Rumah tingkat adalah sebuah hunian yang sengaja dibangun secara vertikal pada tapak yang datar, dengan jumlah lantai lebih dari 1. Contoh bangunan bagi kita pasti sudah tidak asing. Tapi, apakah Anda tahu perbedaannya dengan desain split level?. Agar tidak penasaran, silahkan baca sampai selesai.
Sepintas dari luar memang terlihat sama. Antara bangunan bertingkat biasa. Saya sebut demikian untuk membedakan dengan bangunan split level. Karena dua-duanya sama-sama bertingkat. Tapi, kalau Anda masuk ke dalam bangunan baru terlihat jelas perbedaannya. Cukup banyak dan siginifikan. Namun, diluar itu semua kedua bangunan juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Sebelumnya pembahasan mengenai hal tersebut telah ada. Yakni dalam sebuah artikel yang tertaut ini.
[Bagian 1] Perbedaan rumah tingkat pada umumnya dan split level
Berikut saya rangkum berdasarkan pengamatan dan pengalaman saya ketika membuat desain rumah tinggal bertingkat dan desain rumah split level. Bagian pertama, perbedaan terlihat pada 3 hal berikut ini, yaitu:
1. Persiapan lahan
Lahan yang hendak digunakan untuk membangun rumah tinggal bertingkat sebagaimana umumnya. Sebenarnya tidak memiliki syarat khusus. Misalnya harus datar, luas, atau berada di tempat strategis. Sebab acuan untuk menentukan desain rumah bukan kontur, atau kondisi lahan.
Tapi, murni sesuai keinginan sang pemilik. Dalam hal ini wajib diwakili oleh jasa arsitek, agar desain bangunan bagus. Oleh sebab itu, seperti apapun lahan yang Anda miliki saat ini. Di tangan arsitek, pasti layak untuk bangunan rumah tingkat.
Kasusnya berbeda dengan rumah split level. Ide desain muncul karena menyesuaikan kondisi tapak, dan kebutuhan. Jadi, boleh disebut kebebasan untuk membuat desain bangunan telah berkurang. Sebab sudah terpancang dengan bentuk/letak tapak.
Letak tapak artinya disini ada 2 kemungkinan. Sempit, atau miring. Dua-duanya memiliki kelemahan dan kelebihan. Oleh sebab itu, ketika hendak membuat desain bangunan split level. Lahan harus benar-benar di persiapkan. Antara lain:
– Menentukan titik elevasi lantai dasar
– Tinggi/jarak antara lantai,
– Sistem buangan/saluran pipa, dan drainase
2. Proses dan biaya desain rumah
Biaya jasa desain rumah split level umumnya lebih mahal dibanding rumah tinggal bertingkat yang biasa. Mengapa?, sebab lebih rumit. Dan, membutuhkan waktu yang lama.
Proses desain split level. Misal, bangunan berada pada tapak yang miring. Berarti harus menentukan elevasi tapak lebih dulu. Kemudian, melakukan desain tata letak ruang. Pada setiap elevasi/lantai. Lalu, proses desain struktur dan arsitektur bangunan.
Proses penentuan elevasi tapak pada rumah tingkat yang biasa, sangat praktis. Anda cukup mengukur ketinggian jalan. Lalu, menentukan lantai bangunan naik berapa sentimeter. Elevasi tersebut lah yang menjadi acuan untuk semua lantai pada bangunan tersebut.
Oleh sebab itu, ketinggian lantai selalu sama. Beda dengan desain split level. Tidak ada jaminan tinggi lantai sama rata. Sebab, ketentuan akan hal itu adalah pada kontur, dan proses pemerataan tanah yang Anda lakukan. Dengan demikian, Anda mengetahui elevasi tapak yang hendak Anda bangun.
3. Proses konstruksi
Jikalau luas lantai secara keseluruhan sama. Jelas membangun rumah tingkat split level lebih lama. Serta, membutuhkan biaya, material, alat dan tenaga kerja yang lebih banyak. Sebab ketinggian lantai berbeda-beda. Dan, struktur bangunan lebih kompleks, akibat posisi lantai yang berbeda-beda tersebut.
Rumah tinggal biasa relatif mudah. Karena ukuran struktur bangunan umumnya sama. Misalnya pondasi. Pasti menggunakan jenis, dan ukuran yang sama. Demikian pula tiang kolom, dan balok. Sebaiknya menggunakan material yang sama. Beton bertulang, atau struktur baja. Oleh sebab itu proses konstruksi jadi mudah.
