Kasus baru yang saya temui akhir-akhir ini adalah terkait pemasangan balok dan kuda-kuda baja WF. Yang mengakibatkan tiang kolom tidak tegak lurus. Ternyata disebabkan oleh pengurangan panjang potong pada kedua konstruksi tersebut.
Seharusnya pemotongan material baja dilakukan sesuai dengan hasil perhitungan panjang material. Sebagaimana telah saya jelaskan dalam tautan ini. Tapi, oleh beberapa pekerja konstruksi baja, ternyata dikurangi lagi antara 3 – 5 mm. Mengapa demikian?.
Pengertian dan kaitannya dengan daftar potong
Panjang potong material baja artinya satu ukuran yang diperoleh berdasarkan hitungan matematis, dan ditetapkan sebagai dasar melakukan pemotongan pada material baja profil yang sejenis.
Sejenis maksudnya adalah material baja yang se-ukuran, dan digunakan untuk fungsi yang sama. Contoh sebagai balok induk bentang 6,0 meter. Serta, sama-sama terbuat dari WF 300×150.
Atau, sebagai kuda-kuda pada bentangan 20,0 meter. Dimana material yang digunakan adalah sama-sama WF 250×125. Maka dipastikan ukuran potong kedua komponen konstruksi tersebut adalah sama.
Kaitannya dengan jumlah material baja yang hendak kita potong untuk membuat satu konstruksi. Material yang sejenis tentu sangat banyak, dan dengan ukuran yang sama persis. Oleh sebab itu, harus kita buat kode khusus pada material. Dan, di kumpulkan dalam satu tabel, yang bernama daftar potong.
Daftar potong dibuat bertujuan untuk me-minimalisir kesalahan potong, sekaligus untuk memudahkan tukang melakukan pabrikasi di workshop baja. Sebab selain jenis material, daftar potong material juga berisi: – Kode,
– Panjang potong
– Jumlah potong material.
Dengan demikian boleh kita ambil satu kesimpulan. Daftar potong material adalah sekumpulan ukuran-ukuran, kode, dan jumlah material yang digunakan sebagai acuan untuk melakukan pabrikasi dan pemasangan konstruksi baja.
Ternyata ini tujuan melakukan pengurangan panjang material
Setelah melakukan investigasi kepada tukang yang melakukan pabrikasi pada sebuah proyek konstruksi gudang. Saya menemukan 2 alasan tukang kerap melakukan pengurangan panjang material, yaitu:
1. Pembulatan ukuran
Contoh panjang real balok WF seharusnya adalah 6.126 milimeter. Tapi, oleh tukang di genapkan menjadi 6,12 cm. Jadi, terjadi pengurangan panjang material WF sebesar 6 mm. Mengapa bisa terjadi demikian?. Jawabnya ada 3:
– Kurang familiar dengan satuan ukuran milimeter,
– Ceroboh dan anggap remeh
– Kurang pengawasan.
Seharusnya setiap ukuran panjang potong material baja tidak boleh dirubah. Sekalipun hanya 1 mm. Supaya tiang kolom bisa lot (tegak lurus).
Tidak hanya itu. Efek domino akibat pengurangan panjang material adalah pada panjang bangunan secara keseluruhan.
Contoh, sebuah dak baja panjang 120,0 meter. Dimana setiap 6,0 meter terdapat tiang kolom. Berarti sepanjang bangunan tersebut terdapat 20 buah balok baja. Lalu, jika setiap balok Anda kurangi 6 mm. Berarti total pengurangan panjang dak baja berapa?. 120 mm bukan?.
2. [Dalih] Untuk memudahkan pemasangan
Alasan kedua melakukan pengurangan panjang potong material baja. Yang tidak masuk akal dan boleh Anda tiru. Yakni dalih untuk memudahkan pemasangan (ereksen).
Harus diakui memang adakalanya balok baja terpasang pada posisi yang sangat rumit. Semisal ditengah-tengah 2 buah kolom WF. Seperti terlihat pada gambar dibawah ini.
Namun demikian tidak berarti kita harus melakukan pengurangan pada panjang bahan. Sebab hal itu dapat mengakibatkan kegagalan konstruksi, dan secara tidak langsung telah melanggar aturan dalam RKS bangunan.
Dari segi biaya. Pengurangan panjang material dalam jumlah komponen yang banyak, dapat mengakibatkan tonase konstruksi baja berkurang. Sehingga merugikan pihak owner, atau pemberi pekerjaan. Sementara pihak diuntungkan akan praktik tersebut adalah kontraktor baja.
Maka dari itu, pantas kita pertanyakan motivasi orang mengurangi panjang potong material besi. Apakah murni karena tidak paham cara memasang konstruksi baja?. Atau, jangan-jangan karena niat terselubung!. Yaitu untuk memperoleh keuntungan yang besar. Jika demikian, tentu sudah sangat parah mindset si-Pekerja. Karena secara materi dan material yang dirugikan adalah owner/pemberi kerja.
Fakta mengenai pemotongan baja konstruksi
Seperti telah saya bahas dalam artikel sebelumnya. Bahwa tanpa kita kurangi sedikit pun panjang baja konstruksi, sebenarnya telah terjadi pengurangan secara alami. Yakni akibat proses pemotongan material menggunakan gerinda, atau blender potong.
Dalam hal memotong baja WF misalnya. Alat yang digunakan pada umumnya adalah blender potong. Nah, tebal nyala api pada alat tersebut adalah 2-3 mm.
Berarti, ketika kita mengukur material sesuai daftar potong. Sebenarnya material tersebut telah berkurang dengan sendirinya akibat nyala api blender potong. Berkurang berapa?. Yakni 2 – 3 mm.
Jadi, sangat tidak dibenarkan mengurangi panjang potong material baja. Sekalipun dengan dalih untuk memudahkan proses pemasangan kelak.
Sebab, jikalau ukuran material Anda kurangi di awal. Maka sesungguhnya pengurangan panjang material tersebut akan terjadi 2x. Dan hal itu akan berakibat fatal pada konstruksi bangunan.
Terakhir. Cukuplah pengurangan panjang material baja konstruksi terjadi oleh karena kita menggunakan alat potong. Jadi, jangan ditambah lagi. Sekian.