Estetika Penataan Ruang Yang Terbaik Pada Arsitektur [Part 1 of 2]

Estetika penataan ruang dilakukan untuk menganalisa dan meneliti komposisi bentuk dari suatu ruang agar memperoleh kualitas keindahan yang terbaik. Komposisi bentuk tersebut dipengaruhi oleh banyak unsur dan elemen-elemen yang terdapat pada ruang. Sehingga diperlukan sebuah konsep yang benar sebelum melakukan analisa dan penelitian.

Perlu dipahami pula, estetika tidak hanya diperlukan pada satu atau dua penataan ruang saja. Tetapi terhadap kesatuan ruang yang tercipta pada sebuah arsitektur. Serta unsur-unsur lain yang berhubungan langsung atau tidak langsung pada arsitektur tersebut. Misalnya halaman, pagar, jalan, saluran dan sebagainya.

Estetika Penataan Ruang Yang Terbaik Pada Arsitektur Bangunan Menurut Arsitek Mula-mula

Oh iya perlu penulis beritahu lebih dulu, karena pembahasan ini sangat condong pada teori. Dalam teori pengertian arsitektur adalah sama dengan bangunan. Jadi, dalam bacaan ini mungkin Anda akan lebih sering menemukan kata arsitektur dibanding bangunan. Sebenarnya pengertiannya sama.

Konsep dasar perancangan arsitektur menurut Vitruvius dan tokoh lain

Konsep dasar dibuat sebagai role mode sekaligus rambu-rambu bagi arsitek untuk melakukan analisa serta meneliti komposisi bentuk maupun ukuran dari suatu ruangan agar memperoleh estetika yang bagus.

Namun demikian karena setiap arsitek memiliki metode yang berbeda dalam menentukan konsep dasar, maka tingkat keindahan desain yang dibuat pun menjadi tidak sama antara arsitek yang satu dengan yang lain.

Uniknya lagi barometer yang dipakai untuk mengukur keindahan satu desain bangunan sebenarnya belum ada. Akhirnya sering muncul kritik dengan dasar asumsi pribadi. Seakan-akan estetika penataan ruang tidak diterapkan saat perancangan arsitektur.

Merujuk pada teori dasar “bapak arsitek” mula-mula, yaitu Vitruvius. Sebenarnya membuat konsep dasar perancangan arsitektur sangat mudah, yaitu melibatkan 4 unsur berikut: 1]. Susunan, 2]. Pengaturan ruang, 3]. Ritme dari tampilan elemen, serta 4]. Tingkat efisiensi biaya.

Selain Vitruvius sebenarnya masih banyak tokoh-tokoh arsitek terkenal yang memberi teori yang lebih luas mengenai arsitektur. Supaya memudahkan kita memahami konsep dasar perancangan. Paling dekat adalah Zevi (1992).

Zevi mengemukakan bahwa arsitektur adalah interpretasi dari banyak hal. Antara lain kebenaran, pergerakan, tekanan, vitalitas, adanya garis besar (tema), harmoni, keanggunan, luas, skala, keseimbangan, proporsi, penerangan dan bayangan, euritmik, solid dan void, simetri, ritme, volume massa, penekanan, karakter, kontras, penampilan, dan kesamaan.

Hemat penulis, paling mudah adalah menerapkan teori yang disampaikan oleh Vitruvius. Sebab makin sedikit acuan yang ditetapkan untuk membuat konsep dasar perancangan, maka semakin mudah mengaplikasikan nya untuk membuat desain arsitektur.

Atas dasar pendapat yang semakin banyak itu pula, mengingatkan kita masalah kritik arsitektur bukan saja dilakukan oleh orang awam. Tetapi oleh sesama kalangan arsitek sendiri. Akhirnya ada anggapan bahwa estetika penataan ruang boleh dilakukan sebebas-bebasnya. Tanpa atau dengan dasar sebuah konsep.

Unsur-unsur penataan ruang agar memiliki estetika yang tinggi

Berdasarkan 2 rujukan diatas, dan beberapa sumber yang diperoleh penulis. Diantaranya adalah buku berjudul Konsep Perancangan Arsitektur terbitan Tahun 2016 oleh Penerbit Erlangga. Menata ruang pada bangunan agar memiliki keindahan yang tinggi setidaknya dilakukan dengan memenuhi 4 unsur, yaitu:
1. Tata letak dan kesatuan ruang
2. Skala dan proporsi
3. Simetri dan keseimbangan
4. Ritme dan harmoni

Penjelasan masing-masing unsur ini sebagian akan Anda temui dalam halaman artikel ini. Sementara unsur-unsur yang lain ada dalam artikel bagian kedua. Artikel tersebut bisa Anda baca dengan cara klik tautan ini.

1. Tata letak letak dan kesatuan ruang

Tatanan ruang artinya suatu tindakan yang dilakukan untuk menciptakan sebuah ruang yang bermanfaat, menarik, dan cocok/selaras dengan benda-benda atau objek apapun yang ada sekitarnya.

