Mengapa judul artikel ini kami sebut wajib?. Karena setiap saat kita mendapat manfaat, dan membutuhkan atap rumah. Mengapa demikian?. Sebab rumah adalah salah satu kebutuhan primer. Sehingga menjadi dambaan setiap orang, yang berada di kota maupun desa.
Dari segi konstruksi. Setiap bangunan gedung harus punya atap. Termasuk rumah tinggal. Supaya berfugsi secara baik, dan maksimal. Maka dari itu, kalau atap rumah belum ada, pasti bangunan tersebut belum selesai. Sehingga tidak layak huni.
Difinisi atap dan manfaat
Atap rumah adalah salah satu konstruksi bangunan rumah yang terdiri dari 1 bidang, atau lebih. Terpasang pada ketinggian tertentu lengkap dengan rangka, serta komponen-komponen penutup atap. Seperti nok, jurai, talang dan lisplang.
Sebelum kita bahas mengenai fungsi atap. Kaitannya dengan rumah. Sebagaimana kami jelaskan pada artikel sebelumnya. Bahwa bangunan rumah ada beberapa macam. Nah karena jenis rumah beragam. Tentu fungsi penutup atapnya juga bermacam-macam. Contoh antara rumah tinggal, dan rumah makan.
Fungsi atap rumah tinggal adalah untuk memberi kenyamanan, dan keamanan bagi orang yang tinggal di rumah tersebut. Misalnya dari panas matahari, hujan dan aksi pencurian. Selain itu, pula untuk menambah daya tarik agar rumah jadi cantik, elegan, atau mewah.
Sedikit berbeda dengan rumah makan. Manfaat atap lebih luas. Sebab di rasakan oleh lebih banyak orang. Bukan saja oleh pemilik bangunan. Tapi termasuk pegawai, maupun pelanggan rumah makan. Jadi sifatnya bukan privat, tapi publik.
Ragam desain dan bentuk-bentuk atap
Bentuk atap rumah di Indonesia sangat beragam. Hal itu disebabkan oleh luasnya wilayah Nusantara, serta banyaknya suku dan etnis. Oleh sebab itu bicara soal desain atap, harus kita kelompokkan menjadi 2 bagian. Pertama, menurut aliran arsitektur bangunan secara keseluruhan. Dan, menurut bentuk atap itu sendiri.
Macam-macam desain
Terbagi lagi menjadi 3 kelompok, antara lain: 1]. Aliran tradisional, 2]. Kontemporer, dan 3]. Modern. Penjelasan masing-masing kelompok aliran sebagai berikut.
1. Atap rumah tradisional
Adalah gaya atap yang hanya terdapat pada suatu daerah tertentu. Misalnya di Samosir, Sumatera Utara. Terdapat rumah adat Batak dengan ciri khas bangunan/atap yang tidak di temui di daerah lain.
Contoh lain adalah rumah Joglo di Pulau Jawa. Gaya atap sangat khas. Pula, secara tidak langsung adalah sebagai ikon bagi suku Jawa. Bahwa gaya bangunan tersebut adalah berasal (milik) orang Jawa. Dan masih banyak lagi.
Contoh-contoh desain atap rumah tradisional juga banyak di luar negeri. Uniknya tidak satu pun yang menyerupai. Baik yang di dalam negeri, maupun yang di luar negeri. Masing-masing memiliki kharakteristik yang berbeda-beda. Oleh sebab itu sangat di pertahankan hingga saat ini.
2. Penutup atap kontemporer
Artinya bentuk atap yang dipengaruhi oleh perkembangan teknologi di dunia Barat. Hal ini ditandai dengan berakhirnya Perang Dunia II. Lalu, serta merta membuka kesempatan bagi semua orang menunjukkan teknologi yang ditemukan. Termasuk dalam bidang konstruksi atap rumah.
Era ini, bentuk atap yang baru banyak bermunculan. Dibarengi dengan desain banguan, serta jenis material yang jauh berbeda dari desain bangunan-bangunan sebelumnya. Fenomena tersebut pun menyebar ke seluruh penjuru dunia. Tidak terkecuali ke Indonesia beberapa waktu berselang.
Singkatnya, pada masa ini di Indonesia tidak ada bentuk atap rumah yang spesifik. Namun dipercaya adalah asal muasal dari bentuk atap modern. Sebagaimana kita lihat pada bangunan-bangunan di perkotaan saat ini. Contoh desain atap modern adalah seperti pada gambar di bawah paragraf 1.
