Bagi sebagian besar orang tidak suka berhitung. Walau sebatas menjumlah atau pengurangan. Tapi sebagian orang, ada juga yang gemar berhitung. Bahkan sampai perkalian, bagi-bagi hingga bilangan-bilangan scientific. Posisi manakan Anda saat ini?. Apakah orang yang teliti berhitung?. Atau jangan-jangan sebaliknya!. Harapan penulis, semoga yang gemar berhitung.
Gemar berhitung bukan karena bakat dan bukan berarti orang yang pelit
Bagaimana supaya orang bisa teliti?. Caranya mudah. Yakni latihan. Dan terus latihan. Setelah sering latihan, maka Anda akan terbiasa. Kalau sudah terbiasa, berarti masuk dalam kategori ahli. Kalau seorang ahli otomatis menguasai segala teknik hitung-menghitung. Tidak sulit bukan?. Jadi sepengetahuan kami, orang yang teliti berhitung bukan karena memiliki bakat khsusus. Atau lebih dikenal dengan istilah talenta. Melainkan, murni karena telah terlatih.
1. Menjadi orang yang terlatih harus melalui proses
Prosesnya bisa lama, bisa pula cepat. Tergantung kemauan orang yang bersangkutan. Misalnya, kemauan untuk menambah pengetahuan. Melalui pendidikan resmi, atau bisa juga melalui pengalaman. Serta kemauan untuk menerima tantangan. Menghadapi kondisi yang mendesak. Atau, dengan sendirinya melakukan inovasi untuk memperoleh hal-hal yang baru.
Banyak media yang dapat Anda gunakan untuk latihan berhitung. Contoh, menghitung luas permukaan baja. Caranya dapat Anda temukan dalam artikel ini. Bilamana sudah mahir. Coba latihan lagi dengan metode yang baru. Misalnya menghitung material dinding bata, atap galvalum dan sebaginya. Dan masih banyak metode lain, yang bisa dijadikan bahan pelatihan. Bukan saja bidang konstruksi bangunan.
2. Teliti tidak sama dengan pelit
Untuk membuktikannya dapat kita lakukan dengan logika sederhana. Orang yang teliti berhitung diharapkan bagi banyak orang, serta bisa mendatangkan keuntungan yang tak terhingga. Misalnya dalam hal pengajaran untuk generasi-generasi muda. Agar cerdas menimbang, menilai, memutuskan (mencari jalan keluar) suatu permasalah. Maka dari itu, sejauh sepengetahuan kami, teliti merupakan sifat yang baik dan pantas di teladani.
Sedangkan orang yang pelit adalah sebaliknya. Tidak memiliki banyak teman. Dan tidak disukai banyak orang. Pelit merupakan salah satu sifat buruk yang dimiliki seseorang, karena tidak mau berbagi dengan sesama. Bukan saja dalam materi, orang pelit selalu mementingkan diri sendiri dengan segala sesuatu yang ada padanya. Sehingga untuk meminta bantuan dari orang lain, pun sangat jarang.
Ciri-ciri orang yang cermat
Orang yang teliti berhitung boleh disamakan dengan cermat. Ciri-cirinya adalah:
- Tidak buru-buru. Namun tetap tepat waktu.
- Tidak asal ngomong. Kalau ngomong berdasarkan fakta.
- Lebih suka mendengar, daripada di dengar.
- Sering dimintai pendapat
- Penampilan rapih.
- Kreatif
- Berwibawa
- Tidak mudah emosi.
Selanjutnya, coba Anda bandingkan dengan orang pelit. Apakah tanda-tanda ini ada padanya?. Tentu tidak bukan?. Oleh sebab itu, antara teliti dan pelit jauh berbeda.
Faktor lain yang mempengaruhi seseorang menjadi teliti
Adalah kondisi atau kondisi. Disadari atau tidak, menghitung membutuhkan banyak energi. Karena energi mengikuti apa yang kita pikirkan. Dan akhirnya cepat lelah. Oleh sebab itu, banyak yang menghindar. Walau sebenarnya termasuk orang yang teliti berhitung.
Tapi, tatkala kondisi telah memaksa. Maka orang yang masih amatir pun, bisa saja mampu berhitung secara tepat. Contoh konkritnya adalah dalam bidang pekerjaan bangunan. Banyak pemborong yang sukses, tapi tidak memiliki pendidikan dibidang bangunan. Bahkan, tak sedikit yang hanya lulusan SLTA. Toh, mampu menghitung untung-ruginya borongan.
[Contoh kasus tentang ketelitian orang bangunan] Tips dan resiko
Orang bangunan artinya sekelompok orang yang melakukan kegiatan sehari-hari dibidang konstruksi bangunan. Seperti buruh/tukang bangunan, serta profesi-profesi lain yang berkaitan dengan proyek bangunan. Seperti arsitek, insinyur, atau seorang direktur disebuah perusahaan kontraktor. Semuanya adalah tergolong orang yang teliti berhitung.