Sementara tata letak ruang adalah tatanan dari berbagai macam bentuk, ukuran dan elevasi ruangan-ruangan yang terdapat pada satu bangunan, yang dapat menjadikan bangunan tersebut menarik dilihat dari dalam, maupun dari luar.

Jadi hubungan tatanan dan tata letak disini adalah antara tindakan dan hasil. Maka dari itu, agar estetika penataan ruang tercapai berarti konsep perencanaan harus Anda buat dengan bagus. Caranya adalah mengupayakan tata letak ruang yang menarik.

Pertanyaan, bagaimana kita dapat menilai kalau tata ruang yang kita buat sudah cantik?. Jawabannya adalah dari kesatuan ruang-ruang yang terdapat dalam bangunan tersebut.

Pengembangan teori perancangan arsitektur harus diakui selalu menuntut penggunaan konsep analisis prediksi penataan ruang bangunan yang integral. Meskipun pada pelaksanaan dapat dilakukan secara bertahap, misalnya dengan penambahan aksesori di beberapa tempat. Namun diharapkan tidak menyimpang dari konsep perancangan induk. Sehingga kesatuan (unity) ruang yang tertata tetap tercapai.

2. Proporsi ruang dan skala

Guna mewujudkan tatanan ruang yang menyatu dapat menggunakan konsep proporsi, dengan memberi keseimbangan pada komposisi elemen-elemen dengan skala.

a. Definisi dan esensi proporsi pada penataan ruang

Definisi proporsi dari suatu ruang berhubungan dengan tinggi, lebar dan panjang. Sedangkan khusus objek dua dimensi, seperti pintu dan jendela proporsi ditentukan oleh faktor tinggi dan lebar.

Kaitannya dengan arsitektur, definisi proporsi sedikit lebih kompleks. Karena berhubungan dengan bagian satu dan yang lain, dan menyatu secara keseluruhan.

Dari penjelasan diatas dapat kesimpulan bahwa sistem proporsi harus diterapkan pada bangunan secara keseluruhan, atau hanya sekelompok bagian bangunan.

Contoh proporsi pada suatu rumah tinggal adalah jendela yang ditempatkan di sebelah kanan dan kiri dengan bentuk dan dimensi yang sama. Sehingga dari keberadaan jendela yang simetri tersebut adalah bukti bahwa estetika penataan ruang terlaksana dengan baik.

b. Skala ruang dan kaitannya dengan proporsi

Unsur paling mendasar dalam perancangan arsitektur adalah skala dan proporsi. Skala dan proporsi pada sebuah ruang adalah tergantung perbandingan dari dimensi dan elemen-elemen yang ada pada ruangan tersebut. Misal pintu, jendela, kanopi, kolom struktur, dinding, lantai, plafond, hingga pelapis ruang tersebut.

Selain hal-hal internal tadi. Manusia juga termasuk dasar penentuan skala dan proporsi pada sebuah ruang. Kaitannya adalah untuk menentukan dimensi ruang, dimensi bukaan ruang dan letak bukaan itu sendiri.

Bukan hanya terhadap ruangan, tubuh manusia juga selalu dijadikan acuan menentukan skala dan proporsi bangunan dengan lingkungan. Misal ketika menentukan tinggi dan sudut kemiringan atap, trap tangga, tinggi pagar dan sebagainya.

c. Teori-teori tentang skala dan proporsi

Budaya dan letak geografis suatu daerah sangat berpengaruh besar pada kehadiran teori arsitektur. Dampak daripada itu, akan sulit menerapkan teori tersebut pada daerah yang berbeda, sekalipun tidak ada aturan yang melarang. Paling tidak akan menimbulkan berbagai macam kritik.

Maka dari itu, diakui atau tidak teori-teori tersebut berpengaruh secara langsung pada estetika penataan ruang. Mengingat adanya kebebasan ekspresi dalam menentukan konsep perancangan arsitektur.

Arsitektur Barat secara tegas melakukan dua pendekatan dalam menyusun elemen-elemen arsitektur. Yakni pendekatan dari ilmu pengetahuan yang diperoleh secara resmi, yaitu Sekolah Desain Klasik. Dan dengan cara mengadopsi desain-desain bangunan yang dianggap bagus dan pantas dijadikan pedoman.

Praktik kedua ini yang sering ditemukan berbagai negara, secara khusus di Indonesia. Terlebih lagi pada era digital saat ini. Dimana sangat mudah menemukan referensi desain di internet.

Namun menjadi pertanyaan, Apakah perancangan arsitektur cukup memenuhi kebutuhan ruang saja, atau perlu meninjau keberhasilan desain arsitektur dalam lingkup sosial dan budaya setempat?.

Butuh bantuan untuk Desain Arsitek dan Konstruksi baja? Ayo chat dengan kami!