Sukses tidaknya pelaksanaan gambar kerja baja, adalah tergantung pada orang yang bertanggungjawab di bagian pabrikasi. Siapa bagian pabrikasi itu?. Tentu orang dari pihak kontraktor baja. Namun, bertugas secara khusus untuk membuat konstruksi, dengan menggunakan beberapa material baja profil.
Bagaimana caranya agar benar-benar sukses?. Dan, apa kriteria bahwa pelaksanaan gambar kerja telah sukses?. Jawabnya akan Anda temui dalam artikel ini. Kunci pertama, jangan pernah menyerahkan tugas pengawasan pabrikasi kepada orang yang tidak pengalaman. Apalagi yang mengaku-ngaku berpengalaman.
Pengertian dan jangka waktu pelaksanaan
Pelaksanaan gambar kerja baja artinya serangkaian proses pengerjaan material baja, yang akan digunakan untuk bahan konstruksi bangunan. Dengan mengacu pada sebuah dokumen gambar bagunan, yang bernama gambar kerja (shop drawing).
Adapun jangka waktu pelaksanaan pekerjaan ini adalah tergantung besar kecilnya tonase konstruksi. Pula, dipengaruhi oleh kesiapan 3 hal berikut, yaitu:
1. Tempat untuk melaksanakan fabrikasi
Apakah memadai atau bukan!. Jika Anda punya lahan yang luas, akan lebih baik. Daripada memiliki tempat sempit, tapi material konstruksi yang akan di pabrikasi ternyata berukuran besar. Jelas, tidak memenuhi syarat keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja. Pula, tidak mendukung kelancaran proses pabrikasi.
Paling tidak lahan yang Anda miliki, agar bisa melaksanakan pabrikasi dengan leluasa. Adalah 1,5 – 2x lipat panjang material baja profil. Dalam hal ini tentu acuannya adalah material paling panjang. Yakni baja WF, atau H-beam. Yakni 18,0 – 24,0 meter persegi.
Untuk kondisi tertentu. Misalnya material baja yang akan Anda pabrikasi adalah berukuran kecil. Seperti WF 200 ke bawah. Maka, lahan 15×15 meter masih cukup. Tapi, posisi material dibuat agak serong. Supaya tidak terlalu mepet pagar. Dan, pekerja bisa leluasa melaksanakan fabrikasi.
2. Kesiapan alat kerja baja
Faktor kedua yang mempengaruhi pelaksanaan gambar kerja baja adalah alat. Kalau lengkap dan semua siap pakai. Atau, dalam kondisi prima. Dipastikan proses fabrikasi akan berjalan lancar. Dan, cepat selesai.
Sebaliknya, bila salah satu alat kerja tidak ada. Atau, katakanlah “rewel”. Maka, hal tersebut secara langsung akan mempengaruhi seluruh proses fabrikasi baja. Ending-nya adalah waktu pelaksanaan pabrikasi molor.
Contoh pada saat membuat kolom baja kastela. Ternyata mesin las rusak. Tentu proses pengelasan berhenti dulu. Hingga alat bisa digunakan kembali. Atau, Anda mendatangkan alat pengganti. Selama itu pula pekerjaan lain akan tertunda.
Masih soal pengelasan. Sebagaimana kita ketahui untuk membuat kolom baja kastela. Membutuhkan las yang banyak. Yakni untuk memasang plat landas, stiffners, plat tutup lubang baja kastela, serta plat tutup kolom.
Maka, jika alat las trouble. Bukan saja pelaksanaan gambar kerja baja yang terhenti. Tapi, termasuk proses pengerjaan komponen konstruksi baja. Sampai yang terkecil (mikro). Oleh sebab itu, alat kerja penting Anda persiapkan sebelum mulai fabrikasi.
3. Sumber daya manusia
Disini sengaja saya sebut SDM (Sumber Daya Manusia), karena pelaksanaan gambar kerja baja melibatkan banyak pihak. Dari jajaran paling tinggi adalah engineer. Kemudian, pengawas, mandor/bas borong, hingga terendah. Yaitu tukang konstruksi baja.
Secara serentak pihak-pihak ini bekerja sama. Demi terlaksananya fabrikasi dengan benar, dan tepat waktu. Selaku engineer tugas utamanya adalah memeriksa gambar kerja, serta menghitung kebutuhan material.
