begitu juga instalasi pipa air kotor. Dari closet depan hingga ke belakang. Karena terlalu panjang, maka rawan tersumbat. Akhirnya toilet Anda jadi bau. Dan, masih banyak lagi kelemahan desain rumah split level. Terkait instalasi pipa, dan drainase.
Kesimpulan
1. Jikalau memang tidak ada solusi lain. Desain split level adalah satu-satunya cara yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan bangunan, sekaligus sebagai langkah efisiensi anggaran biaya.
2. Desain split level pada tapak yang datar, dan miring memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri. Bahkan tidak layak dibandingkan apel to aple.
3. Lebar desain rumah split level yang ideal adalah 6-8 meter. Lebih, atau kurang dari itu, dipastikan makin banyak kelemahan dan kekurangannya.
4. Tapak yang miring ke depan adalah yang paling bagus untuk desain split level. Dibanding tapak yang miring ke belakang.
5. Arah bangunan yang bagus untuk model split level adalah menghadap ke Timur. Kalau tidak ke Barat juga, tidak masalah. Untuk memudahkan sirkulasi cahaya alami.