Hal yang sama pula terjadi pada saat desain bangunan. Split level memiliki struktur bangunan yang beragam. Sehingga memakan waktu yang lama. Terutama saat melakukan analisis kekuatan. Guna menentukan dimensi bahan, maupun ukuran struktur.
Singkatnya, makan banyak struktur bangunan yang harus dibuat. Maka, proses desain maupun pelaksanaan bangunan semakin lama. Dalam hal ini, yang dimaksud adalah rumah tingkat split level. Oleh sebab itu, biaya desain dan biaya pelaksanaan pun lebih tinggi.
[Bagian 2] Perbedaan dari segi tampilan konstruksi rumah
Perbedaan dari tampilan konstruksi. Antara rumah tinggal bertingkat biasa, dengan rumah split level ada 4, yaitu:
1. Jumlah bidang lantai
Desain rumah split level tidak membatasi jumlah lantai yang bisa Anda buat. Selagi masih butuh ruangan. Untuk aktivitas keluarga. Silahkan. Anda leluasa menambah luas, maupun jumlah bidang lantai. Berada di tengah, di samping, dan belakang tidak boleh-boleh saja.
Disini kemudahan yang diperoleh membuat desain rumah tingkat split level. Walau tapak bangunan terasa sempit, atau berada pada lahan yang miring. Tapi soal kebutuhan ruang, Anda leluasa ber-ekspressi hingga terpenuhi.
Beda dengan rumah bertingkat model biasa. Umumnya jumlah lantai sudah dibatasi oleh pemilik. Misalnya hanya 2 lantai. Maka, seluruh kebutuhan ruang harus Anda tempatkan hanya pada jumlah lantai tersebut. Sehingga tata letak (denah) ruang harus benar-benar sempurna.
2. Elevasi lantai
Tinggi lantai pada rumah bertingkat standar adalah 3,0 sampai 4,0 meter. Tapi, bangunan split level bisa saja 1,5 meter, atau 2,0 meter. Menyesuaikan letak/denah lantai. Dengan catatan tidak mengganggu aktivitas yang berada dibawah lantai tersebut.
3. Jumlah tangga
Rumah tinggal bertingkat 1 misalnya, jumlah tangga adalah 1 buah. Tambah tangga darurat, atau tangga khusus pembantu rumah tangga. Umumnya adalah pakai tangga putar. Berarti 2 unit. Demikian selanjutnya, jika rumah tingkat 3. Jumlah tangga maksimal 4 unit.
Akan tetapi, jumlah tangga pada rumah split level sangat tidak terbatas. Sebab bidang lantai sangat banyak. Oleh sebab itu, tidak bisa dipastikan secara matematis berapa kebutuhan tangga untuk bangunan split level. Kecuali desain bangunan telah selesai dibuat.
4. Ukuran ruang (luas bangunan)
Sesuai tujuan awal membuat bangunan split level, yaitu memaksimalkan tapak demi keperluan ruang. Oleh sebab itu, besaran ruang pada umumnya dibawah ukuran standar. Namun, karena bidang lantai sangat banyak. Belum tentu bangunan tingkat lebih luas. Dibanding split level.
Oleh sebab itu, untuk mengetahui luas total bangunan. Anda harus memiliki gambar denah. Bangunan split level, maupun bangunan tingkat yang biasa. Dengan demikian, diketahui perbedaan luas bangunan terletak bagian mana. Apakah area publik, privat, atau service.
[Penutup] Hubungan antara ruang dan sirkulasi kegiatan dalam rumah
Dan, dari organisasi ruang sebagaimana di gambarkan pada poin 4. Akan diketahui apakah rumah tingkat biasa lebih lengkap, atau split level. Pula, kaitannya dengan sirkulasi aktivitas para pengguna bangunan. Apakah lebih nyaman (praktis/aman) split level atau rumah bertingkat desain standar?.
Singkatnya perbedaan kedua bangunan ini semakin banyak, jika dikaji lebih dalam dari aspek tata letak ruang. Sementara 7 macam perbedaan yang saja jelaskan disini belum menyangkut tentang hal tersebut.
Pun demikian, sudah terlihat sangat jelas. Apa dampak, kelebihan, dan kekurangan masing-masing bangunan. Sehingga pembaca website ini mampu memilih desain yang tepat untuk tapak yang hendak di bangun.