Sementara itu, pengawas bertugas untuk memastikan proses pabrikasi berjalan lancar, dan sesuai dengan metode kerja yang sudah ditetapkan. Dalam hal ini penting dibedakan jenis konstruksi.
Misalnya rangka atap baja untuk rumah tinggal. Tentu metode kerjanya berbeda dengan konstruksi gudang. Nah, tugas pengawas adalah mengawal tahap demi tahap proses pabrikasi. Bekerjasama dengan mandor, atau bas borong. Jikalau sistem kerja pabrikasi memang Anda terapkan secara borongan.
Kelengkapan gambar kerja pabrikasi
Unsur lain yang sangat diperlukan, pada saat pelaksanaan gambar kerja ada 2, yaitu 1]. Mal ukur baja, dan 2]. Daftar potong material. Disini tidak perlu menjelaskan ulang tentang mal ukur. Sebab, sebelumnya telah dibahas dalam artikel ini. Silahkan Anda baca.
Daftar potong material adalah uraian jenis, dan ukuran, maupun jumlah material yang akan dipotong oleh tukang. Pula terdapat diameter, serta jarak lubang baut yang ada pada material tersebut. Jikalau, nantinya pemasangan material menggunakan sistem baut mur.
Umumnya daftar potong material dibuat dalam satu lembar kertas ukuran A4, atau kertas A3. Dalam hal ini acuan kertas yang digunakan adalah menyesuaikan ukuran kertas gambar kerja. Contoh, bila gambar kerja menggunakan kerta A4. Maka, daftar potong material juga menggunakan ukuran tersebut.
Prinsip dasar gambar kerja dan penyalah gunaan
Tidak hanya pada saat fabrikasi. Pelaksanaan gambar kerja baja sebenarnya juga berlangsung pada saat ereksen konstruksi baja. 2 jenis pekerjaan berbeda. Namun gambar kerja yang digunakan adalah sama. Dan, bersifat wajib atau mutlak.
Artinya, harus Anda terapkan 100%. Demi terjaganya kualitas konstruksi, serta untuk menghindari pembengkakan biaya. Oleh sebab itu pula, praktik penyalah gunaan gambar kerja baja, harus Anda hindari.
Contoh-contoh pelaksanaan gambar kerja yang salah. Dan, tidak pantas di tiru adalah:
- Mengurangi dimensi material. Misal baja WF 200 menjadi WF 198.
- Memperkecil ukuran baut mur. Contoh, dalam gambar adalah baut 19 mm. Dirubah menjadi 16. Tidak boleh!.
Singkatnya, sejauh mana Anda bisa mempertahankan komitmen, untuk tidak merubah sedikit pun, apa yang tertera dalam gambar kerja. Dan, menerapkannya dengan benar. Berarti, Anda sudah sukses melakukan fabrikasi baja.
Sebab, tanda-tanda suksesnya pelaksanaan gambar kerja baja adalah terlihat dari proses fabrikasi. Tahap kedua, adalah pada saat ereksen. Mengenai 2 hal ini, bisa Anda baca dalam blog website ini. Silahkan hunting melalui mesin pencari. Semoga bermanfaat.
Tanda-tanda pelaksanaan gambar kerja telah sukses
Jelas hanya bisa Anda buktikan pada saat pemasangan konstruksi. Jikalau pemasangan mudah dilakukan. Dalam arti setiap sambungan rangka baja tepat. Maka hal itu pertanda bahwa fabrikasi berjalan dengan benar. Begitu juga soal kekuatan konstruksi. Apakah mampu memikul beban sesuai dengan yang telah direncanakan. Sebanarnya hanya bisa dibuktikan secara langsung pada saat konstruksi telah berdiri, dan terpasang seluruhnya.
Namun demikian, pada saat pelaksanaan fabrikasi juga bisa Anda ketahui. Yakni dengan cara uji laboratorium. Antara lain terhadap kualitas sambungan las, material baut mur, dan kuat tarik baja. Bilamana hasil tes menyatakan bahwa semuanya berkualitas bagus. Otomatis pelaksanaan gambar kerja baja akan lebih mudah, dan besar kemungkinan sukses.