3. Atap modern
Desain atap era modern mulai familiar sejak tahun 1.600-an. Perkembangan konstruksi atap pada saat itu di dominasi oleh modern klasik. Yaitu bentuk atap yang memadukan antara unsur klasik yang indentik dengan kesan elegan, dan mewah. Dengan unsur modern yang identik dengan kesan simple.
Adapun unsur klasik yang di adopsi pada saat itu adalah desain bangunan kerajaan. Sementara unsur modern diambil (melanjutkan) dari desain bangunan-bangunan kontemporer.
Fase selanjutnya. Karena desain klasik modern dianggap boros. Maka muncul desain atap modern minimalis. Gaya ini lah yang bertahan hingga saat ini. Sangat di sukai karena sangat lebih hemat dan praktis.
Bentuk-bentuk atap yang populer di Indonesi
Secara umum dan paling familiar ada 5 macam, yaitu: Datar, Pelana, Lengkung, Limas, Joglo, dan Kubah. Selain 5 macam ini ada pula yang berbentuk kerucut, dan atap gergaji. Namun sifatnya terbatas. Karena hanya berada pada daerah tertentu.
Khusus atap rumah tinggal. Paling banyak di gemari adalah atap pelana. Gaya atap ini tersebar di seluruh pelosok tanah air. Karena mudah di aplikasikan dengan bahan atap jenis apapun. Baik yang terbuat dari material alam, misalnya rumbia. Maupun atap modern, seperti genteng dan atap metal.
Beda dengan 4 jenis bentuk atap lainnya. Misalnya atap lengkung. Bentuk atap ini sangat jarang digunakan. Apalagi untuk rumah tinggal. Karena tidak cocok. Pula, karena pertimbangan jenis bahan penutup atap. Untuk atap lengkung paling cocok atap metal, dan atap PVC atau yang sejenis.
Sifat-sifat penutup atap
Berdarkan jenis bahan, maupun cara pemasangan atap. Sifat-sifat atap ada 3 macam, yaitu: 1]. Permanen, 2]. Transparan dan 3]. Atap sistem buka tutup.
Atap permanen artinya penutup atas bangunan yang terpasang secara permanen dan terbuat dari bahan yang kokoh dan solid. Misalnya galvalum, cor beton, genteng beton, dan sebagainya. Pula disebut permanen karena jangka waktu yang lama, atap rumah tersebut tidak akan dibongkar (ganti).
Sementara itu, atap transparan adalah penutup bangunan bagian atas yang terbuat dari bahan tembus pandang. Seperti kaca, dan atap fibber glass. Bahan atap ini umumnya digunakan untuk tujuan pencahayaan di dalam bangunan. Sehingga hemat listrik.
Adapun atap sistem buka tutup adalah satu gaya konstruksi atap yang bisa di buka, dan di tutup kembali dengan cara manual, atau dengan bantuk mesin khusus. Contoh atap sepeti ini banyak diterapkan pada stadion olah raga. Khususnya lapangan sepak bola di Eropa. Jadi bukan sebagai atap rumah.
[Penutup] Perbedaan atap dengan rangka atap
Melengkapi pengetahuan Anda tentang materi ini. Penting kami jelaskan sekalian disini mengenai perbedaan atap, dan rangka/konstruksi atap. Dari berbagai aspek adalah sebagai berikut:
1. Pemasangan atap selalu berada paling atas dari sebuah bangunan. Sedangkan rangka adalah penopang yang berada dibawahnya. Oleh sebab itu pemasangan atap selalu belakangan. Yaitu setelah rangka terpasang dengan baik, dan benar.
2. Material atap pada umumnya berupa barang jadi. Artinya siap pasang. Sementara rangka atap adalah konstruksi bangunan yang harus dikerjakan lebih dulu di lapangan, atau di woskhop. Agar bisa berguna sebagaimana yang di harapkan.
3. Tenaga kerja rangka atap tidak boleh merangkap jadi tukang (pasang) atap. Demikian juga sebaliknya. Karena spesifikasi kedua pekerjaan ini sangat jauh berbeda.
4. Biaya pemasangan atap rumah, dan bangunan-bangunan gedung lainnya pada umumnya jauh lebih murah dibanding biaya pemasangan rangka atap.
5. Tidak semua penutup atap membutuhkan rangka. Tapi, sebaliknya. Pemasangan rangka atap dipastikan adalah untuk (memudahkan) pemasangan atap bangunan.