Contoh kasus kali ini, kita ambil satu bidang pekerjaan bangunan saja. Yaitu menghitung luas material. Sebagaimana telah dipraktikkan oleh orang-orang bangunan. Dan terbukti sangat bermanfaat, serta mendatangkan keuntungan.
a. Tips menghitung luas baja profil agar hasilnya akurat
Selain menguasai rumus. Tipsnya seperti berikut:
- Lakukan perhitungan mulai dari profil yang berukuran paling besar. Persis seperti yang di ajarkan di sekolah. Ketika sedang ujian. Sang guru selalu menyarakan agar menjawab soal-soal yang mudah dulu.
- Jangan melakukan perhitungan secara acak. Misalnya, ketika menghitung luas permukaan kolom baja. Berarti semua komponen yang terpasang kolom tersebut, harus Anda hitung. Baru pindah ke item yang lain.
- Perhitungan selanjutnya adalah memilih item yang berhubungan dengan tiang kolom. Misalnya balok dak, bracing kolom, regel, konsol dan kuda-kuda. Nah, di antara item-item ini yang menjadi prioritas utama adalah kembali pada tips nomor 1. Yakni konstruksi yang paling besar. Kira-kira apa ayo!?.
- Jangan abaikan profil baja yang berukuran kecil dan sedikit. Seperti stiffners, rib baut, sepatu gording dan sebagainya. Semua wajib dihitung satu per satu. Sekalipun prosesnya lama dan jelimet.
- Periksa ulang hasil perhitungan dari awal hingga akhir. Guna menghindari terjadinya kesalahan. Hal tersebut kerap terjadi pada item pekerjaan yang besar/banyak. Pula pada item yang kecil, kalau bukan orang yang teliti berhitung.
b. Resiko salah hitung bisa rugi, bisa untung
Masih dengan contoh kasus yang sama. Jikalau perhitungan tidak akurat, ada 2 kemungkinan resiko yang harus Anda hadapi, Yakni rugi atau untung.
– Rugi waktu dan materi
Bilamana luas permukaan material baja lebih sedikit dari yang seharusnya. Maka dipastikan biaya pengecatan baja juga lebih sedikit dari anggaran yang seharusnya. Dengan demikian, otomatis pemborong akan rugi waktu dan materi.
Bagi pemborong, kata rugi merupakan sebuah momok yang sangat menakutkan. Dan harus dihindari. Untuk itu, berbagai macam upaya harus dilakukan. Agar tidak sampai terjadi. Salah satunya, dengan menunjuk orang yang teliti berhitung. Menghitung luas permukaan baja, menyusun anggaran biaya. Bahkan sampai pada pengawasan pekerjaan.
– Untung mendadak
Terjadi karena biaya yang dihitung ternyata lebih. Penyebabnya bisa secara sengaja dan ada pula tanpa sengaja. Kesalahan hitung menjadi lebih daripada yang seharusnya. Adalah sebagai bukti bahwa yang melakukan perhitungan belum mahir. Hal ini sering dianggap sebagai faktor keberuntungan. Walaupun faktanya, di sisi lain ada pihak yang dirugikan.
Sedangkan, terjadinya kesalahan hitung dengan cara sengaja adalah permainan kotor (tidak profesional). Dari orang-orang yang sudah ahli. Sebaiknya hal ini jangan dicontoh. Sebab pemberi pekerjaan harus membayar lebih dari yang seharusnya. Anda untung, tapi pemberi pekerjaan rugi. Itu tidak fair. Sifat orang yang teliti berhitung bukan demikian.
Keuntungan memiliki keahlian berhitung bagi orang bangunan dan peluang yang diperoleh
Mahir berhitung memberi kepuasan terhadap diri sendiri, disukai semua orang serta dicari banyak orang. Banyak orang yang rela membayar mahal, untuk memperoleh sebuah hitungan. Selain konsultan bangunan, contoh yang lain adalah konsultan pajak. Banyak badan usaha yang mengandalkan jasa ini. Mulai dari perorangan, CV hingga PT. Itu karena tidak memiliki man power yang mumpuni dibidang tersebut.
Selain konsultan pajak, banyak biro jasa yang bergerak dibidang hitung-menghitung. Dibidang konstruksi bangunan sendiri item pekerjaan yang bisa Anda hitung sangat banyak. Dan hal itu menjadi peluang bagi Anda untuk memperoleh pemasukan. Antara lain:
- Perhitungan struktur bangunan,
- Menghitung anggaran biaya (RAB),
- Menyusun RAP proyek,
- Menghitung progres pekerjaan
- Membuat time shedulle, dan sebaginya
Sementara itu, dalam hal membuat gambar pun tidak terlepas dari proses berhitung. Misalnya, untuk menyesuaikan antara skala dengan kertas gambar. Konversi ukuran dari meter ke milimeter. Oleh sebab itu, orang bangunan harus cerdas. Dan menjadi orang yang teliti berhitung. Sama pentingnya dengan memiliki pengetahuan dasar tentang material.